Berita Karanganyar Terbaru
Kenapa Migor Curah di Karanganyar Sulit, Pengakuan Distributor : Sudah 8 Hari Tidak Dapat Barang
Usai minyak goreng kemasan, kini giliran minyak goreng curah bersubsidi di Kabupaten Karanganyar yang sulit dicari.
Penulis: Mardon Widiyanto | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Mardon Widiyanto
TRIBUNSOLO.COM, KARANGANYAR - Usai minyak goreng kemasan, kini giliran minyak goreng curah bersubsidi di Kabupaten Karanganyar sulit dicari.
Tak hanya di warung yang berada di pasaran, tetapi di pabrik pengemasan atau distributor seperti di PT Vinoli Niaga Indah juga tak ada barang.
Kepala Produksi PT Vinoli Niaga Indah Karanganyar, Mulyadi mangaku sudah 8 hari stok minyak curah kosong.
Hal ini dikatakannya saat ada sidak dari Satgas Mafia Pangan Polres Karanganyar yang dipimpin Wakapolres Karanganyar, Kompol Purbo Adjar Waskito.
"Sudah delapan hari kami ini tak dikirimi minyak goreng curah dari pabriknya di Semarang," kata dia kepada TribunSolo.com, Jum'at (25/3/2022).
Mulyadi mengatakan para pengecer berbondong-bondong datang dan membeli di pabriknya setelah pemerintah mencabut subsidi migor kemasan.
Kemudian ia menjelaskan gudang tersebut juga melayani pembelian di tempat serta menyalurkan ke pasar-pasar tradisional.
"Banyak mereka yang berdatangan ke sini untuk membeli minyak goreng kami, sedangkan stok kami terbatas," ungkap dia.
Baca juga: Daftar Harga Minyak Goreng di Alfamart, Indomaret, dan Indogrosir Solo Raya, Update 25 Maret 2022
Baca juga: Cerita Sunarni, Tempuh 25 Kilometer ke Kota Sragen Demi Minyak Goreng Curah: Harus Antre 5 Jam
Dia mengatakan mengaku memasang tulisan ‘Minyak Goreng Habis’ di pintu gerbang gudang.
Hal ini dilakukan karena pihaknya telah kehabisan stok minyak curah.
"Kami memberi informasi kepada pengecer bahwa stok migor curah di gudang, sudah habis " ucap Mulyadi.
Wakapolres Karanganyar Kompol Purbo Adjar Waskito mengatakan sidak Satgas Mafia Pangan menyasar distribusi migor curah dari hulu ke hilir.
Dalam sidaknya, ia mendapat fakta bahwa tidak ada penimbunan di tingkat distributor maupun pengecer dan terdapat kelangkaan karena permintaan tinggi namun pasokannya kurang lancar.
“Kami akan terus mengamati perkembangan pasar dan mencegah terjadi penimbunan,” aku dia.
Di Solo Juga Sulit
Pembeli minyak goreng curah di Kota Solo mulai menghadapi permasalahan.
Beberapa harus mengantre sedari pagi.
Bahkan di Pasar Legi, dijumpai adanya persyaratan. Dimana pembeli harus membeli 1 sak gula atau tepung untuk mendapatkan 1 jeriken minyak goreng curah isi 17 kilogram.
Saat dikonfirmasi hal itu, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka awalnya meminta awak media menghubungi Kepala Dinas Perdagangan Kota Solo, Heru Sunardi.
Baca juga: Cerita Sunarni, Tempuh 25 Kilometer ke Kota Sragen Demi Minyak Goreng Curah: Harus Antre 5 Jam
Baca juga: Heboh Beli Minyak Goreng Curah Bersyarat di Klaten, Dinas Ancam Sanksi: Nanti Bakal Kita Bina
"Ya sama Pak Heru ya," ujar Gibran, saat menghadiri peresmian Taman Rejeki Muara Sejahtera dan Pusat Wedangan Solo di Pasar Depok Solo, Kamis (24/3/2022).
Namun begitu mendapatkan cerita yang lebih mendetail dari awak media mengenai kondisi di lapangan, Gibran mengatakan akan melakukan pengecekan.
Dia juga berterima kasih karena ada masukan dan informasi semacam ini yang disampaikan kepadanya.
"Coba nanti tak lihat sik ya. Coba nanti tak anu (tanyakan) ke Disdag. Makasih ya masukannya. Nanti tak cek lagi ya," kata Gibran.
Baca juga: Viral Video Minyak Goreng Satu Kapal Tumpah ke Laut, Polri Ungkap Fakta Sebenarnya
Sebelumnya diberitakan, antrian panjang terlihat di Toko Nugroho di kawasan Pasar Legi Solo, Rabu (23/3/2022).
Mereka rela mengantre lama demi bisa membeli minyak goreng curah dengan harga Rp15.300 per liter.
Para pembeli sudah antri di toko tersebut sejak pagi. Pasalnya, di toko yang lain stok minyak goreng curah kosong.
Menurut mandor Toko Nugroho, Watik, antrian minyak goreng curah ini sudah terjadi sekira 1 bulan lalu.
"Kalau stok minyak goreng curahnya sedikit kita batasi, kalau stok banyak kita lebih longgar," katanya.
Biasanya, toko Nugroho mendapatkan pasokan minyak goreng dari distributor sekira 12 ribu liter per hari.
Baca juga: Daftar Harga Minyak Goreng di Indomaret dan Alfamart: Merek Ini Dijual Rp 20.500 per Liter
Namun angka tersebut tidak pasti, karena terkadang bisa lebih banyak, atau lebih sedikit, atau bahkan tak mendapatkan kiriman.
"Kita buka dari pukul 07.00, biasanya jam 16.00 sudah habis. Tapi pernah juga jam 14.00 sudah habis," ujarnya.
Kendati demikian, pembeli harus membeli 1 sak gula atau tepung untuk mendapatkan 1 jirigen minyak goreng curah isi 17 kilogram.
Hal ini dikeluhkan pembeli, karena tidak semua pembeli membutuhkan gula atau tepung.
Menurut salah satu pembeli asal Solo, Milta Aulia (25), harga gula dan tepung juga ikut naik.
Baca juga: Jeritan Pengusaha Kerupuk di Sragen soal Harga Minyak Goreng: Omzet Amblas 50 Persen, Laba Mepet
"Ini apa-apa juga naik. 1 sak gula dari Rp625 ribu menjadi Rp640 ribu. Sementara tepung beras dari Rp100 ribu jadi Rp106 ribu," kata dia.
Milta mengaku, sudah 1 bulan ini harus ikut mengantre untuk mendapatkan minyak goreng curah.
Dia rela antre minyak goreng untuk dijual lagi di toko klontong miliknya.
"Saya antri jam 07.00, dapat antrian nomor 40. Biasanya, saya datang jam 06.00 dapat antian nomor 1," ucapnya.
"Kemarin saya antri jam 10.00, tapi gak dapat nomor antrian, sudah kehabisan," ucapnya.
Baca juga: Jangankan Emak-emak, Mendag Lutfi Saja Bingung Tiba-tiba Minyak Goreng Melimpah Setelah HET Dicabut
Harga minya goreng curah ini dipasaran akan dijual lagi oleh pedagang seharga Rp16.500 hingga Rp17.000 per liter.
Milta berharap, pemerintah lebih memperhatikan rakyatnya yang kesulitan mendapatkan minyak goreng.
Sebab, naiknya harga minyak goreng ini dikhawatirkan akan memicu kenaikan bahan kebutuhan pokok lainnya. (*)