Tradisi Jembulan di Dusun Gabus Wetan Sragen : Digelar Turun Temurun, Wujud Syukur Atas Hasil Panen

Warga membuat 2 jembul, yang didirikan di tengah, dengan dikelilingi pagar yang terbuat dari daun kelapa dan pohon pisang.

TRIBUNSOLO.COM/Septiana Ayu
TRADISI JEMBULAN DI SRAGEN - Warga Dusun Gabus Wetan, Desa Gabus, Kecamatan Ngrampal, Kabupaten Sragen berebut jembul dari tradisi jembulan, Jumat (22/8/2025). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari

TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Tradisi jembulan di Dusun Gabus Wetan, Desa Gabus, Kecamatan Ngrampal, Kabupaten Sragen sudah digelar turun temurun.

Tradisi jembulan digelar warga, sebagai bentuk rasa syukur atas hasil panen yang melimpah.

Ya, tradisi tersebut biasanya memang digelar setiap tahun pasca panen.

Khusus di Dusun Gabus Wetan, tradisi jembulan dilaksanakan pada hari Jumat Legi pasca panen.

Dimana, warga sebelumnya akan menyiapkan jembul, yang dibuat dari pohon pisang sebagai penyangga, serta dipasang hiasan dari rautan bambu yang dibentuk menyerupai rerimbunan daun.

Baca juga: Sejarah Monumen Pers Nasional di Solo yang Bangunannya Bergaya Kolonial, Berdiri Tahun 1918

Pada jembul tersebut juga terdapat beberapa makanan, seperti kerupuk, pisang, bahkan ada uang kertas.

Warga membuat 2 jembul, yang didirikan di tengah, dengan dikelilingi pagar yang terbuat dari daun kelapa dan pohon pisang.

Warga membuat 2 jembul, yang didirikan di tengah
JEMBULAN - Warga membuat 2 jembul, yang didirikan di tengah, dengan dikelilingi pagar yang terbuat dari daun kelapa dan pohon pisang.

Dibawah jembul terdapat nasi terbungkus daun pisang yang dikumpulkan dari para warga.

Setelah didoakan, jembul tersebut menjadi rebutan warga.

Dan momen rebutan tersebut, menjadi momen yang dinanti-nantikan warga.

Entah anak kecil, emak-emak, bapak-bapak tanpa ragu saling berebut jembul, dengan wajah yang semringah.

Warga Dusun Gabus Wetan, Setyo Suparmin mengatakan jembul tersebut dibuat oleh warga sekitar sejak 2 hari yang lalu.

"Kenapa ada 2, sebagai simbol adanya 2 pohon ketapang yang ada disini, ini tradisi sudah dijalankan lama, sudah puluhan tahun," kata Setyo Suparmin kepada TribunSolo.com, Jumat (22/8/2025).

Baca juga: Profil Desa Trangsan: Sentra Rotan Tertua dan Terbesar di Jawa Tengah

Setyo berhasil mendapatkan beberapa jembulan, yang akan ia bawa pulang.

Sumber: TribunSolo.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved