Berita Karanganyar Terbaru
Seminggu Puasa, Ini Harga Sembako Karanganyar : Cabai Naik Rp 7 Ribu, Daging Sapi Rp 10 Ribu Per Kg
Memasuki pekan pertama bulan Ramadan, harga kebutuhan pokok di Kabupaten Karanganyar merangkak naik.
Penulis: Mardon Widiyanto | Editor: Asep Abdullah Rowi
Bahkan ada pedagang yang menjual harga Rp 24.000.
Nah, emak-emak di Sragen rupanya punya taktik menyiasati harga telur yang naik ini.
Sejumlah pembeli, memilih membeli telur yang sudah tidak utuh atau telur retak.
Hal tersebut diungkap oleh pedagang telur ayam di Pasar Bunder Sragen, Ratna,.
Ia mengatakan permintaan telur retak meningkat 50 persen.
"Karena harganya mulai naik, banyak yang memilih membeli telur retak, permintaan naik 50 persen sekarang ini," katanya kepada TribunSolo.com, Rabu (23/3/2022).
Biasanya peminat telur retak di kios Ratna hanya pembeli yang memiliki usaha pembuatan roti maupun kue.
Namun, saat ini ternyata yang membeli telur retak malah kebanyakan merupakan konsumen harian atau emak-emak.
"Kebanyakan konsumen harian yang sudah banyak pilih telur yang retak, kebanyakan sekarang yang beli bukan langganan saja, ibu-ibu rumah tangga banyak yang nyari," jelasnya.
"Sebelumnya pas harga murah ya peminatnya tidak sebanyak ini," tambahnya.
Hal itu dikarenakan, jika dibandingkan membeli telur utuh, emak-emak dapat menghemat uang belanja Rp 2.000 hingga Rp 3.000.
Tak hanya menghemat pengeluaran, jumlah telur yang didapatkan lebih banyak.
"Kalau sekilo yang utuh biasanya dapat 16 sampai 17 biji, kalau yang sudah retak karena terkadang isinya sudah tumpah bisa mendapatkan hingga 20 biji," terangnya.
Dalam sehari, biasanya Ratna bisa menjual satu hingga satu setengah kotak telur berukuran besar, yang selalu ludes dibeli pembeli.
Hingga pukul 10.00 WIB, telur retak yang disediakan Ratna sudah ludes dibeli dan dipesan oleh pelanggannya.
Ratna memastikan telur retak yang dijualnya dalam keadaan baru dan segar, karena setiap hari telurnya ludes terjual. (*)