Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Viral

Viral Proyek Pembangunan Dermaga Kayu Senilai Rp170 Juta Bikin Warganet Geram, Kini Diperiksa KPK

Proyek pembangunan dermaga kayu menimbulkan kritik dari masyarakat yang menganggap biaya pembangunan terlalu mahal.

Penulis: Tribun Network | Editor: Reza Dwi Wijayanti
FACEBOOK Corporate Communication JKR Sarawak
Viral pembuatan dermaga kayu di Kampung Mutap, kota Bekenu memakan biaya Rp 170 juta. 

TRIBUNSOLO.COM - Sebuah proyek pembangunan dermaga kayu viral di media sosial.

Diketahui, pembangunan tersebut berada di Kampung Mutap, Miri, Sarawak, Malaysia.

Dilansir dari Kompas.com, Departemen Pekerjaan Umum (Jabatan Kerja Raya/JKR) Sarawak mengunggah foto dermaga kayu bersama dengan biaya konstruksi di halaman Facebook-nya pada Minggu (8/4/2022).

"Dengan selesainya dermaga ini diharapkan dapat mempermudah kehidupan warga di Kampung Mutap, terutama saat banjir karena masyarakat di sini akan menggunakan sungai sebagai jalur alternatif menuju Pasar Bekenu," tulis JKR.

Baca juga: Viral Kisah Wanita Dulu Jadi Majikan, Kini Kerja pada Mantan Sopirnya Setelah Usaha Suaminya Gagal

Sontak unggahan tersebut menimbulkan kritik dari masyarakat yang menganggap biaya pembangunan senilai 50.000 ringgit (Rp170 juta) terlalu mahal untuk sebuah dermaga kayu.

Alhasil, warganet mendesak KPK Malaysia, yakni Komisi Anti-Korupsi Malaysia (MACC) untuk menyelidiki masalah tersebut.

Dilansir dari Bernama via Kompas.com, MACC telah menerjukan petugas untuk memeriksa proyek pembangunan dermaga kayu di Sarawak setelah ramai dibicarakan di media sosial.

MACC kemudian menyatakan tidak menemukan unsur korupsi dalam proyek pembangunan dermaga kayu di Kampung Mutap, Miri, Sarawak yang viral di media sosial.

Masih di sumber yang sama, kayu yang digunakan dalam proyek RM50.000 adalah kayu jenis 'belian' asli dan disertifikasi oleh para ahli.

Markas besar MACC telah menginstruksikan MACC Sarawak untuk melihat ke dalam proyek, yang berada di bawah JKR, menyusul tuduhan publik bahwa itu terlalu mahal untuk dermaga kayu sepanjang 15 meter.

"Hasil investigasi tidak menemukan adanya korupsi atau penyimpangan dalam proyek tersebut," dilansir dari sumber tersebut.

Direktur Senior Investigasi MACC, Datuk Seri Hishamuddin Hashim saat dihubungi membenarkan hal tersebut, tapi menolak berkomentar lebih lanjut.

Sebelumnya, JKR Sarawak telah mengklarifikasi biaya dermaga kayu itu melalui akun Facebook-nya pada Minggu (10/4/2022).

Baca juga: Viral Transformasi Seorang Pria Setelah Operasi Plastik Berkali-kali, Kini Ganteng Bak Idol K-Pop

Baca juga: Viral Uang Kertas Dicuci dan Disetrika Agar Tampak Baru saat Lebaran, Ini Kata Bank Indonesia

'Estimasi biaya JKR Sarawak didasarkan pada Jadwal Tarif JKR Sarawak tahun 2020 dengan tarif 9.000 ringgit (Rp 30,6 juta) per meter kubik untuk kayu belian."

Kemudian, mereka menyebut sudah mengunjungi kampung tersebut pada September 2021 dan awalnya mengusulkan dermaga baja, tetapi ditolak oleh kepala desa karena menilai terlalu mahal untuk anggaran 50.000 ringgit yang dialokasikan.

Terakhir, JKR Sarawak mengatakan bahwa kepala desa menyetujui desain yang ada dalam alokasi anggaran.

(*)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved