Ramadan 1443 H
Hukum Puasa Ramadan tapi Tidak Tarawih, Ibadah Ini Tak Pernah Ditinggalkan Nabi Muhammad SAW
Salat tarawih hukumnya adalah sunnah, lantas bagaimana jika Umat Muslim puasa Ramadan tapi tidak salat tarawih?
Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
TRIBUNSOLO.COM -- Salat tarawih adalah momen yang ditunggu-tunggu ketika bulan Ramadan.
Salat tarawih hukumnya adalah sunnah, lantas bagaimana jika Umat Muslim puasa Ramadan tapi tidak salat tarawih?
Apakah tidak melakukan salat tarawih membatalkan puasa Ramadan?
Simak penjelasan dari Wahid Ahmadi, Ketua Ikatan Dai Indonesia (Ikadi) Jawa Tengah, melansir dari TribunWow.com.
Baca juga: Keutamaan dan Ganjaran Salat Tarawih Malam ke-14, Ramadan ke-13 : Malaikat Menjadi Saksi
Baca juga: Viral Pria Meninggal saat Salat Tarawih di Masjid & Sebut Nama Allah, Kematiannya Dicemburui Jemaah
Perlu diketahui Umat Muslim, Salat Tarawih memang merupakan salat sunah, sehingga tidak wajib untuk dilakukan.
Jadi jika puasa tapi tidak melakukan salat tarawih, maka tidak ada masalah.
Namun perlu diketahui, bahwa tarawih adalah amalan sunah yang tidak pernah ditinggalkan oleh Rasulullah Muhammad SAW.
Sehingga menjalankan salat tarawih adalah cara kita untuk menyempurnakan ibadah puasa dengan salat tarawih.
Hadits riwayat Bukhari dan Muslim menjelaskan:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Artinya, “Dari Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda, ‘Siapa saja yang sembahyang malam Ramadhan (tarawih) iman dan ikhlas, maka dosanya yang telah lalu diampuni,’” HR Bukhari dan Muslim.
Tetapi salat tarawih bukanlah rukun dari puasa.
Sehingga ketika tidak melaksanakan salat tarawih, tidak ada masalah.
Puasa kita tetap dinyatakan sah.
Dikutip dari buku Risalah Tuntunan Shalat Lengkap yang diunggah Kemenag Sumsel, shalat tarawih sunah muakad.
Salat tarawih dapat dikerjakan sendiri-sendiri ataupun berjamaah.
Salat tarawih dilakukan sesudah shalat Isya hingga waktu fajar.
Rasulullah SAW melaksanakan shalat tarawih dengan jumlah rakaat delapan.
Sementara Umar bin Khathab mengerjakannya hingga 20 rakaat..
Salat tarawih dikerjakan dengan mengakhiri dengan salam tiap-tiap dua rakaat.
Setelah selesai shalat tarawih sebaiknya diteruskan dengan shalat witir, sekurang-kurangnya satu rakaat.
Umumnya dikerjakan tiga rakaat dengan dua salam dan boleh pula dikerjakan tiga rakaat satu salam.
Setelah membaca surat Al Fatihah, diperbolehkan membaca surat apapun yang dikehendaki pada tiap-tiap rakaat.
Pada rakaat kedua setelah membaca Al Fatihah diperbolehkan membaca sembarang surat, akan tetapi diutamakan surat Al Ikhlas.
Berikut ini niat shalat tarawih dikutip dari buku TUNTUNAN SHALAT SUNAT TARAWIH DAN WITIR yang diedarkan oleh Kantor Kemenag Provinsi Jambi:
Niat Salat Tarawih Berjamaah
اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً إِمَامًا/مَأْمُوْمًا ِللهِ تَعَالَى
Artinya: “Aku berniat shalat sunat tarawih dua raka’at menghadap kiblat sebagai imam/makmum karena Allah Ta’ala”
Niat Salat Tarawih Sendirian
اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ ِللهِ تَعَالَى
Artinya: “Aku niat Salat Tarawih dua rakaat menghadap kiblat karena Allah Ta’ala.”
Selain mendirikan salat tarawih, umat Islam juga dianjurkan untuk memperbanyak membaca Al Quran, bershalawat, berzikir hingga berdoa. (*)