Makna Weton Jumat Legi, 15 April 2022: Momen Sakral, Hari Baik untuk Lamar Sang Kekasih
Dalam penganggalan Jawa, Jumat Legi bertepatan dengan 13 Pasa 1955, Tahun Alip, Windu Sancaya, dan berada di Wuku Wukir.
Penulis: Drajat Sugiri | Editor: Reza Dwi Wijayanti
Laporan Wartawan TribunSolo, Drajat Sugiri
TRIBUNSOLO, SOLO - Hari ini, Jumat (15/4/2022) bertepatan dengan Weton Legi. Pada masyarakat Jawa, weton kelahiran dipercaya memiliki pangaruh kuat dalam kehidupan seseorang.
Baik itu dari sifat maupun kepribadian, hingga menentukan garis rezeki maupun jodoh yang cocok.
Dalam penganggalan Jawa, Jumat Legi bertepatan dengan 13 Pasa 1955, Tahun Alip, Windu Sancaya, dan berada di Wuku Wukir.
Baca juga: Makna Weton Kamis Kliwon, 14 April 2022: Visioner, Tahan Banting & Urusan Asmara Mulus
Weton Jumat Legi mempunyai Neptu 11. Mengutip dari buku Padmasusastra (1903), Neptu 11 cenderung mudah dalam mencari sandang pangan dan dilancarkan rezekinya.
Weton Jumat Legi mempunyai Pangarasan Aras Tuding. Memiliki arti sering dipercaya untuk memimpin sebuah organisasi maupun pekerjaan.
Kepercayaan yang dimaksud biasanya memiliki benang merah dengan pekerjaan maupun pamor dari pemilik weton ini.
Di era modern ini dapat diambil contoh ialah peluang untuk naik jabatan. Namun risiko yang dimiliki berbanding lurus dengan reward yang akan didapatkan.
Kelemahan dari Aras Tuding adalah mudah untuk disasar fitnah. Kondisi ini patut untuk memperhatikan siapa kawan maupun lawan yang dihadapi dalam sebuah organisasi ataupun pekerjaan,
Adapun Pancasuda-nya adalah Satriya Wirang. Artinya memiliki tindak perilaku yang baik, suka menolong, peka terhadap kondisi sekitar. Akan tetapi sering juga mendapatkan malu karena karena kehilangan wibawanya.
Padewan dari weton ini adalah Bethara Yamadipati. Dalam jagad pewayangan, Yamadipati adalah dewa yang memiliki wewenang untuk menvabut nyawa seseorang.
Dilambangkan Bethara Yamadipati, mempunyai sifat pemaaf, murah hati namun cenderung kurang sabaran dan mudah tersulut emosi oleh perihal sepele.
Padangon-nya adalah Wurung yang memiliki arti api. Sifatnya mudah marah, tidak sabaran namun bersemangat dalam mencapai keinginan maupun cita-citanya.
Paringkelan dari weton ini adalah Aryang yang diartikan sebagai Janma atau manusia. Manusia digambarkan sebagai tempatnya salah dan pelupa. Oleh karena itu wajib meminimalisir agar tak melakukan dua hal tersebut guna menghindari nasib apes.
Secara garis besar, hari ini, Jumat Legi merupakan momen yang tepat untuk melangsungkan lamaran. Prosesi ini terbilang sakral, sehingga pemilik membutuhkan persiapan yang matang, termasuk mewaspadai Paringkelan-nya alias nasib apes.
Wuku Wukir, lambang dewanya Bathara Mahayekti. Berwatak prihatin, air di jembangan ada di bawah, sifatnya rendah hati.
Gedhong di depan, memperlihatkan kekayaannya.
Pohonnya nagasari, tampan rupawan bicaranya enak didengar, diakui eksistensi pengabdiannya, disenangi atasannya. Burungnya manyar, tak dapat dilebihi yang lain.
Gunungnya letaknya menyamping, dimanapun harus mengatur/memimpin.
Baca juga: Makna Weton Minggu Legi, 10 April 2022: Hari Baik bagi Petani untuk Panen & Menimbun Padi
Gambarannya seperti gunung, dilihat dari jauh elok, jika didekati tampak jelek dan terjal, wataknya, gampang di luar sulit di dalam. Namun, murah sandang pangan dan dermawan serta pandai.
Lambangnya seperti binatang hutan yang lapar, aralnya dianiaya. Kala ada di tenggara, selama wuku Wukir berlangsung (7 hari) jangan ke arah tersebut. (*)