Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Kuliner Solo

Kuliner Lebaran Solo: Warung Selat Mbak Lies Berdiri Sejak 1987, Langganan Jokowi hingga Artis

 Selat merupakan salah satu kuliner khas yang tak terpisahkan dari Kota Solo. 

TRIBUNSOLO.COM/EKA FITRIANI
Warung Selat Mbak Lies yang beralamat di Serengan Gang II/42 Kelurahan Serengan, Kecamatan Serengan, Kota Solo, Jateng. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Vincentius Jyestha 

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Selat merupakan salah satu kuliner khas yang tak terpisahkan dari Kota Solo

Jika Anda berkunjung ke Kota Bengawan, belum lengkap jika belum berkunjung ke Warung Selat Mbak Lies

Warung ini berdiri sejak 16 September 1987 silam. Lokasinya berada di kampung.

Baca juga: Cari Liburan Unik di Solo? Cobain ke Puro Mangkunegara, Di Sana Lagi Ada Kelas Tari & Kuliner Khas

Baca juga: Senangnya Gibran, Dream Theater Bakal 4 Hari Ada di Solo:  Nanti Saya Ajak Wisata Kuliner

Tepatnya dalam sebuah gang kecil, di Serengan Gang II/42 atau Gang Yudistira II di Kelurahan Serengan, Kecamatan Serengan, Solo, Jawa Tengah. 

Wulandari Kusmadyaningrum (55) atau yang kerap disapa Lilies, mengatakan dirinya jatuh cinta dengan selat sejak berumur lima tahun. 

"Tahun 1971-an, umur 5 tahun itu tetangga saya ada yang jualan selat, ibu-ibu sudah tua. Makannya itu dibawa pulang dipincuk, karena saya masih kecil kan nggak bisa lihat. Masih ndangak (menengadah) gini," kata Lilies, kepada TribunSolo.com, Jumat (29/4/2022). 

"Saya ngomong waktu itu. Bu, aku sing akeh lho bumbu mayonnaisenya. Jadi sudah senang sejak kecil," tambahnya. 

Sedari kecil, Lilies sudah suka memasak. Bermain pasaran (masak-masakan) juga kerap dilakukan.

Baca juga: 5 Kuliner Malam Khas Solo, Bisa Jadi Solusi Jika Lapar Tengah Malam: Nasi Liwet hingga Susu Shi Jack

Saking getolnya dengan selat, Lilies memutuskan untuk tidak melanjutkan ke perguruan tinggi dan meraih mimpinya.

"Saya bercita-cita jualan selat. Waktu perpisahan sebelum pengumuman kelulusan itu satu kelas saya suruh ke rumah, dan saya masakin selat," katanya. 

Tak mudah meraih mimpi, awalnya Lilies hanya berjualan dengan mengandalkan dua buah meja. 

Pembelinya juga bukan orang dewasa, melainkan anak kecil yang masih duduk di bangku TK. 

"Yang beli itu anak-anak kecil, anak TK. Karena dekat sekolahan. Istirahat, jajan kesini," kata perempuan kelahiran Jakarta ini.

Baca juga: Nikmatnya Ayam Goreng Mbah Karto Tembel, Kuliner Enak yang Jadi Favorit Jokowi, Pernah Coba?

"Anak-anak itu bilang sama orang tuanya, gurunya, lama-lama dari mulut ke mulut sampai sekarang," tambahnya. 

Menu andalan disini tak lain adalah selat lidah, selat bistik, dan selat galantin. 

Selat bistik dan galantin dibanderol dengan harga Rp24 ribu. Selat lidah dibanderol lebih tinggi dengan Rp26 ribu. 

"Lidah itu kan bukan jeroan, rasanya beda, terus juga langka, karena sapi satu lidahnya cuma satu. Jadi memang harganya lebih mahal sedikit," jelasnya. 

"Galantin itu daging giling, ada dua kuah. Kuah saos itu rasanya asam manis. Kalau yang kuah segar itu rasanya manis ke gurih. Penyajiannya itu tidak panas," cerita Lilies.

Menu lain juga cocok dicoba, seperti timlo ayam/timlo Solo, setup makaroni, sop manten/pengantin (sop galantin), sop matahari, tahu acar, dan gado-gado.

Sedangkan untuk minuman, ada berbagai jenis seperti es beras kencur, es tape ketan, es teler, es buah/es campur, es blewah, dan berbagai es jus seperti jus alpokat, jus jambu, jus melon, jus apel, jus mangga dan jus sirsat.

Tak Mau Buka Cabang Demi Jaga Kualitas 

Lilies enggan membuka cabang dari Warung Selat Mbak Lies. Sebab yang membedakan selatnya dengan selat Solo lain adalah kualitas. 

"Harus jaga kualitas. Makanya saya tidak buka cabang, tidak pernah saya cita-cita buka cabang. Karena saya harus terjun langsung (memantau semua)," kata dia. 

Pantauan TribunSolo.com, para karyawan Lilies memotong sayuran di depan kasir atau bersebelahan dengan meja bagi pembeli. 

Baginya itu juga salah satu cara menunjukkan dirinya menjaga kualitas masakannya.

Baca juga: Kuliner Lebaran Sukoharjo: Roti Widoro yang Melegenda, Oleh-oleh Khas Nguter Jadi Incaran Pemudik

Baca juga: Sate Kelinci Pak Peng, Kuliner Favorit di Sragen yang Tak Boleh Dilewatkan, Bumbu Kecapnya Juara

"Umpamanya wortel dirajang di depan, tamu tanya apa nggak ada dapur to. Tapi saya bilang kalau di depan itu semua orang tahu kalau barangnya fresh. Ganti terus," ungkapnya. 

Lilies juga bakal berusaha menyediakan bahan terbaik meski harganya mahal ataupun sedang tak musim. 

Dikatakan dia, berjualan selat haruslah mampu menyediakan segala isinya yang berjumlah 12 macam. 

"Ada ceriping (kentang tipis), telur, timun, brambang, wortel, buncis, kuah, mayonnaise, kentang, daun selada, tomat, dan daging. Itu nggak boleh lepas, harus komplit," katanya. 

"Cara makannya pun harus diobrak-abrik, bukan satu satu. Mayonnaisenya itu dicampur jadi satu, biar ada asemnya, manis, gurihnya juga," kata Lilies lagi. 

Penuh Keramik hingga Dandanan Ala Belanda dan Jawa 

Menariknya, warung ini juga sangat instagramable. Sejauh mata memandang, dinding, rak dan lemari berisikan hiasan keramik. 

Hiasan keramik itu meliputi guci, piring, hingga meja dan kursi dari keramik yang digunakan pembeli.

"Ini koleksi keramik saya dari umur 5 tahun sampai sekarang. Ada yang saya jual, ada yang nggak saya jual. Keramiknya ada yang dari China, Belanda, Thailand," kata Lilies.

Baca juga: Cari Spot Ngabuburit di Wonogiri ? Coba ke Terminal Giri Adipura, Ada Sentra Kuliner Malam

Di bagian depan kasir, Warung Selat Mbak Lies juga menyediakan aneka oleh-oleh seperti bingkisan teh tabur khas Solo, makanan tradisional sempe/rambut nenek/arum manis dan gula jawa asli dari Pacitan.

Sementara di seberang warungnya, terpampang berbagai jenis sapu berkualitas bagus yang disebut "sapu super" dan keset. 

Keunikan lain dari Warung Selat Mbak Lies ada pada dandanan karyawannya. Lilies mewajibkan karyawannya berdandan ala orang Belanda maupun ala orang Jawa. 

Sebelum pandemi, karyawannya memiliki hari tertentu dengan dandanan tersebut.

"Karyawan itu saya wajibkan pakai pakaian Jawa dan Belanda. Tapi selama pandemi pakai seadanya," cerita Lilies. 

"Biasanya kalau ada tamu pejabat, saya sukanya suruh pakai Jawa. Disanggul untuk yang perempuan, laki-laki pakai blangkon. Seperti pas Mas Gibran dan Mas Wisnutama datang itu pakai Jawa semuanya," kata dia. 

Langganan Jokowi, Menteri hingga Artis 

Warung Selat Mbak Lies bisa dikatakan termasuk kuliner legendaris. Bagaimana tidak? Langganannya adalah sederet tokoh penting di Indonesia. 

Presiden Joko Widodo salah satu yang menjadi langganan Selat Mbak Lies. 

Sewaktu menjadi Wali Kota Solo, masakan Lilies selalu tersaji di Loji Gandrung --rumah dinas wali kota-- pada hari Selasa. 

"Pak Jokowi pas Wali Kota itu (langganan). Nggak kesini datang, tapi setiap hari Selasa saya ngirim ke Loji Gandrung," ujar Lilies. 

Wakil Presiden RI ke-6 yakni Try Sutrisno juga pernah menyantap masakannya. Termasuk Menteri Ketenagakerjaan RI saat ini Ida Fauziyah. 

"Ibu Wiranto (istri Wiranto, - red) itu juga sering banget beli. Pasti mampir kesini," ungkapnya. 

Sekedar informasi, setiap hari Warung Selat Mbak Lies buka pukul 08.00-17.30 WIB. 

Selama bulan Ramadan, warung ini melayani hingga waktu berbuka puasa tiba. 

Untuk Lebaran esok, Lilies mengaku akan libur selama dua hari. Hanya saja tanggalnya akan menyesuaikan pemerintah terkait kepastian jatuhnya hari Lebaran. 

"Kalau nanti pemerintah memutuskan Lebaran 2 Mei, maka kami libur 2 dan 3 Mei, buka mulai 4 Mei," katanya. 

"Tapi kalau nanti Lebarannya 3 Mei, ya kami libur 3 dan 4 Mei, buka lagi 5 Mei," pungkasnya. (*) 

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved