Keracunan Massal di Solo dan Karanganyar
Sebelum Meninggal Diduga Keracunan, Jumadi Sempat Khawatir Soal Biaya Pendidikan Anaknya
Jumadi, pria 47 tahun itu sempat khawatir tentang anaknya yang sebentar lagi segera masuk jenjang SMP.
Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Ryantono Puji Santoso
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Jumadi, pria 47 tahun itu sempat khawatir tentang anaknya yang sebentar lagi segera masuk jenjang SMP.
Dia khawatir dirinya dan Istri, Maryati tidak kuat membiayai anaknya yang bersekolah di sekolah negeri.
Apalagi, Jumadi baru saja kehilangan profesi.
Baca juga: Kasus Keracunan Massal di Gondangrejo Karanganyar, Polisi Amankan Kubis hingga Muntahan Warga
Baca juga: Kasus Keracunan Massal di Pucangsawit Solo Diduga Merembet ke Karanganyar, 17 Orang Jadi Korban
Profesi tukang bersih-bersih yang sudah ditekuninya selama lebih kurang 15 tahun harus melayang tahun ini.
Masa kerjanya tidak lagi diperpanjang pada Januari silam. Itu membuatnya berstatus pengangguran.
Sementara Maryati, hanyalah seorang penjual jamu keliling yang saban harinya berkeliling menggunakan sepedanya.
"Dia (almarhum sempat) mengeluh anaknya mau kelas satu SMP, terus dianya dipecat dari pekerjaan, jadinya dia mengeluh," terang Maryati kepada TribunSolo.com.
Baca juga: Korban Keracunan di Pucangsawit Solo Bertambah Jadi 90 Warga : 60 Orang Rawat Jalan & 1 Meninggal
"Apalagi, cari kerja sekarang susah, dia mengeluh, 'Ayu sebentar lagi SMP, aku tidak bekerja, yang bekerja sekarang cuma kamu saja'," tambahnya.
Setidaknya kekhawatiran itu yang dirasakan Jumadi sebelum ajal menjemputnya, Minggu (1/5/2022).
Jumadi meninggal dunia saat dilarikan ke rumah sakit akibat mengalami gejala keracunan.
Gejala itu diduga didapatkannya setelah mengonsumsi nasi boks yang dibagikan dalam acara buka bersama di Masjid At-Tiin, Kelurahan Pucangsawit, Kecamatan Jebres, Kota Solo.
Jenazah Jumadi kini sudah disemayamkan di Astana Purwoloyo, Pucangsawit Solo. (*)