Berita Boyolali Terbaru
Jalur Evakuasi Merapi Diperbaiki TNI, Warga Boyolali Tak Perlu Waswas Jika Sewaktu-waktu Mengungsi
Jalur evakuasi sepanjang 1,3 km di Dukuh Tempel, Desa Jemowo, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Boyolali diperbaiki oleh TNI.
Penulis: Tri Widodo | Editor: Asep Abdullah Rowi
Mengingat TMMD adalah wujud bhakti segenap TNI kepada masyarakat.
“Untuk memperlancar kegiatan TMMD dengan tema TMMD Dedikasi Terbaik Membangun Negeri ini, kalau perlu diberikan portal sementara demi kelancaran kegiatan yang dilaksanakan,” ujar Danrem.
Longsor di Boyolali
Tanah longsor terjadi di Dukuh Tompak, Desa Tarubatang, Kecamatan Selo, Rabu (21/4/2022).
Akibat musibah itu, akses jalan utama Selo-Ampel tertutup total oleh material longsoran.
Kendaraan yang melintas pun dialihkan melalui jalan Desa.
Baca juga: Longsor di Ngargoyoso Karanganyar, Dinding Ruang Kelas SDN 1 Berjo Jebol
Baca juga: Pengakuan Saksi Mata Longsor di Jatiyoso Karanganyar : Suaranya Keras Sekali, Lihat Orang Tertimbun
Aris (22) salah satu warga setempat mengaku melihat dan mendengar langsung musibah tanah longsor.
Sekira pukul 19.30 WIB saat hujan rintik-rintik, dia dikagetkan dengan suara gemuruh.
“Suara pohon tumbangnya itu yang cukup lumayan keras. Ada beberapa pohon besar yang ada di lokasi,” katanya di lokasi kejadian, Kamis (21/4/2022).
Dia yang melihat kejadian itu langsung mendatangi lokasi kejadian.
Material tanah longsor telah menutup seluruh badan jalan Selo-Ampel.
Baca juga: Tak Hanya Makan Korban Jiwa, Longsor di Tebing Jatiyoso Karanganyar Bikin Akses Jalan Warga Terputus
Jalan selebar 5 meter itupun tak bisa dilalui kendaraan.
“Kami terus menutup jalan ini supaya tidak ada masyarakat yang kecele dan harus putar balik,” jelasnya.
Kades Tarubatang, Sabarno mengatakan tebing setinggi lebih dari 12 meter dengan panjang longsoran mencapai 20 meter ini merupakan tanah ladang milik warga.
“Beruntung tidak ada korban jiwa dalam musibah tanah longsor ini,” jelasnya.
Dia menambahkan tebing ini memang rawan longsor.
Kontur tanahnya yang miring dan tidak memiliki terasering menjadikan air hujan dapat dengan mudah mengikis tanah.
“Apalagi tanah disini gembur, jadi air dapat dengan mudah masuk ke dalam pori-pori tanah jadi cepat jenuh,” pungkasnya. (*)