Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Pilu Korban Kecelakaan Maut di Tol Sumo, Ada Anak Jadi Yatim Piatu Kehilangan Ayah Ibu Sekaligus

Diberitakan sebelumnya, kecelakaan tunggal yang terjadi sekitar pukul 06.15 WIB tersebut merenggut 14 nyawa penumpang.

Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
SURYA.co.id/Habibur Rohman
Persiapan pemakaman untuk keluarga korban kecelakaan maut di Tol Surabaya-Mojokerto (Sumo) di Makam Islam Benowo Surabaya, Senin (16/5/2022). Update tragedi Benowo Berduka kali ini membahas pengakuan warga dan keluarga korban kecelakaan maut di Tol Surabaya-Mojokerto. 

TRIBUNSOLO.COM -- Tragedi kecelakaan maut bus pariwisata yang terjadi di Tol Surabaya-Mojokerto KM 712.400/A pada Senin (16/5/2022) masih menyisakan duka mendalam bagi keluarga korban.

Diberitakan sebelumnya, kecelakaan tunggal yang terjadi sekitar pukul 06.15 WIB tersebut merenggut 14 nyawa penumpang.

Sedangkan belasan orang lain harus menjalani perawatan medis.

Kecelakaan tragis tersebut bermula saat bus pariwisata bernopol S-7322-UW itu melaju dari arah Yogyakarta menuju Surabaya. 

Baca juga: Pilunya Ibu Korban Bus Maut di Mojokerto, Histeris saat Pemakaman : Ambil Saja Aku Ya Allah

Baca juga: Daftar Nama Korban Kecelakaan Bus di Tol Mojokerto, Ada Anak Belum Teridentifikasi karena Luka Berat

Saat itu bus melaju dalam kecepatan sedang, melalui jalur lambat. 

Begitu tiba di KM 712.200/A, bus tiba-tiba oleng ke kiri dan menabrak tiang pemberitahuan atau Variable Message Sign (VMS) di pinggir bahu jalan tol sehingga terguling. 

Para korban diketahui adalah rombongan rekreasi warga Benowo Surabaya

Tak ada yang menyangka bahwa perjalanan tersebut akan menjadi malapetaka.

Beberapa para korban tewas bahkan merupakan satu keluarga. 

Kesedihan pun tak terbendung dari anggota keluarga yang ditinggalkan, berikut kisah pilu yang dilansir dari SURYA.co.id.

Empat Anggota Keluarga Korban Bus Tol Sumo Dimakamkan Satu Liang Lahat

Empat orang dari total 14 korban meninggal dunia dalam insiden kecelakaan bus maut merupakan satu keluarga.

Pasangan suami istri dan dua orang anak ini pun akhirnya dimakamkan dalam satu liang lahat, Senin (16/5/2022).

Prosesi pemakaman di Makam Islam Benowo ini pun berlangsung haru. Pihak keluarga tak henti meneteskan air mata di samping prosesi pemakaman.

Ketua RW I Kelurahan Benowo, Kecamatan Pakal, Didik Karyono, menjelaskan bahwa pemakaman untuk satu liang lahat tersebut merupakan satu keluarga.

Awalnya, keluarga yang berangkat pariwisata tersebut terdiri dari ayah-ibu dan 3 orang anak. Empat orang dinyatakan meninggal dunia dan satu anak dinyatakan selamat dan mengalami luka-luka.

"Satu keluarga, terdiri dari suami istri dan dua orang anaknya. Sedangkan satu orang anaknya lagi selamat," katanya.

Keempat jenazah itu diketahui bernama Titis Hermi (ibu), Soni Suprayitno (ayah), Stevani Gracia (anak), dan Steven Arthura (anak).

"Keempatnya di makamkan dalam satu liang lahat," tambahnya.

Joko Muslim, perwakilan keluarga, menjadi salah satu anggota keluarga yang tak bisa menyembunyikan kesedihan. Ia tak menyangka, pertemuannya dengan Titis pekan lalu menjadi pertemuan terakhirnya.

"Semuanya ujian dari Allah. Kami kehilangan 4 anggota keluarga. Kami mohon maaf sebesar-besarnya, ini ujian dari Allah," ujarnya menarik nafas panjang.

Ia menjelaskan, tak ada pesan khusus yang disampaikan keponakannya jelang keberangkatan tersebut. Satu-satunya yang masih diingat Joko, ia baru saja berkumpul dengan seluruh anggota keluarga pada lebaran lalu.

"Kami tak punya firasat. Cuma, kami terakhir ketemu itu saat lebaran. Kami kumpul semua. Itu pun dia nggak bilang apa-apa," katanya.

Riski Kehilangan Dua Anggota Keluarga, Sempat Ragu dengan Kru Bus

Riski Dwi Laksono harus ikhlas kehilangan dua anggota keluarganya akibat kecelakaan bus di Tol Surabaya-Mojokerto. Sebelum keberangkatan bus pariwisata ini, Riski menyebut sempat ragu dengan kondisi kru bus.

Riski terlihat lelah saat menyambut kedatangan Istri Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, Rini Indriani, Selasa (17/5/2022) pagi. 

Kepada Rini, Riski bercerita bahwa pihaknya baru saja pulang dari Rumah Sakit Bhakti Dharma Husada (BDH) Surabaya. Di RS tersebut, Ibunda Riski, Mujiana sedang dirawat.

Mujiana merupakan salah satu korban selamat dalam kecelakaan Tol Sumo. 

Riski mengungkap, ada 6 orang anggota keluarganya yang berangkat bersama rombongan wisata warga Benowo ke Dieng, Sabtu (14/5/2022) lalu. Selain Mujiana, ada Nur Ra'i (ayah Riski), Septian Adi (adik Riski), dan Cipta Prayoga (keponakan Riski).

Kemudian, ada Nita Ning Agustin (Kakak Riski) dan Andik Suyanto (Kakak Ipar Riski yang juga suami Nita). Dua nama terakhir masuk dalam daftar korban tewas.

"Saya empat bersaudara, dua saudara saya ikut wisata tersebut bersama keponakan. Saya tak ikut karena dari awal seakan ada perasaan tak enak," kata Riski.

Selain dua anggota keluarganya meninggal, dua anggota keluarga lain dalam keadaan belum sadar hingga Selasa pagi.

"Untuk ibu dan keponakan sadar, namun adik dan ayah belum. Ayah dalam kondisi kritis," katanya.

Selain Ayah yang dalam kondisi kritis, ada Septian Adi yang ada gangguan pada otak.

"Hari ini mau operasi dan kami membutuhkan tranfusi darah," katanya.

"Begitu kejadian, saya langsung berangkat ke Mojokerto. Saya sampai berkeliling di 7 RS untuk mencari anggota keluarga kami. Mulai yang di Mojokerto hingga Gresik," ia melanjutkan.

Sebelum kejadian, Riski mengaku kali terakhir berkomunikasi pada Minggu malam (15/5/2022).

"Sekitar pukul 23.00 WIB, saya tanya Ibu saya soal jam kepulangan. Waktu itu, Ibu mengaku masih di kawasan Malioboro," katanya.

Ia mengaku hampir tak memiliki firasat apapun sebelum insiden ini. Apalagi, kegiatan berlibur bersama keluarga maupun tetangga menjadi agenda rutin yang digelar tiap tahun.

Namun berbeda halnya dengan agenda wisata ke Dieng. Ia sempat ragu ketika melihat kru bus. Menurutnya, kru bus terkesan tergesa-gesa.

"Mereka seakan mengejar jadwal. Sebab berdasarkan yang kami dengar, ada jadwal (Wisata Religi) Wali Limo pada Senin tersebut," katanya.

Hal ini pun diperkuat dengan kondisi bus yang seakan disiapkan untuk rombongan banyak bus.

"Ada simbol huruf "D" ditempel di kaca yang sepertinya memang disiapkan untuk rombongan bus setelah dari Dieng. Sebab, kalau untuk rombongan ke Dieng cuma satu bus," katanya.

Dengan asumsi padatnya jadwal tersebut, ia menduga kru bus pun bisa mengalami kelelahan.

"Penumpang saja pada tidur kan," ujar Riski.

Atas keanehan tersebut, Riski pun sempat mencegah keluarganya berangkat.

"Anak saya saja mau ikut akhirnya saya larang. Sebab, terkesan dipaksakan sejak awal," kata Bapak dua orang anak ini.

Namun, pada akhirnya sebagian anggota keluarganya berangkat bersama 25 tetangga lain. Hingga akhirnya kejadian naas itu terjadi Senin pagi.

Saat ini, pihaknya fokus untuk memastikan kondisi keluarganya. Termasuk, menjaga keponakannya, Cipta Prayoga yang kini menjadi yatim piatu setelah ayah dan ibu dia meninggal dalam peristiwa ini.

"Harapannya, keluarga kami bisa dirujuk ke satu tempat sehingga kami mudah untuk menjaganya. Untuk saat ini, kami membagi anggota keluarga untuk berjaga," katanya. 

(*)

Sumber: Surya
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved