Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Terbaru Karanganyar

Dinsos Karanganyar Diminta Jeli Jelang PPDB 2022/2023, Ortu Siswa Ramai-ramai Bikin Surat Miskin

Jelang pelaksanaan penerimaan peserta didik baru, diperkirakan banyak muncul warga miskin baru yang membuat surat keterangan tidak mampu

Tribunsolo.com/Mardon Widiyanto
Anggota Komisi D DPRD Karanganyar Suprapto, di Kantor DPRD Karanganyar, Kamis (19/5/2022). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Mardon Widiyanto

TRIBUNSOLO.COM, KARANGANYAR - Jelang pelaksanaan penerimaan peserta didik baru (PPDB), problem klasik yang sering terjadi diperkirakan muncul kembali.

Yakni munculnya warga miskin baru yang membuat surat keterangan tidak mampu agar anaknya dapat lolos jalur afirmasi.

Anggota Komisi D DPRD Karanganyar Suprapto mengaku khawatir modus itu masih dipakai para orangtua untuk memasukkan anaknya ke sekolah.

Baca juga: Sudah Jatuh Tertimpa Tangga, Petani Karanganyar Menjerit Harga Sayur Merosot, Cari Pupuk Juga Sulit

“Padahal mereka tidak miskin, supaya anaknya bisa masuk sekolah, terpaksa berbuat demikian," ucap Suprapto, kepada TribunSolo.com, Kamis (19/5/2022).

Suprapto meminta Dinsos Karanganyar lebih jeli jika ada usulan SK warga miskin baru jelang PPDB. 

Dia juga berharap Satgaskin di desa dan kelurahan tak boleh asal-asalan mengusulkan.

"Pemerintah seharusnya memberi solusi problem klasik PPDB yang muncul dari tahun ke tahun," ucap Suprapto.

Dia menjelaskan para orang tua tentu menginginkan sekolah berkualitas yang berdekatan tempat tinggal. 

Persoalan muncul saat tak ada sekolah negeri di radius zonasi dan tak memenuhi syarat untuk mendaftar dari jalur manapun.

Baca juga: Ringsek dan Kaca Pecah, Mobil Daihatsu Espass Terjun ke Perkarangan Rumah di Ngargoyoso Karanganyar 

Baca juga: 5 Kuliner Khas yang Wajib Dicoba saat Berwisata ke Tawangmangu Karanganyar, Mana Favoritmu?

Ia memberikan contoh di Kecamatan Jaten yang tak memiliki SMA maupun SMK negeri.

Yang pada akhirnya membuat lulusan SMP yang beralamat di Jaten terpaksa memilih SMA terdekat yakni di Solo maupun di kecamatan lain di Kabupaten Karanganyar.

“Di Solo yang terdekat SMAN 1 dan SMAN 8, itupun pakai jalur prestasi. Lha kalau enggak punya prestasi bagaimana? Terpaksa mengandalkan kuota sisa dari SMA terdekat yakni di Karanganyar Kota,” kata Suprapto.

Berdasarkan data dari Disdikbud, daya tampung SMP di Jaten hanya 534 orang yang diakomodir SMPN 1, SMPN 2 Jaten serta SMP Muhammadiyah 9.

Sementara itu, potensi lulusan SD di Kecamatan Jaten mencapai 1.000 orang.

“Nah, yang sekitar 500 anak ini mau mendaftar ke SMP mana, murni pakai jalur zonasi tidak memungkinkan, SMP nya saja hanya ada tiga sekolah, mau enggak mau mengandalkan kuota sisa dari sekolah di kecamatan lain atau malah luar kota,” ungkap Suprapto.

Baca juga: Info Baru Bagi Pemilik Sapi di Karanganyar : Surat Sehat Sapi Hanya Berlaku 2 Hari, Bukan 10 Hari

Dia berharap Dinas Pendidikan Kabupaten Karanganyar menambah sekolah negeri di daerah rawan tak terakomodir zonasi. 

Selain itu, memaksimalkan penerimaan calon peserta didik baru dari jalur prestasi akademik maupun non akademik.

"Banyak anak-anak Karanganyar menorehkan prestasi membanggakan di bidang seni dan olahraga," ujar Suprapto.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Karanganyar, Yopi Eko Jatikusumo mengatakan daerah rawan tak terakomodir zonasi sekolah telah dipetakan. 

Kemudian, sekolah terdekatnya memasukkan wilayah itu dalam zonasi PPDB 2022/2023

Daerah rawan tak terakomodir zonasi yang dimaksud adalah Desa Jati, Kecamatan Jaten dan Desa Ngijo, Kecamatan Tasikmadu. 

Tercatat dalam data Disdikbud Karanganyar,  data zonasi terdapat 11.686 anak berpotensi lulus SD dengan daya tampung SMP sebanyak 12.406 anak.

“Seharusnya semua bisa tertampung di sekolah di Kabupaten Karanganyar karena mencukupi,” singkat Yopi.

(*)

 
 
 

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved