Berita Karanganyar Terbaru
Sosok Rama, Pelajar SMA di Karanganyar yang Tak Malu Menjadi Sopir Ambulans: Pernah Antar Jenazah
Remaja pada umumnya lebih suka bermain dan jalan-jalan ke taman, mal, hingga kafe. Namun tidak dengan Rama.
Penulis: Mardon Widiyanto | Editor: Ryantono Puji Santoso
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Mardon Widiyanto
TRIBUNSOLO.COM, KARANGANYAR - Remaja pada umumnya lebih suka bermain dan jalan-jalan ke taman, mal, hingga kafe.
Namun berbeda dengan remaja asal Kelurahan/Kecamatan/Kabupaten Karanganyar yang mengabdikan diri sebagai sopir ambulans yang membawa pasien hingga jenazah.
Remaja tersebut bernama Ramadhika Rafly Setiawan (17) pelajar kelas 11 IPS di SMAN 1 Karanganyar, Kabupaten Karanganyar.
Baca juga: Kisah Hanifah Nur, Pengawal Ambulans Wanita Asal Solo : Pernah 1 Hari Kawal 5 Ambulans
Baca juga: Viral Aksi Ambulans Terobos One Way di Bogor, Ternyata di Dalamnya Angkut Keluarga yang Mau Piknik
Remaja yang biasa disapa Rama, mengaku sudah menggeluti sebagai sopir ambulans selama 1 tahun.
"Saya mulai mengikuti kegiatan sosial ini menjadi sopir ambulans sejak Mei 2021 lalu, " ucap Rama kepada TribunSolo.com, Selasa (24/5/2022).
Rama mengatakan, awal pertama kali mengikuti aksi sosial tersebut ketika diajak ayahnya menaiki mobil ambulans untuk mengevakuasi korban kecelakaan.
Saat itu, dia mengaku pada saat pertama menjadi sopir Ambulans, dia merasakan kengerian karena melihat darah dari korban kecelakaan.
Baca juga: Soal Petugas Puskesmas Gantiwarno yang Tolak Pinjamkan Ambulans, Fraksi PKS Minta Ditindak
"Awal melihat korban laka, ngeri, namun saat ini sudah terbiasa," kata Rama.
Lanjut Rama mengatakan, dirinya pernah mengantarkan jenasah dari Bandung ke Banyuwangi.
Saat itu, dia mengantarkan pasien secara estafet menggunakan mobil ambulans.
"Saat itu, saya mengantarkan jenazah dari Bandung, saya mengambil jenazah dari Ungaran menuju rumah duka di Banyuwangi," ujar Rama.
Baca juga: Buntut Warga Klaten Meninggal Setelah Tak Dipinjami Ambulans, DPRD: Kami Panggil Pihak Puskesmas
Lanjut, Rama mengaku senang bisa mengabdikan diri sebagai supir ambulans hingga saat ini.
Dia mengatakan untuk menjadi sopir ambulans tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar (KBM)nya.
"Orang tua saya sudah mendukung langkah saya, membantu orang dengan cara menjadi sopir ambulans," ucap Rama.
Sementara itu, Orang tua Rama, Juniardi Setiawan (39) mengaku setuju serta mendukung langkah anaknya menjadi sopir.
Mekipun begitu, dia juga meminta kepada anaknya untuk tidak meninggalkan pendidikan formalnya.
"Saya setuju dan mendukung, bahkan dari permintaan dia, namun saya juga ingatkan untuk jangan lupa untuk belajar, mengingat anak saya masih pelajar SMA," kata Setiawan.( (*)