Kisah Dua Anak dan Satu Balita Naik Ojek dari Semarang, demi Menemui Pria Dewasa yang Dikenal via FB
Tiga bocah itu diketahui berasal dari Grobogan, Jawa Tengah yang tinggal di Perum Sedayu Indah, Mbangetayu Wetan, Genuk, Jawa Tengah.
Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
TRIBUNSOLO.COM, KULONPROGO - Warga Pedukuhan Nglawang, Kalurahan Jangkaran, Kapanewon Temon, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengamankan tiga orang bocah.
Tiga bocah itu diketahui berasal dari Grobogan, Jawa Tengah yang tinggal di Perum Sedayu Indah, Mbangetayu Wetan, Genuk, Jawa Tengah.
Mereka masing-masing berinisial IK (16), FS (9), dan RR (4).
“Polisi Sektor Temon telah melakukan penyerahan anak yang ditinggal pergi temannya kepada orangtuanya. Semua berjalan lancar,” kata Kasi Humas Polres Kulon Progo, Iptu I Nengah Jeffry Prana Widyana melalui pesan singkat, Selasa (31/5/2021).
Baca juga: Gowes Sendirian, Bocah 7 Tahun Asal Kerjo Tersesat di Kabakkramat, Sudah Kayuh Sepeda Sejauh 20 Km
Baca juga: Tiga Bocah SD Teler hingga Dilarikan ke RS Setelah Makan Permen Karet, Tak Tahu Kalau Bahannya Ganja
Mulanya, seorang warga menemukan FS sendirian di jalan aspal pinggir pantai antara Pantai Glagah dengan Pantai Congot, Senin (30/5/2022) pukul 17.00 WIB. Warga kemudian menemukan kedua anak lainnya.
Warga kemudian melaporkan hal ini ke Dukuh (kepala dusun) Nglawang bernama Supandi.
Dukuh menjemput ketiganya selepas Maghrib untuk diamankan ke rumah dukuh.
Dari keterangan IK dan FS, diketahui bahwa mereka bertiga adalah kakak beradik.
Mereka sampai kawasan pantai Congot tanpa orangtua.
Ketiga bocah itu berangkat dari Semarang hingga Purworejo dengan ojek online seharga Rp 99.000 .
Mereka nekat ke Purworejo setelah kenalan dengan seorang laki-laki di Facebook. Laki-laki itu dikenal sebagai Dimas.
Mereka janjian ketemu di Purworejo.
Laki-laki yang mereka temui itu rupanya orang dewasa.
IK dan kedua adiknya mengidentifikasi laki-laki tersebut sudah punya uban.
Mereka naik motor Supra silver, lewat underpass Bandar Udara Yogyakarta International Airport di Temon.
Lalu melewati balai desa Glagah, Temon, untuk selanjutnya menuju Pantai Glagah.
Mereka berhenti di jalan sepi antara Glagah dan Congot.
“Sepertinya, anak-anak itu tidak tahu jauhnya Semarang–Purworejo sehingga bisa sampai ke sini,” katanya.
Menurut pengakuan anak-anak itu, pria dewasa ini sempat mengajak IK ke semak-semak. IK yang pelajar SMK kelas dua itu menolak.
Laki-laki itu lantas meninggalkan ketiganya begitu saja. "Kamu tunggu di sini dulu, mau ambil uang. Lalu laki-laki itu tidak kembali," kata Supandi.
Supandi mendapat nomor telepon Su (36), orangtua ketiga anak, dari HP yang dibawa IK. Su terkejut atas laporan Supandi. Nadanya begitu kawatir.
“Orangtuanya tahunya anak-anak itu ada di rumah,” kata Supandi.
Su menjemput ketiga anak itu pukul 23.00 WIB. Supandi menyerahkan ketiga bocah disaksikan Babinkamtibmas.
"Pulang jam 03.00 WIB. Tadi pagi orangtua mereka menelepon kalau semuanya sudah sampai ke rumah dalam keadaan selamat," kata Supandi.
Dari kejadian ini, Supandi mengingatkan agar orangtua selalu mengawasi ketat anak dalam bermain media sosial. “Jangan berlebihan bermedsos karena risikonya besar. Orangtua harus mengawasi dengan lebih serius," kata Supandi. (*)