Pilpres 2024
Mau Jadi Capres 2024, Cak Imin Lirik Sri Mulyani sebagai Cawapres : RI Butuh Pemimpin Paham Ekonomi
Muhaimin melirik Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati untuk mendampinginya sebagai calon wakil (cawapres).
Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
Meski demikian ujar Cak Imin, tidak menutup kemungkinan partainya bergabung di KIB jika koalisi tersebut mau mengusung calon presiden dan calon wakil presiden dari PKB.
"Mungkin satu-satunya yang final itu KIB, tapi dari berbagai perbincangan masih cair semua. kalau capresnya kita, kita siap (bergabung)," papar Muhaimin.
"Saya setiap hari bertemu para pimpinan-pimpinan partai dan semuanya cair, saya tetap mengajukan capres dan cawapres kepada semua partai," ucap dia.
Sejauh ini, koalisi yang sudah terbangun untuk Pilpres 2024 yaitu Koalisi Indonesia Bersatu yang dihuni oleh Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Elektabilitas Cak Imin
Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya menilai, Cak Imin bisa saja hanya bercanda soal ia jadi Capres 2024.
Sebab, hingga kini elektabilitasnya masih terbilang rendah. Menurut Yunarto, Muhaimin sendiri juga menyadari itu.
"Sebelum modal politik elektabilitas cukup tinggi, saya pikir statement ini nggak bisa dianggap serius," kata Yunarto kepada Kompas.com, Senin (23/5/2022).
Yunarto menilai, langgam politik Muhaimin memang senang bercanda. Ini terlihat dari banyak pernyataannya, termasuk baru-baru ini soal usulan penundaan pemilu demi menyelamatkan Wakil Presiden Ma'ruf Amin.
Muhaimin sendiri, menurut Yunarto, sebenarnya menyadari bahwa dirinya tak punya cukup elektabilitas untuk menjadi calon presiden di 2024.
Dalam berbagai survei, elektabilitasnya hanya berkisar di angka 1 persen, setara dengan Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani dan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.
Meski begitu, Yunarto mengaku paham mengapa Imin begitu percaya diri untuk melempar guyonan semacam ini. Hal itu tak lepas dari suara partainya yang bisa dibilang cukup besar.
Pada Pemilu 2019 lalu, PKB berada di urutan kelima dengan perolehan 13.570.970 atau 9,69 persen suara. Angka ini dikonversikan menjadi 58 kursi DPR RI.
"Ini harga yang mahal yang bisa ditawarkan memang buat koalisi lain untuk memenuhi presidential threshold," ucap Yunarto.
Kendati demikian, Yunarto menegaskan bahwa suara partai yang besar tak cukup menjadi modal melangkah di panggung pilpres.
Jika Muhaimin serius ingin dilirik sebagai capres di 2024, maka dia punya PR besar untuk mendongkrak elektabilitas dengan kilat.
"Bagaimana seorang ketua parpol bergabung dengan koalisi partai lain dan menempatkan dirinya harganya tinggi ya dia harus memiliki elektabilitas tinggi. Cak Imin belum memiliki modal itu, jadi menurut saya ini lebih ke arah joke (candaan) politik saja," kata dia. (*)