Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Nasional

PDI Perjuangan Kini Buka Peluang Kerja Sama dengan Demokrat dan PKS, Tepis Pernyataan Hasto

PDI Perjuangan mulai bermanuver untuk Pemilu 2024. Mereka membuka peluang berkoalisi dengan Demokrat dan PKS.

Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Presiden Joko Widodo didampingi Ketua DPP PDI Perjuangan yang juga Ketua DPR Puan Maharani, Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto bersama sejumlah Kader PDI Perjuangan berfoto bersama usai pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) II PDI Perjuangan di Jakarta, Selasa (21/6/2022). Kini PDIP mulai membuka peluang kerjasama dengan Demokrat dan PKS. 

TRIBUNSOLO.COM --- PDI Perjuangan tampaknya mulai bermanuver  untuk Pemilu 2024.

Saat ini PDI Perjuangan mulai membuka peluang berkoalisi ke partai lain.

Diketahui Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri telah menugaskan putrinya yang tak lain adalah Ketua DPP PDI-P, Puan Maharani, untuk menemui semua ketua umum partai politik tanpa terkecuali.

Ketua DPP Bidang Pemenangan Pemilu PDI-P Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul mengatakan, Megawati tak memerintahkan putrinya untuk bertemu dengan satu atau dua petinggi parpol saja, melainkan seluruhnya.

Baca juga: Zulkifli Hasan Bagikan Minyak Goreng Sambil Kampanye Anaknya, Politikus PDIP : Memalukan

"Tentu tidak faktor tunggal siapa yang harus ditemui, tapi perintahnya Ibu Ketum temui semua ketum-ketum partai," kata Bambang di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (12/7/2022).

Oleh karena itu, menurut Bambang, bukan tidak mungkin Puan menjadwalkan pertemuan dengan dua partai yang sempat disebut sulit bekerja sama dengan PDI-P, yakni Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Demokrat.

Menurutnya, Megawati tidak memiliki pesan khusus agar Puan mengunjungi partai tertentu terlebih dahulu.

"Ibu (Megawati) tidak mengatakan ini nomor siji (satu), ini nomor dua, tidak begitu. Bisa saja zig-zag ketemu, 'Oh, saya mau sama-sama yang muda, bagaimana kalau ketemu Mas AHY (Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono) bisa," ucap Bambang.

"Oh, kira-kira ideologinya agak berjauhan, misalnya mau ketemu Syaikhu (Presiden PKS Ahmad Syaikhu) dulu ya monggo," tuturnya.

Baca juga: Ini Tugas Baru Megawati untuk Puan Maharani Jelang Pemilu 2024

Bambang mengatakan, sejak beberapa waktu lalu Mega memang telah menugaskan Puan untuk bersilaturahmi ke partai-partai politik.

Tetapi, silaturahmi itu baru akan dilakukan setelah Ketua DPR RI tersebut menuntaskan kunjungannya ke jajaran PDI-P di daerah.

"Jadi sebelum ketemu dengan ketua-ketua partai, dia (Puan) ingin mendengarkan dulu suara di bawah, setelah itu baru dia akan jalan-jalan (bertemu ketua umum-ketua umum partai)," katanya.

Tentunya, sikap PDI-P yang kini berbeda dari pernyataan Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto terdahulu.

Sebab beberapa waktu lalu, Hasto mengatakan bahwa kemungkinan besar partainya tidak akan bekerja sama dengan PKS dan Demokrat untuk Pemilu 2024.

"Ya kalau dengan PKS tidak (peluang bekerja sama)," kata Hasto di Sekolah Partai PDI-P, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Kamis (23/6/2022).

Saat itu, Hasto tak menjelaskan alasan PDI-P sulit bekerja sama dengan PKS.

Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto di Gedung Merah Putih KPK, Jumat (24/1/2020).
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto di Gedung Merah Putih KPK, Jumat (24/1/2020). ((KOMPAS.com/Ardito Ramadhan D))

Sementara, terkait dengan kecilnya kemungkinan kerja sama dengan Demokrat, Hasto beralasan ada dinamika politik di tubuh partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu.

“Kalau saya pribadi sebagai sekjen memang tidak mudah untuk bekerja sama dengan Partai Demokrat karena dalam berbagai dinamika politik menunjukkan hal itu," jelasnya.

Hasto sendiri mengungkapkan bahwa alasan partainya sulit berkoalisi dengan PKS adalah karena partai pimpinan Ahmad Syaikhu itu sering menyerang pemerintahan Presiden Joko Widodo yang tak lain diusung oleh PDI-P.

"Saat ini posisi PDI Perjuangan mendukung Pak Jokowi sehingga tidak mungkin juga kita bekerja sama dengan Pak Jokowi dan pada saat bersamaan ada pihak-pihak yang terus menyerang pemerintahan Pak Jokowi," kata Hasto di JCC Senayan, Jakarta, Sabtu (25/6/2022).

Namun begitu, Hasto mengaku, partainya tetap menghargai sikap PKS yang berada di luar pemerintahan.

Baca juga: Puan Maharani Gantikan Megawati Keliling Indonesia, Mengaku Lelahnya Hilang Tiap Bertemu Masyarakat

Sambutan baik Demokrat dan PKS

Saat Hasto mengungkapkan sulitnya kemungkinan kerja sama PDI-P dengan Demokrat dan PKS, elite kedua partai menunjukkan sikap tak senang.

Ketua Badan Pemenangan Pemilu Partai Demokrat Andi Arief sempat menyebut bahwa pernyataan Hasto diskriminatif. 

Sedangkan, Juru Bicara PKS Muhammad Kholid menilai, sikap PDI-P berlebihan.

Namun, atas manuver terbaru PDI-P, Demokrat tampak girang. Demikian juga dengan PKS.

Koordinator Juru Bicara DPP Partai Demokrat Herzaky Mehendra Putra mengatakan, partainya terbuka menjalin komunikasi politik dengan PDI-P.

“Selama ini Partai Demokrat tak memiliki hambatan atau kendala apa pun untuk membangun silaturahmi dan komunikasi dengan partai politik lainnya, termasuk PDI-P,” sebutnya dalam keterangan tertulis, Rabu (13/7/2022).

Herzaky menyebut, komunikasi antara Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Puan Maharani juga berjalan dengan baik.

Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). (Partai Demokrat)

Terlihat pada Agustus 2020 lalu, keduanya sempat bertemu dan berdiskusi mencari solusi atas dampak pandemi Covid-19 di sektor kesehatan dan ekonomi masyatakat.

Kemudian pertengahan 2019, AHY bersama adiknya yang juga Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas juga pernah menemui Megawati di kediamannya.

Herzaky mengatakan, partainya selalu aktif menjalin silaturahmi ke berbagai partai politik.

“Seperti yang kerap disampaikan Ketum AHY, membangun bangsa tidak bisa sendirian,” kata dia.

Respons positif juga disampaikan Sekretaris Majelis Tinggi DPP Partai Demokrat Andi Mallarangeng. Andi bilang, partainya tak masalah menjalin kerja sama dengan PDI-P.

Baca juga: Nama Capres 2024 yang Bakal Diusung PDIP Masih Dirahasiakan, Ini Alasan Megawati

"Kalau mau berkomunikasi, kita selalu terbuka. Jadi kalau ada yang bermasalah, masalahnya bukan di Demokrat,” tutur Andi saat dihubungi Kompas.com, Rabu (13/7/2022).

Senada dengan Herzaky, menurut Andi, Demokrat selalu membuka diri dengan segala kemungkinan dalam urusan koalisi.

“Kami selalu terbuka, kalau tidak mau berkoalisi ya tidak apa-apa. Tidak phateken (tidak rugi) kata orang Jawa Timur,” akunya.

Sambutan hangat atas manuver PDI-P juga ditunjukkan oleh PKS. Ketua Departemen Politik DPP PKS Nabil Ahmad Fauzi mengungkapkan, partainya selalu terbuka ke partai lain yang ingin bersilaturahmi.

"PKS sangat welcome. Jangankan didatangi, PKS saja sudah duluan keliling silaturahim ke rumah setiap partai, termasuk PDI-P," kata Nabil saat dihubungi Kompas.com, Rabu (13/7/2022).

Nabil mengungkapkan, PKS bakal menerima rencana silaturahmi Puan, baik sebagai Ketua DPP PDI-P maupun Ketua DPR.

Dia mengeklaim, partainya konsisten menyuarakan pentingnya kolaborasi dan sinergi dalam membangun bangsa, meski mengambil posisi yang berbeda di pemerintahan.

"Bagi kami, tidak ada sekat yang membatasi komunikasi politik kami dengan semua elemen politik manapun di negeri ini," katanya.

Peluang koalisi

Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam menilai bahwa rencana silaturahmi PDI-P ke seluruh partai politik merupakan langkah progresif untuk menghadirkan pendidikan politik yang sehat.

Meski begitu, menurut Umam, peluang kerja sama PDI-P dengan Demokrat lebih terbuka lebar ketimbang PDI-P dan PKS.

Hal ini karena faktor kedekatan ideologi.

Umam berpendapat, PDI-P dan Demokrat tidak memiliki perbedaan ideologi. Keduanya sama-sama nasionalis dan juga dekat dengan elemen Islam moderat.

"Karena itu, pertemuan Puan dan AHY nantinya harus bisa menyudahi tradisi politik dendam," kata Umam kepada Kompas.com, Rabu (13/7/2022).

Sementara, menurut Umam, PDI-P dan PKS sulit untuk bergandengan. Sebab, perbedaan ideologi kedua partai sangat ekstrem.

Masing-masing menempati posisi pada poros kutub ideologi yang berbeda, PKS di sisi kanan dan PDI-P di sebelah kiri.

"Karena itu, perlu ada dialog ideologis untuk menemukan ruang interaksi dan titik temu paradigmatik. Meskipun itu sulit, namun ikhtiar itu tetap harus dilakukan," ujar Umam.

Umam menilai, bersatunya PDI-P dan Demokrat hanya membutuhkan itikad baik dari pelite kedua partai. Megawati dan SBY harus mampu mengikis keengganan berkomunikasi akibat dinamika politik masa lalu.

"Sudah waktunya untuk harus saling memaafkan dan saling menguatkan satu sama lain," katanya.

Di sisi lain, lanjut Umam, relasi antara PDI-P dan PKS ibarat air dan minyak, tidak mudah disatukan karena garis perbedaan signifikan pondasi ideologi.

"Karena itu, ruang dialog perlu terus diupayakan untuk menghadirkan langkah-langkah moderasi, agar polarisasi di antara keduanya bisa terjembatani," tutur dosen Universitas Paramadina itu. (*)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved