Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

PLN Ajak Negara-negara G20 Berkolaborasi Demi Percepat Transisi Energi di Indonesia

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo menjelaskan PLN menunjukkan komitmen dalam mencapai target Carbon Neutral 2060 dengan berbagai program.

Editor: Hanang Yuwono
dok. PLN/TRIBUNSOLO.COM
Luhut menyampaikan dukungan terhadap PLN sebagai ujung tombak transisi energi di Tanah Air. 

TRIBUNSOLO.COM -- PT PLN (Persero) mengajak semua pihak termasuk negara anggota G20 untuk bisa berkolaborasi dalam penurunan emisi karbon demi mencapai target Carbon Neutral pada 2060.

Dalam Road to G20 Dialogue “The Global Blended Finance Alliance for MSMEs and Energy Transition” yang digelar oleh Yayasan Tri Hita Karana, PLN pun menegaskan perannya dalam transisi energi.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan dunia tidak perlu ragu atas komitmen Indonesia dalam penurunan emisi global.

Sebagai tuan rumah Presidensi G20, Indonesia sudah menjalankan roadmap penurunan emisi karbon.

Namun kata Luhut, Indonesia upaya tersebut perlu dukungan negara lain untuk bisa mencapai hal ini. Belajar dari pemulihan ekonomi global dari Pandemi Covid-19, kolaborasi yang sama mestinya juga diterapkan dalam target pengurangan emisi.

Baca juga: PLN Siagakan 3.716 Personel untuk Amankan Listrik Perayaan Idul Adha 1443 H di Jateng-DIY

"Kami membutuhkan kolaborasi yang konkret, tidak hanya kerja sama dari sisi pendanaan tetapi juga sharing teknologi dan investasi untuk membuka lapangan pekerjaan yang semuanya sejalan dengan cita-cita global dalam penurunan emisi," ujar Luhut.

Pada kesempatan tersebut, Luhut pun menyampaikan dukungan terhadap PLN sebagai ujung tombak transisi energi di Tanah Air. Ia juga mendorong negara-negara G20 ikut terlibat dalam suksesnya program transisi energi.

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo menjelaskan PLN menunjukkan komitmen dalam mencapai target Carbon Neutral 2060 dengan berbagai program.

Saat ini PLN telah menjalankan transisi energi dengan membangun pembangkit energi baru terbarukan. Secara bertahap PLN juga mempensiunkan dini pembangkit berbasis batu bara.

Dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2021-2030, PLN bakal membangun pembangkit EBT sebesar sekitar 51,6 persen dari target penambahan pembangkit baru.

“Kami sadar ini semua belum cukup. PLN juga mengakui tidak bisa melakukan semua ini sendiri. Karena itu, jalan keluarnya adalah dengan kolaborasi bersama,” ujar Darmawan.

Baca juga: PLN Ajak Masyarakat Gunakan Kompor Induksi, Disambut Antusias oleh Warga Kota Solo

Ia menegaskan PLN membutuhkan dukungan melalui pembiayaan berbunga rendah, kerangka kebijakan, dan kolaborasi proyek.

PLN membutuhkan investasi hingga USD 500 miliar untuk bisa menjalankan proyek transisi energi.

"Karena seluruh upaya kami juga akan bedampak langsung pada dunia. Misalkan saja, emisi karbon yang dihasilkan di Bali saja juga akan berdampak pada Eropa dan Jepang. Sehingga upaya kami dalam menurunkan emisi yang akan berdampak langsung pada dunia ini perlu dukungan," tegas Darmawan.

Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Luky Alfirman menjelaskan dalam menjalankan transisi energi Indonesia mempunyai PLN sebagai pemain utama. Berbagai upaya penurunan emisi karbon dilakukan oleh PLN, mulai dari penurunan emisi dari sektor pembangkit listrik, hingga mendorong masyarakat terlibat aktif dalam penggunaan energi berbasis listrik dalam kehidupan sehari hari. Langkah ini dilakukan sebagai upaya menekan ketergantungan pada energi berbasis fosil.

Sumber: TribunSolo.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA
    Komentar

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved