Sekolah Terbiasa Berperilaku Hemat Energi, SMPN 1 Sumberlawang Sragen Siap Menuju Adiwiyata Nasional

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari

TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - SMP Negeri 1 Sumberlawang, Kabupaten Sragen kini siap menjadi sekolah Adiwiyata Nasional.

Sekolah kebanggan warga Sumberlawang dan Kabupaten Sragen tersebut sebelumnya telah menyandang gelar sekolah Adiwiyata tingkat Kabupaten Sragen dan Provinsi Jawa Tengah. 

Sehingga warga sekolah mulai dari kepala sekolah, guru, karyawan, komite, siswa, orang tua hingga warga sekitar lingkungan sekolah sudah terbiasa dengan gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah (PBLHS).

Baca juga: Hari Pertama Masuk Sekolah di Sragen, SD dan SMP Langsung Terapkan PTM 100 Persen, Ini Aturannya

Seluruh warga sekolah SMP Negeri 1 Sumberlawang telah dibiasakan untuk mencintai lingkungan dan menjaga kebersihan di manapun berada.

Tak hanya itu, semua warga sekolah juga dibiasakan untuk hidup tertib, baik tertib waktu berangkat sekolah, belajar, ibadah hingga tertib pulang sekolah untuk langsung pulang ke rumah. 

Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Sumberlawang, Drs. Joko Susilo, M.Pd mengatakan, ada penanaman karakter yang lain, yakni untuk hemat energi yang dirasa paling penting. 

"Artinya kita menanamkan betul jika saat menggunakan listrik sesuai dengan kebutuhan, misalnya kipas angin, AC maupun peralatan elektronik lain tidak digunakan harus dimatikan," ujarnya kepada TribunSolo.com, Kamis (14/7/2022). 

Tak hanya listrik, para siswa khususnya ditanamkan untuk menghemat air sehingga tidak ada keran yang bocor atau air yang terbuang sia-sia. 

"Program penghematan energi yang lain, sebulan sekali warga sekolah diimbau untuk tidak menggunakan sepeda motor atau mobil ke sekolah," jelasnya. 

Prinsip pengolahan sampah yakni 3 R (Reuse, Reduce dan Recycle) juga diterapkan dalam kehidupan sehari-hari warga SMP N 1 Sumberlawang. 

"Misal kertas berkas kita manfaatkan untuk struk gaji, mencetak file lain di belakangnya, kertas bekas juga dimanfaatkan anak-anak untuk prakarya, seperti membuat amplop, tempat pensil, bahkan pernah membuat baju dari kertas bekas," paparnya. 

Sebagai sekolah Adiwiyata, SMP Negeri 1 Sumberlawang juga memiliki greenhouse yang berfungsi untuk merawat tanaman. 

Dalam greenhouse tersebut siswa diajak untuk melakukan pembibitan, kemudian penyemaian, hingga penanaman. 

Tanaman yang dihasilkan bukan hanya dalam wujud bunga saja, melainkan juga tanaman keras. 

"Sehingga tanaman yang dihasilkan dari greenhouse tidak hanya ditanam di lingkungan sekolah saja, melainkan juga di tempat lain, di sekitar kita yang memungkinkan," ujar Joko. 

"Jadi greenhouse sudah seperti rumah sakit bagi tanaman, jadi jika ada tanaman yang layu dan mau mati mungkin para siswa yang akan merawatnya," imbuhnya. 

Tak hanya sampai disitu, lingkungan SMPN 1 Sumberlawang juga ditanami tumbuhan apotek hidup yang bisa dimanfaatkan secara langsung oleh warga sekolah, baik untuk obat-obatan maupun yang bisa diproduksi.

Pembiasaan hidup bersih dan sehat juga ditanamkan ke warga sekitar lingkungan sekolah yang banyak membuka usaha berjualan makanan di sekitar SMPN 1 Sumberlawang. 

SMPN 1 Sumberlawang memberikan edukasi supaya bungkus makanan dibuat dari bahan yang bisa didaur ulang, seperti menggunakan daun.

"Menuju sekolah Adiwiyata tidak bisa guru dan siswa saja, warga sekitar kita edukasi, karena kita menempel dengan penduduk yang banyak berjualan, untuk mengurangi sampah plastik, makanan dibungkus memakai daun, misalnya seperti itu," terangnya.

Dengan penanaman karakter cinta lingkungan, tertib, menjaga kebersihan dan kesehatan, sekaligus hemat energi itulah, membuat SMPN 1 Sumberlawang menuju Adiwiyata tingkat nasional. (*)