Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Solo Terbaru

Gusti Moeng Larang 7 Kebo Bule Keturunan Kyai Slamet yang Terpapar PMK Ikut Kirab Malam Satu Suro

Gusti Moeng melarang 7 kebo bule keturunan Kyai Slamet mengikuti kirab malam satu suro. Hal ini tak lepas dari kondisi mereka yang terpapar virus PMK

Penulis: Agil Trisetiawan | Editor: Vincentius Jyestha Candraditya
Tribunsolo.com/Agil Tri
Kebo-kebo bule milik Keraton Kasunanan Surakarta yang masih keturunan Kyai Slamet, Sabtu (23/7/2022). 7 kebo bule itu dilarang Gusti Moeng mengikuti Kirab Malam Satu Suro karena telah terpapar virus PMK. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Agil Tri

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Sebanyak 7 ekor kebo (kerbau, -red) bule keturunan Kyai Slamet milik Keraton Solo terpapar Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

Ketua Pengelola Alun-alun Selatan, GKR Timoer Rumbai Kusuma Dewayani, mengatakan hal tersebut membuat kebo bule itu tak memungkinkan mengikuti kirab malam satu suro yang jatuh pada Jumat (29/7) mendatang.

Sebab, masa pemulihan kerbau usai terpapar PMK membutuhkan waktu 2-4 minggu.

Sementara sejumlah kerbau masih terpapar PMK.

Baca juga: Kebo Bule Milik Keraton Solo Mati Terpapar PMK Diduga Lewat Manusia, Begini Penjelasan Dinas

"Kelihatannya tidak memungkinkan untuk keluar, khawatirnya akan timbul penyakit baru. Kami fokus ke pemulihan," katanya, kepada TribunSolo.com, Sabtu (23/7/2022).

Dia mengatakan, ada sekitar 18 kerbau keturunan Kyai Slamet yang dipelihara Keraton Kasunanan Surakarta.

Namun 7 kerbau inti, masih terpapar PMK, dan menjalani masa karantina di kandang khusus.

Sementara 1 kebo bule meninggal karena terpapar PMK.

"Yang sakit yang kebo inti, yang belum inti saja sudah ada yang terindikasi. Yang dua sehat," ujarnya.

"Sedangkan kirab itu pakai kebo inti, yang lain belum bisa dan belum pernah ikut kirab," tambahnya.

Hal ini juga berimbas pada larangan masyarakat untuk memberikan makan kepada kebo bule yang ada di Alun-alun Kidul.

Ketua Lembaga Dewan Adat Keraton Surakarta, GKR Wandansari atau yang akrab disapa Gusti Moeng, juga tidak mengizinkan kebo bule mengikuti kirab malam satu suro mendatang.

"Yang diserang itu kan mulut untuk makan, dan kuku untuk jalan. Dia kan biasa jalan di tanah, yang lebih lunak, kalau dipaksa jalan di aspal, apakah tahan? Apakah aman? Kalau terjadi sesuatu di jalan, siapa yang tanggungjawab," kata Gusti Moeng.

Gusti Moeng mendengar bakal ada 5 pusaka yang akan dikeluarkan untuk kirab.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved