Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Regional

Kabar Terbaru Bocah Laki-laki yang Sempat Dipasung dan Kakinya Dirantai oleh Orangtuanya di Bekasi

Tampak dalam video, seorang bocah laki-laki bertubuh sangat kurus mengenakan baju warna orange.

Penulis: Tribun Network | Editor: Rifatun Nadhiroh
Tangkapan layar di Instagram
Potongan video yang merekam bocah laki-laki kurus tersisa kulit dan tulang, berjalan ngesot. Polisi selidiki soal dugaan penyiksaan oleh orangtua. 

TRIBUNSOLO.COM - Beberapa waktu lalu, media sosial dihebohkan dengan video bocah laki-laki yang tubuhnya tersisa kulit dan tulang, berjalan ngesot.

Bocah itu tak bisa berjalan dengan normal, pasalnya kedua kakinya dirantai dan digembok.

Adapun viral itu viral setelah pertama kali diunggah oleh akun Instagram @fannylauww pada Selasa (19/7/2022).

Tampak dalam video, seorang bocah laki-laki bertubuh sangat kurus mengenakan baju warna orange.

Baca juga: Dituding Jadi Orang Ketiga, Ririn Dwi Ariyanti Tulis Kalimat Panjang Soal Bahagia dan Ikhlas

Selain dirantai, sebuah kain warna hitam juga tampak melilit leher dan sekitar mata anak itu.

"Kamu laper mau makan?" tanya wanita perekam video.

Bocah itu lalu mengangguk.

"Itu kenapa kakinya dirantai gitu? Coba itu kenapa kakinya dirantai gitu?" tanya wanita itu lagi.

"Digembok," jawab di bocah lemas.

"Siapa yang gembok?" tanya perekam.

"Bunda," jawab si bocah sambil tangannya mengisayaratkan ingin makan.

Baca juga: Sebut Kasus Bully di Tasikmalaya Hanya Candaan Biasa, Wagub Jabar Uu Ruzhanul Ulum Kini Minta Maaf

Bocah tersebut lalu dibawa ke teras rumah warga untuk diberi makan.

Ia senang diberi 3 piring nasi dan juga roti.

Dari keterangan pengunggah, bocah itu berinisial R dan usianya 15 tahun.

R mengaku disiksa oleh ayah dan bunda tirinya hingga tak diberi makan.

Dirinya juga mengatakan bakal disisak habisan-habisan oleh bunda, apabila ketahuan makan.

Tak lama setelah video tersebut viral, R telah dibawa ke rehabilitasi sosial, Sentra Terpadu Pangudi Luhur Bekasi.

Baca juga: Potret Kali Bein di India yang Airnya Dianggap Suci, Ternyata Bikin Menteri India Malah Sakit Perut

R akan menjalani rehabilitasi, serta terapi psikologis, juga pemulihan fisik.

Hal ini disampaikan oleh Kepala Sentra Terpadu Pangudi Luhur Bekasi, I Ketut Supena.

Nantinya R akan didampingi oleh petugas yang meliputi perawat hingga dokter yang akan melakukan terapi pemilihan terhadap kondisi R.

"Ya di sini di Sentra Terpadu Pangudi Luhur ini kami melaksanakan rehabilitasi sosial. Lalu layanan asistensi rehabilitasi sosial, juga disebutkan keberfungsian sosialnya itu kita ada terapi terapi, psikososial spiritua, fisiknya, psikologisnya juga," kata I Ketut Supena, Senin (25/7/2022).

Diungkapkan oleh I Ketut Supena, jika pihaknya belum dapat memastikan bagaimana kondisi psikologis R atas peristiwa yang dialaminya itu.

Kepala Sentra Terpadu Pangudi Luhur, I Ketut Supena mengatakan R (15), bocah yang dirantai oleh orangtuanya di Jatiasih, Kota Bekasi akan menjalani terapi psikologis selama di Sentra Terpadu Pangudi Luhur Bekasi milik Kementerian Sosial.
Kepala Sentra Terpadu Pangudi Luhur, I Ketut Supena mengatakan R (15), bocah yang dirantai oleh orangtuanya di Jatiasih, Kota Bekasi akan menjalani terapi psikologis selama di Sentra Terpadu Pangudi Luhur Bekasi milik Kementerian Sosial. ()

Sebab, untuk mengetahui kondisi psikologisnya perlu asesement secara bertahap. Meskipun memang dari fisik kondisi R sudah lebih baik.

"Nah ini yang kita assesment lagi. Kita dalami. Sehingga kita mendapatkan hasil yang komprehensif. Karena kita tidak bisa menilai apa dilihat sekilas. Tapi perlu pendalaman, pendalaman karena ada ukuran ukurannya disitu," katanya.

Baca juga: Hengkang dari Agensi Sule, Nathalie Holscher Ajak Sang Anak dan Adik Gabung Manajemen Eko Patrio

Terkait kemungkinan jangka waktu hasil proses rehabilitasi dan terapi psikologis terhadap R.

I Ketut Supena mengaku tidak dapat memastikan, sebab setiap korban memiliki kemampuan yang berbeda-beda tergantung dari proses keterbukaan korban terhadap petugas.

"Tergantung kemampuan dari anak ini, tergantung anak ini keterbukaan anak, nah ini yang nanti di elaborasi dari pekerja sosial kami. Karena kan ini baru datang. Kita berikan dulu adaptasi," ujarnya. (*)

(TribunSolo/Warta Kota)

 

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved