Berita Regional
Sebut Kasus Bully di Tasikmalaya Hanya Candaan Biasa, Wagub Jabar Uu Ruzhanul Ulum Kini Minta Maaf
Ia pun memastikan penanganan kasus perundungan yang diduga menyebabkan korbannya meninggal ini mendapat pemantauan dari Pemprov Jabar.
Penulis: Tribun Network | Editor: Rifatun Nadhiroh
Uu juga meminta masyarakat tidak berasumsi bahwa kematian korban akibat depresi, sebelum ada temuan dari kepolisian jika penyebab kematian adalah depresi.
"(Depresi) itu hanya asumsi masyarakat karena ada kronologi seperti itu."
"Namun itu belum pasti. Yang berhak menyampaikan adalah pihak yang berwenang, yaitu kedokteran," jelasnya.
Baca juga: Daftar Perusahaan BUMN yang Dibubarkan karena Dinyatakan Pailit Akibat Terus Merugi
Diberitakan TribunJabar.id, kasus perundungan terhadap bocah 11 tahun di Kabupaten Tasikmalaya kini dinaikkan ke tahap penyidikan.
Seperti diketahui, bocah tersebut diduga meninggal dunia akibat depresi.
Bocah itu diduga mendapat perundungan dari teman-temannya yang menyebarkan video korban saat dipaksa seolah-olah berbuat tidak senonoh dengan kucing.
"Untuk Tasikmalaya sekarang kasusnya sudah naik dalam penyidikan," kata Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Ibrahim Tompo di Mapolda Jabar, Senin.
Ia menjelaskan, penyidik telah melakukan gelar perkara dan hasilnya ditemukan adanya dugaan perundungan yang dilakukan pada korban sebelum meninggal.
"Bisa disimpulkan memang bahwa terjadi kondisi bully," ungkapnya.
Sebelumnya, korban mengalami depresi hingga tidak mau makan karena rekaman video korban dipaksa teman-temannya menyebar di media sosial.
Belakangan korban tidak mau makan hingga kondisinya drop.
Saat dibawa ke rumah sakit, nyawa korban tak tertolong.
Masih dilansir Kompas.com, dari hasil pemeriksaan medis, korban mengalami suspect depresi, thypoid, dan ensefalopati atau peradangan otak.
Baca juga: Gubernur Jabar Ridwan Kamil Minta Baim Wong dkk Mencabut Pendaftaran Merek Citayam Fashion Week
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan RSUD SMC Kabupaten Tasikmalaya, Adi Widodo.
"Untuk diagnosa kematian disebabkan karena adanya suspect typhoid dan ensefalopati atau peradangan otak, karena komplikasi tifus juga ada suspect episode depresi atau gangguan ensefalopati kejiwaan," katanya, Jumat (22/7/2022).
"Namun untuk faktor internalnya karena komplikasi demam, meski petugas medis juga berupaya melakukan upaya, tapi nyawanya itu tak tertolong saat itu," terang Adi. (*)
(Tribunnews.com/Nuryanti) (TribunJabar.id/Muhamad Syarif Abdussalam/Nazmi Abdurrahman) (Kompas.com/Kontributor Tasikmalaya/Irwan Nugraha)