Tahun Baru Islam 2022
Doa Akhir Tahun dan Awal Tahun Baru Islam 1 Muharram 1444 H, Baca Agar Dosa Diampuni Allah SWT
Bacaan Doa Akhir Tahun dan Awal Tahun Baru Islam ini dikutip dari Habib Sayyid Utsman bin Yahya dalam kitab Maslakul Akhyar. Mari kita amalkan:
Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
Artinya:
"Dengan menyebut asma Alloh Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Semoga Alloh tetap melimpahkan rahmat dan salam (belas kasihan dan kesejahteraan) kepada junjungan dan penghulu kita Muhammad beserta keluarga dan sahabat Beliau.
Ya Allah! Engkau Dzat Yang Kekal, yang tanpa Permulaan, Yang Awal (Pertama) dan atas kemurahan-MU yang agung dan kedermawanan-MU yang selalu berlebih, ini adalah tahun baru telah tiba: kami mohon kepada-MU pada tahun ini agar terhindar (terjaga) dari godaan syetan dan semua temannya serta bala tentara (pasukannya), dan (kami mohon) pertolongan dari godaan nafsu yang selalu memerintahkan (mendorong) berbuat kejahatan, serta (kami mohon) agar kami disibukkan dengan segala yang mendekatkan diriku kepada-MU dengan sedekat-dekatnya. Wahai Dzat Yang Maha Luhur lagi Mulia, wahai Dzat Yang Maha Belas Kasih!"
Baca juga: Hampir Seminggu Memasuki Bulan Muharram, Jangan Lewatkan Amalan-amalan Ini!
Beda 1 Suro dan 1 Muharram
Selama ini 1 Suro dianggap bertepatan dengan jatuhnya 1 Muharram dalam kalender Hijriyah.
Padahal, keduanya tidak jatuh pada waktu yang sama karena ditentukan berdasar dari dua kalender yang berbeda.
1 Suro sendiri merupakan awal bulan dalam kalender Jawa yang pertama kali diterbitkan oleh Sultan Agung Hanyokrokusumo yang merupakan Raja Mataram Islam.
Sedangkan 1 Muharram merupakan awal penanggalan Islam dalam kalender Hijriyah yang dibuat pada masa khalifah Umar bin Khattab.
Seperti pada penanggalan lainnya, kalender Jawa memiliki dua belas bulan yang namanya berasal dari serapan bahasa Arab yang disesuaikan dengan lidah Jawa yaitu Sura, Sapar, Mulud, Bakdamulud, Jumadilawal, Jumadilakhir, Rejeb, Ruwah, Pasa, Sawal, Dulkangidah, dan Besar.
Adapun tanggal 1 Suro berselisih sehari lebih lambat dengan jatuhnya 1 Muharram.
Hal ini karena 1 Suro biasanya diperingati ada malam setelah maghrib karena pergantian hari pada penanggalan Jawa dimulai saat matahari terbenam, bukan pada tengah malam. (*)