Berita Karanganyar Terbaru
Petani Jahe di Sedayu Karanganyar Terima Bantuan 5 Ton Bibit Jahe, Juliyatmono : Itu dari Dana APBN
Petani jahe di Dusun Jaten Desa Sedayu mendapatkan bantuan 5 ton bibit jahe. Bupati Karanganyar Juliyatmono mengatakan bantuan itu dari dana APBN.
Penulis: Mardon Widiyanto | Editor: Vincentius Jyestha Candraditya
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Mardon Widiyanto
TRIBUNSOLO.COM, KARANGANYAR - Kelompok tani di Dusun Jaten, Desa Sedayu, Kecamatan Jumantono, Kabupaten Karanganyar mendapatkan bantuan bibit jahe serta program pelatihan dan pengembangan Bio Farmaka, Senin (25/7/2022).
Bantuan tersebut berasal dari dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Baca juga: Asyik Nonton Bola, Warga Tawangmangu Karanganyar Sampai Lupa Matikan Kompor, Rumahpun Terbakar
Baca juga: Nella Kharisma dan Dory Harsa Bakal Konser di Karanganyar, Meriahkan HUT ke-77 RI
Bupati Karanganyar Juliyatmono, mengatakan bantuan tersebut ditujukan bagi satu kelompok di lahan berukuran 10 hektare di Dusun Jaten, Desa Sedayu, Kecamatan Jumantono, Kabupaten Karanganyar.
"Ada sebanyak 5 ton bibit jahe yang akan diberikan kepada kelompok tani di Kabupaten Karanganyar, nantinya per hektare akan diberi 500 kilogram bibit jahe," kata Juliyatmono di hadapan kelompok tani di Balai Desa Sedayu, Senin (25/7/2022).
Juliyatmono mengatakan pelatihan dan pengembangan Biofarmaka itu diikuti 100 orang.
Ratusan orang tersebut terdiri dari petani Desa Sedayu maupun desa-desa lain di Kecamatan Jumantono, Jumapolo, Jatipuro dan Jatiyoso.
"Bagi petani di luar program tak perlu berkecil hati, sebab, APBD memberi peluang pendampingan serupa bagi petani yang membutuhkan," ungkapnya.
Baca juga: Situs Watu Gilang di Alas Krendowahono Karanganyar, Saksi Bisu Perundingan Diponegoro-Pakubuwono VI
Baca juga: BREAKING NEWS: Kecelakaan Maut di Exit Tol Colomadu Karanganyar, Sopir Dikabarkan Tewas di Lokasi
"Desa yang siap dan petani yang berminat, silakan mengajukan, sambil mendorong agar tiada lahan tidur, tentu pengajuannya lewat poktan," imbuh Juliyatmono.
Sementara itu, Kepala Dispertan PP Karanganyar Siti Maesyaroch mengatakan saat ini, potensi empon-empon sangat strategis.
Oleh karena itu, tak mengherankan stimulasi terus digenjot.
Satu diantaranya program pelatihan dan pengembangan biofarmaka.
"Produksi tahun ini cukup banyak, ada sekitar 5 ribu ton untuk jahe, 2,5 ribu ton untuk lengkuas dan 100 ton untuk kapulaga, namun sekarang cengkeh lagi langka. Menipis di petani, harganya Rp 300 ribu per kilo," kata Siti.
Dia berharap perusahaan farmasi menampung hasil panen empon-empon petani Karanganyar.
Hal tersebut dimaksudkan agar para petani empon-empon mendapatkan keuntungan usai memanen hasil tanamnya itu.
"Kita dorong panennya dibuat simplicia yakni diiris tipis-tipis supaya kualitasnya terjaga," katanya.
(*)