ASEAN Para Games di Solo
Rebut Emas Para Powerlifting 41 Kg, Paridah Eneng Akui Sempat Nervous : Alhamdulillah Bisa
Indonesia terus menambah emas pada ajang ASEAN Para Games 2022. Penyumbangnya termasuk Paridah Eneng dalam ajang ASEAN Para Games 2022.
Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Ryantono Puji Santoso
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - ASEAN Para Games 2022 menjadi ajang internasional pertama yang diikuti Paridah Eneng.
Dia turun di kelas 41 kilogram dan melawan dua atlet Laos, Sibounheuang Dengmany dan Sipaseuth Latsami dan atlet Filipina Marydol Pamati-an.
Hasilnya, Eneng mampu menyabet dua medali emas untuk total angkatan dan angkatan terbaik.
Eneng lebih kurang mengumpulkan total angkatan 144.
Dia unggul 4 poin dari lifter Sipaseuth.
Dari total itu, Eneng mampu mengangkat beban terberat sebesar 74 kilogram di angkatan terakhir.
Baca juga: Dibayang-bayangi Cidera, Putri Aulia Optimis Sumbang Emas di ASEAN Para Games 2022
Eneng mengaku sedikit nervous saat tampil. Terlebih, dia tampil lebih dulu di banding lifter senior, Ni Nengah Widiasih.
"Cuma sedikit nervous. Tapi tadi berdoa untuk buat hati lebih tenang, alhamdulillah bisa," ujar dia.
Eneng pun bersyukur karena mampu menyumbangkan dua medali emas untuk Indonesia di ajang ASEAN Para Games 2022.
"Alhamdulillah bisa menyumbangkan dua medali buat Indonesia," ujar dia.
"Ini berkat dukungan dan doa dari keluarga beserta teman-teman, masyarakat Indonesia, terutama yang sudah melatih saya selama ini," tambahnya.
Itu rupanya melecut semangatnya dan mampu melampaui besar angkatan yang pernah diraihnya di Peparnas Papua 2021.
Saat itu, Eneng mampu mencatatkan angkatan seberat 71 kilogram.
Eneng kini mampu memperbaiki angkatan tersebut di ASEAN Para Games dengan angkatan 74 kilogram.
"Semoga saya bisa mempertahankan prestasi ini," tuturnya.
Pecah Rekor
Ni Nengah Widiasih berhasil menyabet dua emas di kelas 45 kilogram Para Powerlifting ASEAN Para Games 2022.
Dia meraih dua medali untuk kelas 45 kilogram dan angkatan terbaik di kelas tersebut.
Dua medali tersebut didapatkannya setelah berhasil mengalahkan para lifter Filipina, Guion Achelle.
Widiasih tercatat melakukan tiga kali angkatan masing-masing lebih dari 95 kilogram.
Angkatan pertama, Widiasih mampu mengangkat beban 97 kilogram dan dinyatakan good lift.
Baca juga: Sosok Bayu, Guide ASEAN Para Games : Ternyata Berperan Penting Bawa Ni Made Arianti Sumbang Emas
Namun, nasib kurang mujur didapatkan Widiasih saat angkatan kedua dan ketiga.
Dia belum mampu mengangkat beban seberat 99 kilogram dan dinyatakan no lift.
Meski dua angkatan terakhir gagal, Widiasih tetap berhak mendapat kalungan medali emas.
Di sisi lain, angkatan 97 kilogram tersebut sekaligus memecahkan rekor ASEAN Para Games yang pernah dia buat pada tahun 2017.
Widiasih mampu mengangkat beban 95 kilogram saat ASEAN Para Games. Itu sekaligus rekor baru di ajang tersebut.
Kini, di tahun 2022, Widiasih mampu memecahkan rekor tersebut setelah berhasil mengangkat beban 97 kilogram.
Tapi, Widiasih tetap meminta maaf atas kegagalan dua angkatan terakhirnya.
"Saya minta maaf kepada masyarakat Indonesia mungkin hari ini tidak tampil maksimal, tidak seperti pertandingan terakhir saya sebulan lalu waktu kualifikasi di Korea," tutur dia.
"Tapi, puji Tuhan, saya masih diizinkan oleh Tuhan untuk mengibarkan bendera merah putih dan mengumandangkan Indonesia Raya di ajang ini," kata dia.
"Terima kasih doanya, ke depan menjadi PR buat saya karena di dua angkatan terakhir saya gagal, kondisi saya kurang fit," tambahnya.
Widiastuti mengungkap ada masalah di bagian bahunya yang membuatnya kurang optimal dalam angkatan.
"Itu bukan menjadi satu alasan, karena sudah di pertandingan, siap gak siap, harus kita hadapi," ujar dia.
"Tapi to be honest, kondisi bahu kurang baik, tapi berysukur masih bisa mempersembahkan dua medali emas," tambahnya. (*)