Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Seleb

Ruben Onsu Idap Penyakit Langka Empty Sella Syndrome, Kondisi Membaik Setelah Berobat ke Singapura

ESS merupakan kondisi di mana kelenjar yang bernama pituitary atau kelenjar yang berukuran sebesar kacang yang ditemukan pada dasar otak menyusut

Penulis: Tribun Network | Editor: Rifatun Nadhiroh
Instagram
Sarwendah menyemangati sang suami, Ruben Onsu yang sedang menjalani pengobatan di Singapura. 

TRIBUNSOLO.COM - Presenter kenamaan Ruben Onsu diketahui mengidap penyakit langka yakni, empty sella syndrome (ESS).

Ruben mengaku, Ia kini merasa kondisi tubuhnya terus membaik setelah berobat ke Singapura.

Hal yang ia lakukan saat ini adalah meyakini dirinya bisa sembuh.

Baca juga: Keluarga Anang Hermansyah Bakal Pindah ke Amerika?Arsy Ditawari Kontrak oleh Produser Musik di Amrik

Disebutkan oleh Ruben, ia hanya tiga hari menjalani pengobatan di Singapura.

Di sana ia mendapatkan tindakan endoskopi dari dokter spesialis darah.

"Setelah berobat ya membaik pasti dan terus optimis,"

"Semua dari yang di check up mengikuti arahan dokter aja selama disana dan sampai saat ini," kata Ruben Onsu dikutip Wartakotalive.com dari kanal youtube Sambal Lalap, Senin (1/8/2022).

Lantas, adakah kemungkinan Ruben Onsu yang sakit penyakit langka ini sembuh?

Mengutip mountsinai.org, ESS merupakan kondisi di mana kelenjar yang bernama pituitary atau kelenjar yang berukuran sebesar kacang yang ditemukan pada dasar otak menyusut atau menjadi rata.

Baca juga: Kisah Seorang Wanita Pemulung Punya 2 Suami, Ungkap Alasan Poliandri dan Hidup Bahagia Bertiga

Penyakit ini menyerang otak hingga penyempitan sumsum tulang belakang.

Suami Sarwendah ini mengetahui penyakit tersebut saat menjalani proses pengobatan di Singapura.

Lalu, bisakah penyakit tersebut disembuhkan?

Dilansir Tribunnews.com dari Cleveland clinic, empty sella syndrome tidak mengancam jiwa.

Penyakit tersebut dapat diobati dengan obat hormon dan terkadang operasi.

Dalam beberapa kasus ienyakit empty sella syndrome ini tidak menyebabkan gejala apa pun.

Baca juga: Viral Sembako Bantuan Presiden Dikubur di Lahan Parkir JNE Express Kota Depok, Begini Tanggapan JNE

Ketika pemeriksaan ditemukan empty sella syndrome namun kelenjar pituitari berfungsi dengan baik, maka tidak memerlukan perawatan.

Namun jika sebaliknya kelenjar pituitari tidak berfungsi dengan baik karena empty sella syndrom (ESS), maka pengobatan yang akan dijalani adalah mengobati kadar hormon abnormal, tergantung pada hormon mana yang terpengaruh.

Kemudian juga saat empty sella syndrom (ESS) menyebabkan cairan serebrospinal atau cairan yang berfungsi untuk melindungi otak bocor dari hidung, maka mungkin memerlukan pembedahan untuk memperbaiki sella tursika atau cekungan berbentuk sadel pada tulang sphenoid yang berlokasi di tengah fossa kranial terletak pada permukaan intrakranial dari tengkorak kepala.

Baca juga: Nindy Ayunda Telah Jalani Pemeriksaan, Tegaskan Tak Dijemput Polisi dan juga Tak Menginap

Sebagai informasi, Empty Sella Syndrome memiliki beberapa gejala, yakni:

1. Masalah Ereksi

 2. Sakit Kepala

3. Menstruasi tidak teratur atau tidak menstruasi

4. Turunnya libido atau penurunan keinginan untuk berhubungan seks

5. Mudah lelah atau memiliki sedikit energi

6. Keluarnya puting susu.

Gejala lainnya yang sering muncul adalah nyeri kepala, penurunan ketajaman penglihatan, hingga mudah lelah.

Baca juga: Idap Penyakit Langka, Ruben Onsu Sebut Ingin Dijemput Olga Syahputra Jika Kelak Tutup Usia

(Tribunnews.com/Rina Ayu Panca Rini)

Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved