Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Solo Terbaru

Anggota DPR RI Mohammad Toha Pertanyakan Gibran Tegur Paspampres: Apakah Berhak? 

Kejadian Gibran memanggil oknum Paspampres yang memukul sopir truk di Solo menjadi sorotan anggota DPR RI. Dia dinilai tidak memiliki hak.

Penulis: Agil Trisetiawan | Editor: Ryantono Puji Santoso
TribunSolo.com/Agil Tri
Anggota Komisi II DPR RI Mohammad Toha ikut menyoroti pencopotan paksa masker Paspampres oleh Gibran. Toha menyebut seharusnya ada etika yang digunakan Gibran dalam hal ini dengan tidak mempermalukan yang bersangkutan di depan publik. Paspampres bernama Hari Misbah itu diketahui telah melakukan pemukulan kepada sopir truk di Solo. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Agil Tri

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Pemanggilan oknum Paspampres yang melakukan pemukulan kepada sopir truk di Solo oleh Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka mendapat sorotan.

Oknum Paspampres bernama Hari Misbah itu melakukan pemukulan kepada sopir truk di kawasan Jalan Ahmad Yani, atau di simpang Girimulyo, Banjarsari, Solo pada Selasa (9/8/2022) lalu.

Aksi Hari Misbah itu diketahui Gibran, usai kejadian tersebut viral di media sosial Twitter, dan ditanggapi langsung oleh Gibran.

Hari Misbah pun dipanggil ke Balai Kota Solo untuk melakukan klarifikasi, dan diminta menyampaikan permohonan maaf kepada publik.

Anggota DPR RI Komisi II Mohammad Toha, mempertanyakan kapasitas Gibran menegur Paspampres tersebut.

"Berhak tidak Wali Kota menegur itu, seharusnya melaporkan ke atasannya, dan yang menegur atasanya," katanya, Senin (15/8/2022).

Menurut Toha, jika hanya sekedar kritikan, semua orang berhak mengkritik aparatur negara jika melakukan kesalahan.

"Kalau mengkritik boleh saja, tapi kalau menegur, secara resmi itu atasannya," ujarnya.

"Karena dia sebagai pembinanya, pengawasnya, dan kepala lembaga atau satuannya," imbuhnya.

Baca juga: Viral Bikers Ditendang Petugas karena Menerobos Kawasan Ring 1, Paspamres: Sebenarnya Bisa Ditembak

Komandan Paspampres Marsda Wahyu Hidayat Sudjatmiko, sebelumnya menyampaikan permintaan maaf dan akan memberikan sanksi kepada anggotanya.

Menurut Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, permintaan maaf itu diterima atau tidak tergantung pada korban, bukan dia.

Termasuk pada pemberian sanksi, yang menjadi tugas Komandan Paspampres.

"(Memaafkan) Tergantung warganya. (Sanksi) urusan komandannya," katanya saat ditemui di TSTJ Solo, Sabtu (13/8/2022).

Dia tidak akan melakukan intervensi terkait sanksi yang akan diberikan Komandan Paspampres, kepada oknum anggotanya itu.

"Tidak ada harapan (sanksinya). Bukan tugas saya, itu tugasnya komandan," imbuhnya.

Gibran menegaskan, tindakannya memanggil oknum Paspampres itu hanya untuk melindungi masyarakat.

Sebab, wibawa masyarakat yang paling tinggi, sehingga harus dilindungi.

"Yang saya jaga wibawanya korban. Opo meneh, wes ceto-ceto diantemi," pungkasnya.  

Kata Mantan Panglima TNI

Mantan Panglima TNI, Jenderal (Purn) Moeldoko mengomentari viralnya anggota Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres). 

Moeldoko yang kini menjabat Kepala Staf Kepresidenan itu meminta tak boleh terjadi lagi oknum Paspampres memukul warga atau sopir truk.

"Saya selaku mantan Panglima TNI, menyayangkan hal-hal seperti itu," kata Moeldoko, saat ditemui di Kampus UNS Solo, Sabtu (13/8/2022).

Alasan Moeldoko menyayangkan hal tersebut, terlebih itu karena hanya dipicu persoalan sepele.

"Tidak boleh terjadi, itu persoalan sepele," imbuhnya.

Ya, mobil yang dikendarai oknum Paspampres itu melanggar lampu merah, dan menabrak truk milik korban.

Aksi arogansi oleh petugas, diminta Moeldoko untuk dihindari di era saat ini.

"Sebagai manusia mungkin emosi, tapi prajurit harus bisa adjustment dengan kehendak rakyat sekarang," ujarnya.

"Rakyat itu menginginkan prajurit yang semakin rendah hati. Nggak boleh lagi mudah emosi," tambahnya.

Moeldoko mengatakan, peningkatan kedisiplinan prajurit harus ditingkatkan lagi, agar prajuritnya bisa memahami kehendak masyarakat.

"Saya pikir, penguatan disiplin perlu diperkuat lagi. Prajurit harus pandai dalam melihat adjustmen dengan lingkungan," pungkasnya.

Baca juga: Alasan Gibran Marah dan Tarik Masker Paspampres yang Pukul Sopir : Kenapa Minta Maaf Setelah Viral

Baca juga: Sosok Hari Misbah, Paspampres yang Akui Pukul Sopir Truk di Solo : Saya Salah, Saya Khilaf

Gibran Marah Sampai Copot Paksa Masker Paspampres

Baru kali ini, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka benar-benar marah.

Luapan amarah itu terlihat saat anggota Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) yang memukul sopir truk di kawasan Manahan, menemuinya di Balai Kota Solo, Jumat (12/8/2022). 

Detik-detik amarahnya itu ditunjukkan lewat aksi Gibran yang memaksa mencopot masker anggota Paspampres, Hari Misbah.

Hari awalnya masih mengenakan masker saat hendak memberikan keterangan kepada media.

Tetapi tiba-tiba Gibran dari belakang menghampirinya, dan langsung menarik masker putih tersebut dengan maksud mencopotnya. 

Baca juga: Malunya Gibran Usai Anggota Paspampres Pukul Sopir Truk di Dekat Kediamannya : Aku Isin Banget

Baca juga: Tak Sengaja Bertemu Gibran di Mall, Jan Ethes Sebut Baru Pulang Les Bahasa Inggris 

Tali masker yang ditarik sampai putus hingga terjatuh akibat kencangnya tarikan Gibran.

Aksi Gibran itu didasari niat menunjukkan sosok anggota Paspampres yang diketahui melakukan pemukulan itu kepada sopir.

Usai melepas masker Hari, Gibran berdiri di belakang dengan kedua tangannya bersedekap di depan dada.

Selama Hari meminta maaf dan memberikan keterangan kepada awak media, Gibran terus dalam posisi tersebut seraya melihat Hari dari belakang.

Gibran menyesalkan lantaran permintaan maaf Hari baru dilakukan usai kasusnya viral.

Menurutnya yang bersangkutan tak akan meminta maaf apabila kasusnya tak menjadi viral di media sosial.

"Kalau bagi saya (kasusnya) belum selesai, mereka minta maaf karena beritanya viral, kalau nggak viral mereka nggak minta maaf," kata Gibran, kepada TribunSolo.com.

Baca juga: Oleh-oleh Gibran untuk Personel Dream Theater usai Manggung di Solo : Masing-masing Dapat Keris

Baca juga: Alasan Ganjar Tak Terlihat Saat Konser Dream Theater di Solo Diungkap Gibran : Beliau Kecapekan

Di sisi lain, Gibran mengaku tak tahu menahu perihal sosok siapa yang dikawal sehari-hari oleh anggota Paspampres yang melakukan pemukulan itu.

"(Mengawal siapa) lha embuh, tim advance (pendahulu)," jelas Gibran. 

Putra sulung Presiden Jokowi itu mengaku tak terima ada warganya yang diperlakukan kasar, terlebih kejadian pemukulan itu berada di Kota Solo. 

Meski demikian, perihal sanksi yang bakal diberikan kepada Hari disebutnya merupakan kewenangan dari Komandan Paspampres.

"Kalau saya nggak terima warga digituin. Tugasku ngelindungi warga, urusannya Paspampres dengan komandan," tegasnya. 

"Tidak ada harapan. Itu sanksi urusan komandan, tanggung jawab saya melindungi warga yang dipukul," tambah Gibran.

Gibran menekankan, dirinya malu atas tindakan Paspampres tersebut.

Terlebih lagi, kejadian tersebut terjadi di dekat kediamannya yakni di Daerah Sumber, Kecamatan Banjarsari.

"Kejadiannya juga dekat rumah saya, bayangno aku isin banget (bayangkan aku malu banget)," aku dia.

Putra sulung Presiden Joko Widodo itu juga mengaku telah mengantongi rekaman CCTV yang memperlihatkan adanya adegan pemukulan tersebut.

Baca juga: Sosok Hari Misbah, Paspampres yang Akui Pukul Sopir Truk di Solo : Saya Salah, Saya Khilaf

Baca juga: Dua Wanita Owner Arisan Online Bodong di Wonogiri Ditahan: Tipu Nasabah Hingga Miliaran Rupiah

Menurutnya, adegan pemukulan yang dilakukan anggota Paspampres itu bisa dikatakan kasar.

"CCTV sudah saya pegang, jelas banget kejadiannya, kasar banget," ungkapnya.

Alasan Pelaku Memukul Warga

Sebelumnya, tindakan pemukulan dilakukan oleh salah satu anggota Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) bernama Heri Misbah ke sopir truk di Kota Solo.

Diketahui, kejadian tersebut terjadi di Jalan Ahmad Yani atau tepatnya di simpat Empat Girimulyo. 

Di mana truk dari arah patung Wisnu menuju ke arah Terminal Tirtonadi. Sedangkan, mobil dari Paspampres dari arah berlawan hendak belok kanan atau ke arah Sumber, Banjarsari. 

Dari keterangan yang dibagikan oleh anak sopir truk, kronologi kejadian tersebut bermula saat ayahnya mengemudikan truk di belakang bus dan rombongan motor. 

Saat lampu sudah hijau, dari arah truk mulai melaju. Namun, saat bersamaan dari arah mobil Paspampres yang saat itu posisinya sedang lampu merah tetap melaju. 

"Lalu tiba-tiba ada mobil Paspampres yang nyelonong melanggar lampu merah dari arah samping. bus di depan sudah lewat duluan, rombongan motor mengklakson mobil tersebut tapi mobilnya tetep nekat," curhatan yang dibagikan akun Twitter @txtdrseragam. 

Hingga akhirnya akibat kejadian tersebut bagian belakang samping truk bersenggolan dengan mobil dari Paspampres.

Baca juga: Gibran Marah ke Paspampres yang Pukul Sopir Truk : Copot Masker Paspampres Sampai Putus Talinya

"Karena merasa tertabrak dan ada kerusakan, ayah saya menepi lalu berhenti. Mobil Paspampres juga berhenti. Mobil Paspampres tersebut juga berhenti, kaca depan mobilnya rusak," lanjutnya. 

"Pas ayah saya turun, ada 3 orang dengan seragam dinasnya dari mobil tersebut yang turun lalu langsung memukul ayah saya tanpa bilang apa-apa," tuturnya. 

"2 kernet ayah saya juga ikut dipukul. lalu mereka baru mau ngomong, minta ganti rugi. ayah saya bilang 'pak, kalau saya salah saya minta maaf, sekarang bapak mau nahan apa saya kasih'. Saat bicara pun ayah saya juga masih mendapat kekerasan fisik. Akhirnya SIM ayah saya diminta oleh Meraka," lanjut cerita tersebut.

Keterangan tersebut juga dibenarkan oleh anggota Paspampres yang melakukan pemukulan.

Oknum yang bernama Heri Misbah itu mengaku jika mobil Paspampres tersebut menerobos lampu merah.

"Di lampu merah posisi sudah merah kami maksain maju. Terus dari depan mobil sudah nutup," kata dia. 

Hari mengaku, saat kejadian tersebut dirinya sedang tidak bertugas atau mengawal dan tidak ada kegiatan yang urgent atau mendesak.

"Tidak (tugas), tidak (urgent)," kata dia.

Ditanya menganai alasan memukul, Hari mengaku bahwa itu murni kesalahannya dan ia mengaku khilaf. 

"Kalau itu mukul saya ngaku salah, saya khilaf," ungkapnya. 

Sedangkan untuk penyiataan SIM, dirinya menjelaskan bahwa yang meminta dari pihak rental mobil. Dimana dari pihak rental yakni drivernya.

"Untuk SIMnya itu dari rental berkomunikasi lebih lanjut," paparnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved