Berita Karanganyar Terbaru
Dilema Pedagang Molen Pisang Tawangmangu Ditengah Naiknya Harga Tepung Terigu : Berusaha Bertahan
Pedagang Molen Pisang Tawangmangu terus memutar otak untuk bertahan meski omzet mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan harga tepung terigu melonjak
Penulis: Mardon Widiyanto | Editor: Vincentius Jyestha Candraditya
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Mardon Widiyanto
TRIBUNSOLO.COM, KARANGANYAR - Perang antara Rusia dan Ukraina membuat beberapa bahan baku makanan seperti tepung terigu menjadi mengalami kenaikan harga.
Akibat kenaikan harga tepung terigu di dunia membuat pasar dunia menjadi bergejolak, termasuk pasar di Indonesia.
Pedagang makanan yang menggunakan bahan dasar tepung terigu pun mulai kebingunang karena harga tepung kian melonjak.
Baca juga: Mi Ayam Enak di Karanganyar : Coba Cicipi Mie Ayam Wajan di Cangakan, Pakai Toping Ceker dan Bakso
Baca juga: Kali Pepe Land Belum Kantongi Izin, Pemkab Karanganyar : Banyak Persyaratan yang Belum Dipenuhi
Ada yang mencoba meracik ulang komposisi bahan agar tidak menimbulkan kerugian besar.
Beberapa tetap mempertahankan komposisi yang ada demi mempertahankan cita rasa.
Ada juga yang bertahan dengan harga jual mereka meski mengalami penurunan omzet.
Purwadi, selaku Ketua Paguyuban Pisang Molen Tawangmangu Maju Lancar mengatakan harga tepung terigu mengalami kenaikan dari Rp 200 ribu per sak atau isi 25 kilogram, menjadi Rp 305 ribu per sak.
"Kenaikan harga tepung mengalami kenaikan secara bertahap, dari Rp 200 ribu per sak kini capai Rp 305 per sak," kata Purwadi kepada TribunSolo.com, Minggu (14/8/2022).
Purwadi mengatakan kenaikan harga tepung terigu tersebut tak terlepas dari dampak perang Rusia dengan Ukraina.
Dia menuturkan saat sebelum pecahnya perang Rusia dan Ukraina, harga tepung masih berada di kisaran Rp 200 ribu per sak.
Baca juga: Pemenang Putra & Putri Lawu Dapat Mandat dari Bupati Juliyatmono Promosikan Karanganyar ke Indonesia
Baca juga: Ambisi Persika Karanganyar Naik Kasta ke Liga 2, Juliyatmono: Kita Ingin Sematang Mungkin
"Kenaikan harga tepung di bulan agustus dari harga Rp 255 ribu menjadi Rp 260 ribu per sak untuk tepung terigu jenis Bogasari, sementara dari Sriboga dari Rp 295 ribu sampai Rp 305 ribu per sak, " ucap Purwadi.
"Harga tersebut sudah beberapa kali terjadi kenaikan, dan kemungkinan akan mengalami indikasi terjadi kenaikan lagi," imbuhnya.
Dia mengatakan meski harga tepung terigu terus mengalami kenaikan, pihaknya tidak berpikir untuk menaikkan harga maupun mengubah ukuran.
Omzet penghasilan dari bisnis molen pisang Tawangmangu menjadi menurun hingga mencapai 30 persen dari keuntungan per harinya Rp 200 ribu.
"Kalau anggota kami ada yang mengeluh, tetap ada, namun kami tetap mempertahankan harga, bentuk dan rasa dari awal harga tepung naik hingga saat ini yang kenaikannya bisa mencapai Rp 50 ribu per sak secara bertahap," ungkap Purwadi.
"Harapan kami harga tepung cepat turun, karena ada bahan baku lain seperti telur ayam yang juga mulai mengalami kenaikan," pungkas Purwadi.
(*)