Berita Wonogiri Terbaru
Warga Giritontro Wonogiri Buat Tempe Raksasa: Beratnya 1 Kwintal, Harus Dipikul 18 Orang
Tempe raksasa dibuat Karang Taruna Serdadu, Lingkungan Dungklepu Wetan RT 1 RW 4, Kelurahan/Kecamatan Giritontro.
Penulis: Erlangga Bima Sakti | Editor: Ryantono Puji Santoso
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Erlangga Bima Sakti
TRIBUNSOLO.COM, WONOGIRI - Seluruh kecamatan di Kabupaten Wonogiri hari ini menggelar Karnaval Kebangsaan secara serentak pada Kamis (18/8/2022).
Selain untuk memeriahkan peringatan HUT ke-77 RI, Karnaval Kebangsaan itu ternyata juga menjadi salah satu ajang adu kreatifitas oleh warga.
Misalnya di Kecamatan Giritontro, yang terletak di bagian selatan Wonogiri.
Disana, tempe berukuran tak biasa ikut diarak dan dipertontonkan kepada warga.
Tempe raksasa itu panjangnya sampai belasan meter. Tempe itu dibuat oleh Kelompok Karang Taruna Serdadu, Lingkungan Dungklepu Wetan RT 1 RW 4, Kelurahan/Kecamatan Giritontro.
Tokoh masyarakat Dungklepu, Nuryanto mengatakan, pembuatan itu dipimpin oleh pengrajin atau pembuatan tempe di desa setempat.
Dia menjelaskan, tempe itu memiliki panjang 11 meter dengan lebar 45 centimeter. Sementara ketebalannya mencapai 8 centimeter.
Baca juga: Pertama Kali Digelar Usai 2 Tahun Vakum, Karnaval Kebangsaan Wonogiri Sedot Antusiasme Warga
Dengan ukuran segitu, proses pembuatan tempe jumbo itu menghabiskan kedelai yang tak sedikit, yakni sebanyak satu kwintal.
"Tebal 8 cm itu melambangkan bulan Agustus, lebarnya melambangkan tahun kemerdekaan Indonesia. Ini sudah dibuat sejak tiga hari lalu dan siap konsumsi," kata dia, kepada TribunSolo.com, Kamis (18/8/2022).
Menurutnya, saat diarak di Karnaval Kebangsaan di Giritontro, tempe raksasa itu dipikul menggunakan bambu oleh 18 orang, penanda tanggal pelaksanaan pawai itu.
Adapun rute di Kecamatan Giritontro, kata dia, jarak tempuh mencapai 1 kilometer, mulai dari SMK Kelautan hingga Kantor Kecamatan Giritontro.
"Mulainya pukul 08.00 WIB hingga pukul 11.00 WIB. Diawali anak sekolah baru kategori umum. Setelah selesai tempe itu dibagikan ke warga Dungklepu," ujarnya.
Dia menambahkan, tempe jumbo itu dibuat sebagai simbol untuk meningkatkan UMKM disana. Menurutnya, potensi-potensi itu harus ditunjukkan agar masyarakat termotivasi.
"Kebetulan di desa kami ada sejumlah warga yang bekerja sebagai pembuat tempe dan tahu. Tidak rata-rata, hanya sebagian. Ini yang ingin kami tonjolkan sebagai bagian dari UMKM," pungkasnya.