Berita Persis Solo
Profil Rasiman, Pelatih Persis Solo : Dari Pemain Bola Kampung Sampai Jadi Pengganti Jacksen
Manajemen Persis Solo mempercayai Rasiman untuk sementara waktu duduk di kursi pelatih klub.
Penulis: Tribun Network | Editor: Adi Surya Samodra
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Manajemen Persis Solo mempercayai Rasiman untuk sementara waktu duduk di kursi pelatih klub.
Dia menggantikan Jacksen F Tiago yang telah mengumumkan pengunduran diri selepas memberi kemenangan perdana bagi Persis Solo di Liga 1 musim 2022/2023.
Nah, lantas, siapa Rasiman ?
Rasiman lahir di Banjarnegara, 3 November 1973. Di sanalah, Rasiman menemukan kecintaannya terhadap dunia sepak bola.
"Saya itu, asli produk pemain kampung, di mana, saat kecil itu hobi main bola di kampung saya di Banjarnegara," kata Rasiman dalam kanal Youtube Madura United TV, 20 Maret 2021.
Rasiman mulai serius menggeluti dunia sepak bola saat dirinya masuk dunia militer, tepatnya saat ditempatkan di Lanud Sulaiman Bandung.
Dia memulainya sebagai pemain amatir dengan tergabung dalam skuad PS Angkasa milik Lanud Sulaiman sekira tahun 1992.
PS Angkasa Lanud Sulaiman saat itu berada di bawah naungan Persikab Bandung.
Baca juga: Tantangan Berat Rasiman : Baru Jadi Pelatih Persis, Pertandingan Pertama Lawan Tim Pemuncak Klasemen
Baca juga: Menanti Taji Rasiman Tangani Persis Solo : Gantikan Jacksen, Kini Persis Masih Punya 29 Pertandingan
Rasiman berada di sana selema lebih kurang 6 tahun dan sempat mendapat predikat top skor liga internal Persikab Bandung.
Dua tahun setelahnya, ayah dari Syahrian Abimanyu tersebut kemudian mendapat kesempatan untuk promosi ke skuad utama Persikab Bandung.
Dia menjadi bagian skuat tersebut saat mengarungi Divisi Utama musim 2000/2001.
Namun kariernya di Persikab Bandung tidak dilanjutkannya karena dirinya harus berpindah dinas ke kawasan Jakarta saat tahun tersebut.
Di sana, Rasiman kemudian menjadi pemain amatir bersama PS TNI AU Jakarta, klub yang berada di bawah naungan Persija Jakarta, sekira tahun 2002.
Itu membuatnya berkenalan dengan almarhum coach Hendarto yang kemudian menjadi inspirasinya.
"(Dari almarhum belajar) di dalam sepak bukan (hanya) sepak bola tapi (juga ada) lebih banyak filosofi hidup," kata Rasiman.
