Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Kenaikan Harga BBM

Kapan Harga Pertalite Naik? Menko Airlangga Beberkan Skenario Pemerintah

Menurut Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartartopemerintah menyiapkan skema alternatif terkait harga BBM naik atau tidak.

Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
KOMPAS/HERU SRI KUMORO
Ilustrasi SPBU Pertamina. Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut pemerintah masih siapkan skenario soal kenaikan harga BBM bersubsidi. 

Menurut Luhut, Pemerintah tidak akan ragu untuk mengambil keputusan yang tidak populer seperti menaikkan harga BBM yang masih subsidi jika kebijakan tersebut memang benar-benar dibutuhkan.

"Itu modelling ekonominya saya kira sudah dibuat, nanti mungkin minggu depan Presiden akan mengumumkan mengenai apa, bagaimana, mengenai kenaikan harga ini," kata Luhut dikutip dari kuliah umum di Universitas Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan, yang disiarkan secara daring.

Luhut mengakui dengan harga BBM saat ini, dinilai sangat membebani keuangan negara.

Apabila terus dibiarkan, bukan tak mungkin APBN bakal jebol.

Baca juga: Pemerintah Bakal Naikkan Harga Pertalite, Demokrat Minta Proyek IKN Dievaluasi

Lanjut dia, kebijakan yang ditempuh pemerintah tidak memperhitungkan populer atau tidak, melainkan berdasarkan kalkulasi yang matang.

"Jadi Presiden sudah mengindikasikan tidak mungkin kita pertahankan terus demikian, karena kita harga BBM termurah se-kawasan ini. Kita jauh lebih murah dari yang lain dan itu beban terlalu besar kepada APBN kita," ucap Luhut.

Dirinya pun sudah meminta timnya untuk membuat modelling kenaikan inflasi.

Luhut mengatakan, meski saat ini masih tergolong terkendali, laju inflasi akan sangat bergantung pada kenaikan solar dan pertalite yang masih disubsidi pemerintah.

Baca juga: Penjelasan Pertamina Soal Isu Pertalite Naik Rp10.000 per Liter, Ini Sejumlah Dampak Bagi Masyarakat

Dirinya pun meminta masyarakat untuk bersiap menghadapi kemungkinan kenaikan harga BBM. Pasalnya, pemerintah juga harus menekan peningkatan beban subsidi di APBN.

"Karena bagaimanapun, tidak bisa kita pertahankan demikian. Jadi tadi, mengurangi pressure (tekanan) ke kita karena harga crude oil (minyak mentah) naik, itu kita harus siap-siap," ungkap Luhut dikutip dari Antara.

Dia mengungkapkan, kenaikan harga pertalite dan solar adalah satu dari sejumlah strategi untuk bisa menekan beban subsidi, selain pengurangan mobil-mobil berbahan bakar fosil dengan kendaraan listrik, dan implementasi B40.

"Subsidi kita kemarin Rp 502 triliun, kita berharap bisa tekan ke bawah. Seperti dengan pengurangan mobil-mobil combustion diganti dengan listrik, kemudian B40, serta menaikkan harga pertalite yang kita subsidi cukup banyak dengan solar," katanya.

Menurut klaim Luhut, Indonesia sudah cukup baik dalam menjaga laju inflasi di level yang terkendali saat ini.

Sehingga dengan kondisi saat ini, efek kenaikan harga BBM masih bisa ditolerir.

Inflasi Indonesia pada Juli 2022 tercatat sebesar 4,94 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).

Tetapi capaian inflasi ini melebihi batas atas sasaran tiga persen.

Inflasi Indonesia masih lebih rendah dari sejumlah negara lain seperti Amerika Serikat yang mencapai 8,5 persen; Uni Eropa sebesar 8,9 persen, bahkan Turki sudah mencapai 79,6 persen.

(*)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved