Berita Solo Terbaru
Tantangan Mengajar Kurikulum Merdeka, Guru SMAN 5 Surakarta: Dituntut Kreatif
Mengajar kurikulum merdeka memang harus kreatif. Hal ini sudah diterapkan Guru SMAN 5 Surakarta agar siswa tak bosan.
Penulis: Eka Fitriani | Editor: Ryantono Puji Santoso
Laporan wartawan Tribunsolo.com, Eka Fitriani
TRIBUNSOLO.COM, SOLO – Guru SMAN 5 Surakarta harus menggunakan cara yang menarik saat mengajar Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).
Hal itu agar proyek yang masuk dalam Kurikulum Merdeka itu bisa diterima dengan mudah oleh siswa.
Hal tersebut diungkapkan Waka Kurikulum SMAN 5 Surakarta, Joko Sarono.
“Di proyek ini tidak bisa siswa diajari sama seperti mapel lain, kita sebagai guru harus benar-benar kreatif,” katanya.
“Apalagi kita melibatkan banyak siswa dengan kegiatan yang output-nya harus bisa dipertanggungjawabkan,” ujarnya.
Joko juga mengatakan, project bertema Wirausaha tersebut nantinya akan memiliki proyek akhir berupa produk.
Apalagi waktu yang dibutuhkan cukup panjang dengan waktu pertemua hingga 4 jam.
“Dengan jam yang cukup banyak tersebut kalau tidak punya teknik mengajar dengan pembelajaran yang seperti dulu, guru akan kehabisan materi,” katanya.
Dengan adanya proyek kurikulum merdeka, Joko mengatakan guru dituntut untuk lebih kreatif.
Baca juga: Proyek Kurikulum Merdeka SMAN 4 Surakarta Bertema Suara Demokrasi : Kenalkan Politik Sejak Dini
“Bisa dengan pembelajaran diskusi hingga melibatkan anak dengan kegiatan tersebut,” katanya.
“Tentunya dengan teknik mengajar yang menarik,” katanya.
Proyek tema Kewirausahaan merupakan salah satu dari 3 tema yang tengah digarap oleh SMAN 5 Surakarta.
Tema lainnya yakni Kearifan Lokal yang akan diberikan pada Oktober dan Desember 2022 lalu, ada tema Bhinneka Tunggal Ika yang akan mulai pada Maret-April 2023.
Beberapa materi yang diajarkan tidak sekedar membaca buku namun juga langsung praktek dengan observasi hingga presentasi.
Siswa bahkan diberikan materi untuk wawancara dan observasi untuk melihat secara langsung sistem bisnis dengan pengusaha di Solo Raya.
Mulai dari pebisnis makanan hingga fashion didatangi oleh siswa.
Setiap proyek siswa diberi 4 guru pendamping di setiap kelas yang terdiri dari 1 kordinator dan 3 pendamping. (*)