Berita Karanganyar Terbaru
Cara Pinsar Protes Harga Telur dan Ayam yang Mahal, Bagi Gratis ke Warga Bolon Colomadu
Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) membagikan ayam dan telur gratis ke warga Colomadu. Ini bentuk protes mereka pada pemerintah.
Penulis: Mardon Widiyanto | Editor: Ryantono Puji Santoso
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Mardon Widiyanto
TRIBUNSOLO.COM, KARANGANYAR - Harga daging ayam dan telur mengalami kenaikan yang tinggi alias mahal beberapa waktu ini.
Hal ini membuat para peternak ayam protes kepada pemerintah dengan membagikan ratusan ekor ayam broiler hidup dan telurnya secara gratis ke warga Desa Bolon, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar.
Ketua Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Indonesia-Jateng, Pardjuni mengatakan pembagian ayam dan telur milik para peternak Jateng ini dilakukan di halaman kantor Desa Bolon, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar.
"Kami menyiapkan 550 ekor ayam hidup berikut telurnya, sementara pemdes setempat mengundang sekira 53 ketua RT di wilayahnya, " ucap Pardjuni kepada TribunSolo.com, Minggu (28/8/2022).
Pardjuni mengaku bagi-bagi gratis ayam hidup dan telur ini bukan yang pertama kali terjadi.
Dia mengatakan, aksi ini pernah dilakukannya di Bolon dan kini kembali diadakan.
Ia menjelaskan, aksi pembagian ayam hidup dan unggas ini bentuk protes kepada pemerintah yang dianggap gagal mengamankan stabilitas harga komoditas unggas.
Harga barang tersebut, tak jarang jatuh ke level terendah dan menyulitkan peternak, khususnya skala rumah tangga.
Harga ayam dan telur yang jatuh makin memperburuk peternak yang dibebani pakan mahal.
Saat ini, justru harga telur ayam melambung tinggi hingga Rp 30 ribu/kilogram, dan bahkan menyaingi daging ayam broiler.
"Harga daging dan telur yang tinggi dikhawatirkan menurunkan asupan nutrisi penduduk Indonesia karena daya beli lemah," kata Pardjuni.
"Beri gratis ini sekaligus kampanye gizi, protein dari ayam dan telur penting, jangan sampai karena harganya tinggi, masyarakat abai pemenuhan asupan nutrisi," imbuh Pardjuni.
Ia berharap pemerintah menjaga harga kedua barang tersebut tetap stabil.
Dia meminta pemerintah untuk menguntungkan peternak dengan tidak merugikan masyarakat pengonsumsi daging ayam dan telur.
"Jangan hanya industri saja yang diberi subsidi dan kebijakan subsidi pakan, kami ini UKM juga jangan diabaikan," ujar Pardjuni.
Ia menyebut minimnya perhatian dari pemerintah menyebabkan para peternak ayam boiler di Jawa Tengah terpaksa dibuat kelimpungan pada masa pandemi tahun lalu.
Bahkan, sekitar 30 persen peternak yang bangkrut akibat kesulitan membeli pakan jagung karena harganya.
Baca juga: Kuliner Sragen: Ayam Goreng Sako Sambal Korek dengan Sayur Olahan Daun Pepaya Bersertifikat Halal
"UKM butuh proteksi, enggak hanya pasrah kondisi pasar," tutur Pardjuni.
Sementara itu, Kepala Desa Bolon, Mulyanto mengatakan Pinsar menghibahkan 550 ekor ayam broiler.
Dia mengaku, telah mendistribusikan ayam dan telur tersebut ke 53 kelompok warga.
"Setiap RTnya dijatah 10 ekor, setiap ekor bobotnya 1,5 kilogram - 1,8 kilogram, sehingga totalnya sekitar 800 kilogram," kata Mulyanto.
Dia menuturkan pembagian ayam dan telur tersebut berbarengan kegiatan desa dalam mengisi acara peringatan HUT ke-77 kemerdekaan RI.
Mulyanto mengaku senang, warganya mendapatkan ayam dan telur secara gratis.
"Alhamdulilah warga bisa menikmati santap daging ayam, nanti akan dimasak bareng, menu-menu favorit di kampung," singkat Mulyanto. (*)