Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Solo Terbaru

Gibran Jajaki Kemungkinan BST Tetap Gratis dengan Evaluasi Jarak Antar Armada

Gibran Rakabuming Raka masih ingin tarif BST tetap gratis di tengah kenaikan BBM saat ini. Dia akan memikirkan beberapa cara agar BST tetap gtaris.

TribunSolo.com/Tara Wahyu Nor Vitriani
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka saat ditemui TribunSolo.com, di Balai Kota Solo, Kamis (25/8/2022). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Vincentius Jyestha 

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka menegaskan keinginannya agar Batik Solo Trans (BST) tetap gratis alias tak dipungut biaya bagi warga. 

Hal ini diungkapkannya di tengah wacana pemangkasan anggaran subsidi angkutan umum oleh Komisi V DPR RI. 

Wacana tersebut dapat membuat skema Buy The Service tak lagi berlaku dan tarif perjalanan pun dikenakan. 

"Kalau saya menyarankan tetap gratis. Karena penggunanya luar biasa sekali banyaknya," kata Gibran, kepada TribunSolo.com, Rabu (7/9/2022). 

Untuk menjajaki kemungkinan BST tetap gratis, Gibran mengatakan, telah melakukan pembahasan dengan dinas terkait. 

Salah satunya adalah evaluasi jarak antar armada di tiap koridor. Yang membuat jarak antar armada tiba di koridor bakal lebih lama dibandingkan sebelumnya.

Baca juga: Wacana BST Berbayar Dampak Harga BBM Naik, Gibran : Saya Sarankan Tetap Gratis 

"Kemarin ada simulasi seperti itu, untuk masalah jarak antara satu bus dengan bus lain. Itu nek pingin tetep gratis," katanya. 

Di sisi lain, putra sulung Presiden Joko Widodo itu enggan menerapkan sistem berbayar atau pengenaan tarif kepada penumpang. 

"Kok berbayar to, kene pingine gratis kok ya, untuk warga. (Tapi keputusannya) Tunggu dulu dari Kementerian seperti apa," jelas Gibran. 

Pihaknya juga tengah memformulasikan anggaran 2 persen Dana Transfer Umum (DTU) yang bersumber dari Dana Alokasi Umum dan Dana Bagi Hasil, untuk pemberian subsidi di sektor transportasi.

"Kita kan lagi memformulasikan yang 2 persen itu. Nanti kita bantu semua," pungkasnya.  

Operasional Membengkak

Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), termasuk Solar, ternyata berdampak besar kepada moda transportasi Batik Solo Trans (BST) di Kota Solo.

Pengeluaran BBM per hari mereka menjadi membengkak hampir dua kali lipat.

Dahulu sehari, dalam sehari kebutuhan Solar yang digunakan untuk bahan bakar BST berkisar di angka Rp32 juta.

Namun, kenaikan BBM membuat kebutuhan bahan bakar membengkak hingga Rp57 juta per harinya.

Baca juga: Kenaikan Harga BBM Berdampak pada BST, Pengeluaran Membengkak Jadi Rp 57 Juta Per Hari

Baca juga: Warga Solo Harap Sabar, Pembagian BLT BBM Diundur : Gegara Ada Bantuan Sembako dari Kemensos

"Tentu saja, kenaikan BBM berpengaruh. Apalagi naiknya lumayan. Kami juga mengisi waktu sore hari. Jadi langsung terasa," kata Direktur Utama Batik Solo Trans, Sri Sadad Modjo kepada TribunSolo.com, Selasa (6/9/2022).

"Dampaknya adalah pada pengeluaran kami untuk keperluan bahan bakar setiap harinya," lanjutnya. 

Ada 104 unit bus Batik Solo Trans yang beroperasi dengan beragam koridor di Kota Solo setiap hari.

Diperkirakan satu unit bus tersebut memerlukan bahan bakar sekitar 60 liter per harinya. 

Sri Sadad mengatakan tengah melirik berbagai opsi yang bisa dilakukan untuk menekan pengeluaran tersebut.

Menurutnya, ada dua opsi yang bisa dipertimbangkan. 

"Pertama adalah menaikkan nilai kontraknya. Yang lainnya adalah penyesuaian operasional jarak tempuh," jelas dia. 

Meski begitu, Sri Sadad mengaku sampai saat ini penumpang BST masih tidak dipungut biaya alias gratis.

Baca juga: Nasib Dua Warga Klaten Timbun Solar, Mau Dijual saat Harga BBM Naik, Malah Tertangkap Polisi

Baca juga: Wali Kota Solo Gibran Sebut Terbuka Soal Aspirasi Kenaikan BBM, Tak Melarang Aksi 

Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Kota Solo, Taufiq Muhammad mengatakan layanan Buy The Service alias tidak ada pemasukan dari penumpang hingga saat ini masih dalam pembahasan. 

Pihaknya mengaku masih menunggu arahan dari pusat terkait nasib BST. 

"Apakah yang disesuaikan itu biaya atau anggaran tetap, kalau yang anggaran yang tetap berarti yang disesuaikan pelayanannya," kata Taufiq. 

Taufiq menjelaskan, ketika tidak ada perubahan dalam anggaran, maka bisa jadi pelayanannya yang nanti menyesuaikan.

"Ya dampaknya misal biasa nunggu 7 menit, bisa jadi 10 menit. Nah ini kita belum tahu, untuk menunggu keputusan dari pusat," jelasnya. 

Mengenai adanya kemungkinan BST menjadi berbayar atau tak gratis lagi, Taufiq tak menampik hal itu.

Bahkan menurutnya wacana pengenaan tarif itu memang sudah ada sejak lama.

Untuk besaran tarif diperkirakan sekitar Rp 3.500 hingga Rp 4.000 sekali jalan.

"Infonya ini peraturan menteri keuangan terkait PP-nya, kalau di sana bukan retribusi namanya Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) sudah ditetapkan, masa sosialisasinya itu dua bulan dan jatuhnya pada bulan Oktober," ujarnya. 

"Dan nanti kemungkinan, Oktober besok sudah diawali pemungutan tarif," tambah Taufiq. 

BST Terdampak Kenaikan BBM

Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) juga berdampak pada armada operator Batik Solo Trans (BST) dan Feeder. 

Seperti diketahui, saat ini BST masih menerapkan skema Buy The Service sehingga tidak ada pemasukan dari penumpang. 

Direktur PT Bengawan Solo Trans (Opertaror BST), Sri Sadadmojo, mengatakan, kenaikan BBM jenis solar yang harganya naik sejak Sabtu lalu mulai dirasakan. 

Terutama dalam pembiayaan operasional 104 armada aktif yang saat ini beroperasi di 6 koridor. 

"Naiknya sekitar 30 persen, jadi ya lumayan, tapi yang pentingkan pelayanannya tetap gratis walau ongkos solarnya sudah naik sejak Sabtu kemarin," kata Sadad, Senin (5/9/2022). 

Dirinya menjelaskan, untuk kebutuhan pengeluaran biaya BBM untuk seluruh armada mencapai Rp 32 juta/hari.

Namun, setelah ada kenaikan harga BBM, total pengeluaran biaya BBM mencapai Rp 57 juta/hari. 

"Kalau kapasitasnya per armada 60 liter, tinggal dikalikan saja dengan kenaikan ini," ujarnya. 

Dirinya berharap ada penyesuaian kontrak Buy The Service dengan pemerintah pusat dalam waktu dekat. 

Mengingat klausul pada kontrak Buy The Service menyebutkan penyesuaian jika ada fenomena seperti ini (kenaikan harga BBM), tentu kedepan akan ada penyesuaian.

"Dari awal memang sudah ada kesepakatan ya, apalagi BBM itu pengaruhnya pasti gede banget, nanti arahnya seperti apa kita cek," ujarnya.

"Ada dua opsi, penyesuaian nilai kontrak atau penyesuaian kilometer tempuhnya, kami nunggu arahan saja dari pusat," lanjutnya.

Baca juga: Di Tengah Kesalahpahaman soal Koridor BST, Gibran & Juliyatmono Bertemu,Sempat Salaman & Saling Sapa

Sembari menunggu itu pihaknya tetap menjalankan layanan seperti biasanya.

"Yang pasti sampai hari ini penumpangnya terus bertambah, sampai 17 ribu penumpang per hari," ungkapnya.

Hal senada juga diungkapkan oleh Project Manager PT Transportasi Global Mandiri, Suyanta (operator Feeder).

Dirinya menjelaskan biaya operasional untuk BBM seluruh armada mencapai Rp 19 juta, dengan kenaikan ini biaya operasional untuk kebutuhan BBM mencapai Rp 25 juta dalam sehari. 

"Saat ini ada 100 armada Feeder yang beroperasi di enam koridor berbeda, masing-masing armada memerlukan 25 liter BBM jenis pertalite," ujarnya. 

Hal serupa juga diungkapkan Suyanta bahwasnya Kalau ada kenaikan BBM, tentunya ada addendum karena perubahan harga pertalitenya.

"Prinsipnya itu sudah ditentukan di biaya operasional kendaraan (BOK). kalau ada kenaikan BBM ada perubahan, belum lagi kalau ada kenaikan spare partnya," ucapnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved