Berita Boyolali Terbaru
Jejak Dua Raja Keraton Solo di Pesanggrahan Pracimoharjo Cepogo : Ternyata Pernah Jadi Markas PETA
Pada masa pemerintahan PB X, Pesanggrahan Pracimoharjo dikembangkan menjadi lebih artistik dan mewah.
Penulis: Tri Widodo | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tri Widodo
TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - Ada jejak Raja Keraton Solo, Paku Buwono (PB) IV di Desa Paras, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali.
Namanya adalah Pesanggrahan Pracimoharjo.
Pesanggrahan ini awalnya didirikan PB IV antara tahun 1803-1804.
Namun pada masa pemerintahan PB X, Pesanggrahan Pracimoharjo dikembangkan menjadi lebih artistik dan mewah.
Lengkap dengan pendapa, pringgitan, taman bahkan air mancur.
Pesanggrahan ini berada di lereng Gunung Merapi yang tak jauh dari Boyolali kota.
Tak sulit untuk menuju pesanggrahan ini, perjalanan dari Boyolali hanya sekitar 20 menit.

Dengan rute dari Boyolali kota, menuju jalan Solo-Selo-Borobudur atau arah ke Selo.
Sesampainya di pertigaan Mliwis, lalu belok kanan menuju jalan Cepogo-Musuk.
Di pinggir jalan raya itu, sudah terlihat sebuah gapura besar dengan ornamen khas Keraton Solo pada lengkungan tengahnya.
Setelah melewati gapura itu, terlihat hamparan tanah lapang yang sangat luas.
Sementara di sisi kanan jalan masuk terlihat bangunan lawas berarsitektur Belanda.
Dua buah bekas kolam tepat berada di bawah anak tangga.
Dulunya dua kolam depan ini merupakan bekas air mancur.
Baca juga: Soal Misteri Penampakan Ular di Benteng Keraton Kartasura, Pegiat Sejarah: Memang Habitatnya
Baca juga: Cerita Putri Raja Keraton Lagi-lagi Tak Boleh Bertemu Ayahnya : Tiba-tiba Dapat Nawolo, Apa Itu?
Kemegahan Pesanggrahan Pracimoharjo ini pun dari bangunan Joglo yang ada di atas hamparan tanah lapang ini.
Untuk menuju Joglo itu, beberapa anak tangga harus dilalui.
Dua arca Dwarapala berdiri tegak di kanan kiri tangga sebelum masuk ke rumah joglo itu.
Keberadaan arca raksasa besar yang memiliki senjata berupa gada ini biasanya difungsikan sebagai penjaga atau pelindung.
Hawa sejuk sangat terasa saat menginjakkan kaki di atas lantai joglo.
Joglo yang berukuran sekitar 15 meter dominan dengan warna hijau pada tiang penyangga atau Soko guru.
Dibagikan ujung terdapat satir dan gambar Paku Buwono X serta lambang keraton Kasunanan Surakarta di atasnya.
Sementara di sebelah kanan joglo berdiri sebuah patung besar nan gagah Susuhunan Paku Buwono X.
Selain itu, ada beberapa bangunan lagi dan ada juga toilet di kompleks itu.
Pegiat sejarah, R Surojo mengatakan Pesanggrahan Pracimoharjo ini digunakan raja untuk beristirahat saat melakukan perjalanan ke wilayah barat.
"Selain itu, juga digunakan raja untuk menerima tamu-tamu penting kerajaan," jelasnya kepada TribunSolo.com, Minggu (11/9/2022).
Dia juga menyebutkan saat masa, penjajahan, Pesanggrahan Pracimoharjo ini juga pernah dijadikan sebagai markas Pembela Tanah Air (PETA) Pimpinan Slamet Riyadi
"Namun sayang setelah merdeka, diperkirakan akan diduduki Belanda lagi," jelas dia.
"Tapi pada bulan Desember 1949 Pesanggrahan Pracimoharjo ini dibumihanguskan oleh Letkol Slamet Riyadi," aku dia. (*)