Berita Klaten Terbaru
Reaksi Dandim 0723/Klaten saat TNI Disebut 'Gerombolan' oleh Effendi Simbolon : TNI Solid dan Kompak
Dandim 0723/Klaten Letkol Inf Joni Eko Prasetyo ikut menyuarakan isi hati soal perkataan Anggota Komisi I DPR dari Fraksi PDIP Effendi Simbolon.
Penulis: Ibnu DT | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ibnu Dwi Tamtomo
TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Dandim 0723/Klaten Letkol Inf Joni Eko Prasetyo ikut menyuarakan isi hati.
Di mana sebelumnya Anggota Komisi I DPR dari Fraksi PDIP Effendi Simbolon menyebut TNI seperti gerombolan.
Menurut Kolonel Joni, ucapan itu mencederai jati diri seorang TNI, karenanya dirinya secara tegas menolak ucapan tersebut.
"TNI bukanlah gerombolan, TNI tetap dan ompak," kata dia kepada TribunSolo.com, Rabu (14/9/2022).
Lebih lanjut dirinya mengungkapkan jati diri setiap anggota TNI.
Yang pertama TNI adalah tentara rakyat yakni tentara yg berasal dr rakyat dn untuk rakyat.
Kedua, TNI adalah tentara pejuang yakni tentara yang lahir bersama perjuangan lahirnya bangsa indonesia
Ketiga TNI adalah tentara nasional yakni tentara yg berdiri diatas segala suku, agama, ras dan golongan.
Baca juga: Effendi Simbolon Minta Maaf soal Ucapan TNI Seperti Gerombolan, Ini Reaksi Jenderal Andika Perkasa
Baca juga: Effendi Simbolon Sampaikan Permintaan Maaf Setelah Sebut TNI Seperti Gerombolan: Saya Mohon Maaf
Dan yang terakhir TNI ialah tentara profesional yakni tentara yg dididik, dilatih dan diorganisasi dengan baik.
"Jadi, TNI merupakan alat negara yang selalu siap untuk menjaga kedaulatan dan keutuhan NKRI," pungkasnya.
Sikap Dandim Solo Letkol Inf Devy Kristiono
Anggota Komisi I DPR Fraksi PDI Perjuangan Effendi Simbolon memberi pernyataan kontroversial saat rapat kerja dengan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa pekan lalu.
Dalam rapat itu, Effendi menyoroti ketidakhadiran Kepala Staf Angkatan Darat, Jenderal Dudung Abdurachman.
Effendi pun ingin mendapat penjelasan dari Andika dan Dudung. Menurutnya, ada ketidakharmonisan antara dua jenderal bintang empat tersebut.
"Kami banyak sekali ini temuan-temuan ini, insubordinari, disharmoni, ketidakpatuhan, ini TNI kayak gerombolan ini, lebih-lebih ormas jadinya, tidak ada kepatuhan," kata Effendi di ruang rapat saat itu.
Sontak pernyataan Effendi tersebut menyulut reaksi dari para jajaran TNI baik di tingkat daerah hingga pusat.
Dandim 0735/Surakarta Letkol Inf Devy Kristiono merespon itu. Dia menegaskan pernyataan Effendi tidak benar.
"Saya tegaskan bahwa itu tidak benar, Pernyataan dari Efendi Simbolon salah dalam menilai TNI, kami dari TNI sampai detik ini masih kompak dan Solid, dan kami bukan gerombolan," tegas Devy.
Devy sangat menyayangkan sikap Effendi. Menurutnya, pernyataan Effendi sangat melukai perasaan seluruh anggota TNI.
Baca juga: Respons Dandim Boyolali Soal Pernyataan Effendi Simbolon: Masyarakat yang Akan Menilai Sendiri
"Kami punya atasan pimpinan yakni Bapak Panglima TNI dan khusus dalam pembinaan TNI AD kami ada Bapak Kasad," kata dia.
"Tentunya kami selalu berpedoman loyalitas tegak lurus kepada bapak Kasad, bapak Panglima TNI, dan bapak Presiden sebagai kepala negara," tambahnya.
Adapun Devy menegaskan bila TNI merupakan alat negara yang selalu siap untuk menjaga kedaulatan dan keutuhan NKRI.
"Bahwa TNI adalah merupakan alat negara yang selalu siap untuk menjaga kedaulatan dan keutuhan Negara kesatuan republik Indonesia," ujar dia.
"Kami TNI Khususnya Kodim 0735/Surakarta ini selalu siap bersinergi dengan Pemerintah Kota Surakarta, Segenap Unsur Forkopimda, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat dan juga Instansi terkait dalam melaksanakan tugas demi menjaga keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang kita cintai bersama ini," tambahnya.
Respons Dandim Boyolali
Dandim 0724/Boyolali Letkol Arm Ronald F Siwabessy menanggapi pernyataan anggota Komisi I DPR RI, Effendi Simbolon soal ‘gerombolan’ TNI.
Menurut Dandim Siwabessy, jika dari perspektif ilmu sosiologi, maka gerombolan adalah sekelompok orang yang saling mempengaruhi satu sama lainnya, untuk mencapai tujuan tertentu hingga hilangnya pemikiran yang rasional atau logis.
“Sekarang kita bisa bandingkan saja, apakah gerombolan itu cocok dengan apa yang sudah dilakukan saat ini, ya kita cek saja faktanya. Bahwasanya kami TNI AD melaksanakan kegiatan-kegiatan seperti ini (manunggal air dan ketahanan pangan), dan masih banyak kegiatan dan program yang langsung menyentuh masyarakat-masyarakat kecil. Saya kira, nanti masyarakat yang menilai sendiri, apakah kita ini gerombolan atau bukan,” tegas Dandim, Rabu (14/9/2022).
Ronald menyatakan, jika pihaknya bukanlah gerombolan.
Namun demikian, dia meminta semua pihak untuk tidak berdebat dengan masalah tersebut.
Ada yang lebih mengkhawatirkan ketimbang berdebat masalah pernyataan Effendi Simbolon tersebut.
Kondisi nasional saat ini, masalah inflasi pangan cukup mengkhawatirkan.
Bahkan hingga Juli 2022 lalu secara year on year (yoy) menembus 11, 48 persen. Angka tersebut terbilang cukup tinggi.
Baca juga: Sosok Laksamana Yudo Margono, Calon Kuat Panglima TNI, Malang Melintang di Kapal Perang
“Oleh karena itu, maka hal Ini butuh penguatan dari segenap elemen. Dan TNI khususnya TNI AD sudah melakukan kegiatan nyata, dengan menyelenggarakan program ketahanan pangan, dan memperkuat distribusi air kepada masyarakat,” ungkapnya.
Inflasi Indonesia sendiri, menurut Dandim Siwabessy, pada bulan Juni 2022 sudah mencapai 4, 35 persen. Ini tentunya sangat luar biasa.
Pasalnya, ketika negara-negara lain seperti Libanon dengan tingkat inflasi yang sangat tinggi yakni 211 persen, kemudian Sri Lanka yang mengalami kebangkrutan dengan inflasi sebesar 54,06 persen.
Tetapi justru Indonesia masih sangat jauh dari kondisi tersebut, namun tidak boleh disepelekan.
“Belajar dari Srilanka, maka kata kuncinya bangsa Indonesia harus bersatu, agar kita bisa melewati situasi inflasi ini, sama seperti kita melewati pandemi Covid-19. Jangan kita terpolarisasi dengan isu-isu kelompok, ataupun isu-isu dari kepentingan-kepentingan tertentu,” jelas dia.
“Saya mengutip kata dari bahasa Tiongkok yaitu Weijie yang berarti, krisis. Weijie berasal dari dua suku kata; Wei itu bahaya, sedangkan Jie berarti kesempatan. Jadi Weijie bermuara pada makna dimana ada krisis, atau dimana ada kesulitan, pasti di situ ada kesempatan. Nah, inilah yang perlu kita sadari bersama selaku bangsa Indonesia, mari kita gunakan dan orkestrasikan seluruh energi kita, untuk menyelesaikan persoalan bangsa ini, tanpa dipusingkan dengan hal-hal yang bersifat isu,” tandas Dandim Siwabessy. (*)