Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Solo Terbaru

Sebelum Pingsan, Pendaki Asal Solo yang Meninggal di Gunung Lawu Sempat Tak Mau Lanjutkan Perjalanan

Dedi Satrio (41) sempat tak ingin melanjutkan pendakian dari pos II ke pos III Gunung Lawu. Pada akhirnya dia tetap lanjut mendaki dan meninggal

Istimewa/Dok. Relawan
Proses evakuasi pendaki Gunung Lawu asal Kota Solo yang meninggal dunia saat istirahat dan pingsan di Pos III, pendakian Gunung Lawu via Cemoro Sewu, Desa Sarangan, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan, Minggu (18/9/2022). 

Dikatakannya, Dedi memang sering touring.

"Kalau naik gunung enggak pernah setahu saya," ucapnya.

Deni mengungkapkan, Dedi sudah sejak lama mempunyai riwayat penyakit jantung.

Bahkan, sakit yang diderita Dedi sudah sejak tahun 2008.

"Punya riwayat jantung sejak 2008, tapi sudah lama enggak kumat," paparnya.

Evakuasi oleh Ambulans dan Inafis

Seorang warga asal Bibis, Jebres, Surakarta tak sadarkan diri di pendakian Cemoro Sewu, Desa/Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, Minggu (18/9/2022).

Pendaki tersebut pingsan usai beristirahat saat mendaki di puncak Gunung Lawu.

Berdasarkan pantauan TribunSolo.com di pintu depan pendakian Gunung Lawu via Cemoro Sewu terpantau ada 7 mobil ambulans yang berjaga di sana.

Ketujuh mobil tersebut tengah berjaga di pintu masuk pendakian Cemoro Sewu.

Selain itu, terdapat juga dua mobil patroli Polres Magetan yang berada di kawasan tersebut.

Terlihat mereka mulai bergerak ke arah lokasi korban berada.

Di dalam mobil patroli tersebut, terdapat relawan dan anggota polisi.

Baca juga: Pendaki Gunung Lawu Asal Solo Tak Sadarkan Diri, Tim dari Karanganyar dan Magetan Bantu Evakuasi 

Selain itu terdapat tim Inafis Polres Magetan .

Penjaga Basecamp pendakian Gunung Lawu, Bambang Irawan mengatakan peristiwa tersebut terjadi di Pos III Pendakian Lawu via jalur Cemoro Sewu.

Meskipun begitu, dirinya belum mengetahui kelanjutan dari proses evakuasi korban. 

"Benar, kejadian tersebut di jalur pendakian Cemoro Sewu, tepatnya di Pos 3," singkat Bambang kepada TribunSolo.com, Minggu (18/9/2022).

Warga Jebres Solo

Seorang warga asal Kota Solo tak sadarkan diri di pendakian Cemoro Sewu, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, Minggu (18/9/2022).

Pendaki tersebut tak sadarkan diri usai beristirahat saat mendaki di puncak Gunung Lawu.

Berdasarkan informasi yang dihimpun TribunSolo.com, korban bernama Dedi Satrio (41), asal Bibis, Jebres, Surakarta.

Kejadian bermula Dedi bersama 16 rekan pendakinya berangkat mendaki pukul 05.00 WIB.

Baca juga: Jejak Bung Karno di Lereng Lawu : Disebut Pernah Bertapa di Goa Grojogan Sewu, Kini Sudah Hilang

Sesampainya di pos III, korban beristirahat namun, tiba-tiba korban tak sadarkan diri.

Kepala Pelaksana BPBD Karanganyar Bagus Darmadi membenarkan kabar tersebut.

Dia mengatakan saat ini pihaknya bersama tim gabungan relawan dari Karanganyar dan Magetan, tengah melakukan evakuasi terhadap korban.

"Iya, saat ini masih sedang proses evakuasi korban, kami masih menunggu kabar terbaru," singkat Bagus kepada TribunSolo.com, Minggu (18/9/2022).

Tangga dan Lampu di Gunung Lawu

Pernah mendaki Gunung Lawu melalui jalur Cemoro Kandang di Kabupaten Karanganyar?

Jika ada yang rusak, kena longsoran hingga tak beraturan, tenang, kini pemerintah daerah bakal mewujudkan harapan para pendaki.

Ya, adalah Pemkab Karanganyar yang bakal membangun tangga sepanjang jalur menuju puncak gunung tersebut.

Bupati Karanganyar Juliyatmono telah mengundang sejumlah pegiat lingkungan hidup dan komunitas sukarelawan Tawangmangu, Ngargoyoso, Jenawi dan Karangpandan.

Rencananya yang akan dibangun yakni sepanjang 12 kilometer dari pos pendakian Cemoro Kandang untuk menjangkau puncak lawu berketinggian 3.265 meter dari permukaan laut.

Bupati Karanganyar mengatakan pada daerah-daerah ini merupakan penyangga lereng Gunung Lawu. 

“Sempat dulu merencanakan buat tangga Lawu, namun baru bisa kembali dibahas lagi sekarang karena dua tahun kemarin terhalang pandemi,” kata Juliyatmono kepada TribunSolo.com, Rabu (22/6/2022).

Baca juga: Tangga Lawu, Ide Bupati Karanganyar yang Tertunda 2 Tahun karena Pandemi, Tahun Ini Mulai Diseriusi

Baca juga: Potret Upacara Piodalan di Lereng Gunung Lawu Karanganyar: Diikuti Ratusan Umat Hindu

Juliatmono menjelaskan, dalam proses pembangunan jalur pendakian Gunung Lawu membutuhkan partisipasi dari para sukarelawan dan sokongan dana mitra pemerintah.

Ia berharap pembuatan jalur ramah pendakian didukung para anggota komunitas tersebut.

Mengingat kata Juliyatmono, jalur pendakian resmi melalui Cemoro Kandang di Tawangmangu dan Ngargoyoso, seringkali membuat pendaki tersesat karena kehilangan arah.

"Penanda rute perjalanan ke puncak Lawu juga tertutup tumbuhan maupun hilang, harapannya tak ada lagi yang tersesat," jelas dia.

Dia mengaku memiliki ide membuatan jalur ramah pendaki yang dinamakan tangga Lawu.

Ia menjelaskan tangga lawu ini yang dimaksud bukan tangga yang dibuat seperti tangga permanen, melainkan jalur yang ditandai bebatuan untuk trap-trapan akan dirapikan.

Selain itu di kanan kiri jalur tersebut dilakukan penataan pepohonan, serta dipasang lampu penerangan di bagian tertentu.

"Saya yakin ini dapat mempercepat realisasi tangga Lawu, material penyusun jalur ini dapat memanfaatkan bahan di sekitar seperti batu dan kayu," tutur Juliyatmono.

Ia berharap proyek tangga Gunung Lawu bisa selesai secepatnya yang diharapkan menjadi magnet baru penarik wisata alam Gunung Lawu.

“Dibagi jatah pengerjaannya, misalnya satu komunitas beranggotakan 50 orang mampu bikin 100 meter lalu disambung komunitas lainnya, tentu lebih baik,” ungkap Juliyatmono.

“Nantinya CSR dapat masuk untuk mendanai, kami sudah meminta izin Perhutani untuk membuatnya,” pungkasnya. (*)

 

Sumber: TribunSolo.com
Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved