Berita Karanganyar Terbaru
Kisah Tatik Penjual Jamu Keliling di Karanganyar: Jajakan Jamu Gendong di Jakarta Dari Usia 18 Tahun
Tatik sudah merantau di Jakarta sejak usia 18 tahun. Awalnya dia menjajakan jamunya dengan sistem jamu gendong. Kini dia berkeliling dengan motornya
Penulis: Mardon Widiyanto | Editor: Vincentius Jyestha Candraditya
Dalam sehari, dia bisa mendapat setidaknya Rp100 ribu per hari.
Jamunya sendiri dijual saat masih hangat alias dalam keadaan masih segar.
"Setiap hari kami selalu racik jamu, setidaknya 3 kali sehari, pukul 06.00 - 08.00 WIB, kemudian pukul 09.00 - 12.00 WIB, dan pukul 13.00 -15.00 WIB, " ungkap Tatik.
Harga jamu yang ditawarkan rata-rata Rp 4 ribu per gelas, dan Rp 5 ribu per botol.
Jamu yang dia jajakan yaitu, Wedang Jahe, Kunir Asem, Gula Asem, Temulawak.
"Kita juga jual jamu spesial Rp30 ribu atau pesan dengan ukuran air mineral kemasan besar dengan harga Rp 100 ribu," ujar Tatik.
Baca juga: Mencicipi Kuliner Ekstrem di Karanganyar, Ada Tongseng Bekicot hingga Sate Landak
Baca juga: Tabrak Truk yang Sedang Berhenti Karena Ban Bocor di Karanganyar, Pengemudi Motor Suzuki Smash Tewas
Selain menawarkan jamu, Tatik ternyata juga berjualan cilok dan aneka roti.
Ciloknya dibanderol sekira Rp 3 ribu per plastik, sedangkan roti sebesar Rp 1 ribu per pieces.
Meski sudah berjualan jamu puluhan tahun lamanya, Tatik mengaku senang.
Menurutnya, dengan berjualan jamu, dia bisa meringankan beban suami yang berprofesi sebagai petani.
"Alhamdulillah dengan jualan jamu ini, setidaknya bantu keuangan suami dan dapat menyekolahkan dua anak saya hingga saat ini sudah lulus kuliah," tutur Tatik.
Sensasi Beda Minum Jamu di Sukoharjo
Minum jamu identik dengan orang tua.
Tapi jangan salah, di Kabupaten Sukoharjo ada cara lain sehingga jamu menjadi kekinian.
Lokasinya ada di Kafe Jamu Sukoharjo yang berada salah satu kios di Pasar Jamu Nguter.