Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Persis Solo

Persis Berkabung Untuk Tragedi Pilu Stadion Kanjuruhan: Teriring Doa Bagi Keluarga yang Ditinggalkan

Persis Solo berkabung atas tragedi pilu yang terjadi setelah laga Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Sabtu (1/10/2022).

Penulis: Tribun Network | Editor: Adi Surya Samodra
TribunSolo.com / Persis Solo Official
Ucapan belasungkawa Persis Solo untuk tragedi pilu di Stadion Kanjuruhan 

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Persis Solo berkabung atas tragedi pilu yang terjadi setelah laga Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Sabtu (1/10/2022).

Itu disampaikan mereka melalui media sosial resmi klub.

Persis Solo mengunggah foto hitam putih Stadion Kanjuruhan Malang yang diberi tulisan.

'Turut Berduka Cita Atas insiden yang Terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang,' tulisnya.

Baca juga: Dorong Lokal Persis Solo : 10 UMKM Asal Solo Raya Digembleng di Kampus Shopee, Bidik Pangsa Ekspor

Baca juga: IFeL 1 Musim 2022 : Persis Solo Tumbang 2 Match Dari Bali United, Salah Umpan Berujung Petaka

Unggahan tersebut juga dilengkapi dengan caption :

PERSIS turut berbelasungkawa atas insiden yang terjadi di Kanjuruhan, Malang. Teriring doa bagi keluarga yang ditinggalkan agar senantiasa dikuatkan dan ditabahkan.

Selain ucapan belasungkawa, Persis Solo juga nampak merubah foto profil akun Instagram resmi klub.

Akun Persis Solo sedianya menampilkan logo klub dengan latar warna merah.

Namun kini, latar foto profil berwarna hitam dengan logo Persis Solo berwarna putih.

Ratusan Orang Meninggal

Sebelumnya, sebanyak 127 orang dikabarkan meninggal dunia setelah laga Liga 1 antara Arema vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan yang berakhir ricuh.

Sebanyak 2 anggota kepolisian ikut menjadi korban tewas.

Hal tersebut disampaikan Kapolda Jatim Irjen Nico Afinta, Minggu (1/10/2022).

“Telah meninggal 127 orang, 2 diantaranya anggota POLRI. Yang meninggal di Stadion ada 34, kemudian yang lain meningal di rumah sakit pada proses penolongan” Jelas Irjen Nico Afinta.

Selain korban tewas, Kapolda Jatim mengatakan, masih ada 180 orang yang dirawat di rumah sakit.

Kericuhan dikabarkan terjadi bermula saat suporter Arema merangsek masuk ke dalam lapangan, setelah laga resmi berakhir.

Baca juga: Tragedi Arema vs Persebaya, PSSI Sebut Sejumlah Sanksi Bisa Saja Diberikan ke Pihak Singo Edan

Baca juga: Perintah Jokowi untuk Kapolri: Usut Tuntas Kasus Kerusuhan Suporter Usai Laga Arema vs Persebaya

Serbuan suporter Arema ke lapangan terjadi setelah Arema kalah 2-3 dari Persebaya.

Kekalahan Arema dari Persebaya di Malang ini adalah yang pertama terjadi dalam 23 tahun terakhir.

Polisi berusaha menembakkan gas air mata untuk membubarkan serbuan suporter Arema.

Tapi, efek gas air mata akhirnya ikut dirasakan suporter di tribun penonton yang tak turun ke lapangan.

Imbasnya, penonton berebut keluar dari stadion, sehingga terjadi saling injak.

Kapolda Jatim mengakui pihaknya melepas gas air mata.

Alasannya, polisi menganggap sejumlah suporter sudah anarkis, hingga menyerang anggota kepolisian yang bertugas dan sampai merusak mobil polisi.

“Akhirnya setelah terkena gas air mata, mereka pergi ke satu titik di pintu keluar pintu 10 dan 12”

“Terjadi penumpukan, di dalam proses penumpukan itulah terjadi sesak nafas, kekurangan oksigen yang oleh tim medis dilakukan upaya penolongan yang ada di dalam stadion. Kemudian dilakukan evakuasi ke beberapa rumah sakit” kata Nico.

(*) 

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved