Liga 1
Tragedi Kanjuruhan Terbesar Kedua Dalam Sejarah Sepak Bola Dunia, Kini Tercatat 129 Orang Tewas
Perinciannya, 34 korban tewas di dalam stadion, dan sisanya meninggal dalam perawatan di rumah sakit.
Penulis: Naufal Hanif Putra Aji | Editor: Hanang Yuwono
TRIBUNSOLO.COM - Kabid Humas Polda Jawa Timur, Kombes Pol Dirmanto menjelaskan kini 129 orang tewas dalam tragedi Arema vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Sabtu (1/10/2022) malam.
"Total ada 129 korban yang meninggal dunia," kata Kombes Pol Dirmanto, Minggu (2/10/2022).
Baca juga: Dampak yang Dirasakan Tubuh saat Terkena Gas Air Mata, Simak Cara Mencegah Efek Buruknya
Perinciannya, 34 korban tewas di dalam stadion, dan sisanya meninggal dalam perawatan di rumah sakit.
Pemicu kerusuhan di Stadion Kanjuruhan diduga karena ribuan orang dari tribun penonton masuk ke lapangan usai Arema FC dikalahkan Persebaya dikalahkan dengan skor 2-3.
Akibat kerusuhan tersebut ratusan orang meninggal dunia.
Meski ada dua klub yang bertanding, namun menurut Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat seisi stadion hanya dipenuhi oleh suporter Arema FC.
Kapolres Ferli menyatakan panitia pelaksana pertandingan tidak memberikan kuota untuk suporter Persebaya Surabaya.
"Panitia tidak memberikan kuota untuk pendukung Persebaya," kata AKBP Ferli Hidayat dalam tayangan Breaking News Kompas TV, Minggu 2 Oktober 2022.
Saat pertandingan berlangsung kata AKBP Ferli Hidayat jumlah penonton yang hadir diperkirakan ada 42 ribu dan semuanya adalah Aremania.
"Diperkirakan ada 42 ribu penonton," kata Kapolres.
Pihak kepolisian lanjut Kapolres saat pertandingan berlangsung sempat mengamankan beberapa suporter Persebaya Surabata yang nekat hendak masuk ke dalam stadion.
"Ada delapan orang suporter Persebaya Surabaya yang kita amankan karena memaksa masuk ke dalam stadion," ujar Kapolres.
Aremania yang memadati stadion menumpahkan kekecewaan dengan turun ke lapangan, setelah Arema FC dikalahkan Persebaya Surabaya 2-3 dalam pekan ke-11 BRI Liga 1 2022/2023.
Baca juga: Langgar Aturan FIFA, Ternyata Ini Alasan Polisi Tembak Gas Air Mata usai Laga Arema FC vs Persebaya
Kericuhan dalam sepakbola dengan korban terbanyak kedua di dunia
Tragedi Kanjuruhan bahkan disebut-sebut sebagai bencana terbesar dalam sejarah sepak bola Indonesia bahkan dunia.
Tragedi ini bisa menjadi salah satu dari tiga peristiwa kerusuhan dengan korban jiwa terbanyak di dunia.
Dilansir dari Priceonomics, tiga bencana kerusuhan dalam sepak bola yang paling mematikan yang pernah ada adalah Bencana Nasional Estadio (Peru), Bencana Stadion Olahraga Accra (Ghana), dan Bencana Hillsborough (Inggris) yang semuanya merupakan akibat salah urus polisi.
Bencana Nasinoal Estadio Peru yang terjadi pada 24 Mei 19924 menelan korban jiwa sebanyak 328 orang.
Selanjutnya Bencana Stadion Olahraga Accra di Ghana terjadi tahun 2001 denga jumlah korban jiwa mencapai 126 orang.
Kemudian Bencana Hillsborough di Inggris pada tahun 1989 menelan korban jiwa sebanyak 96 orang.

(*)