Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Karanganyar Terbaru

Batik Ciprat Karya SMKN Jatipuro Karanganyar Terima 300 Lebih Pesanan : Setengahnya Pemkab Wonogiri

Batik ciprat ternyata diminati banyak pihak. Bahkan Setda Pemkab Wonogiri sudah memesan hingga 150 lembar atau potong kain dengan motif batik ciprat

TribunSolo.com/Dok. SMKN Jatipuro
Beberapa kain batik motif ciprat karya pelajar SMKN Jatipuro, Kecamatan Jatipuro, Kabupaten Karanganyar. Batik ciprat ini sudah ramai dipesan. Ada 300 lebih pesanan yang masuk. Sebagian datang dari Pemkab Wonogiri 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Mardon Widiyanto

TRIBUNSOLO.COM, KARANGANYAR - Batik motif ciprat karya dari SMKN Jatipuro Karanganyar langsung laris diserbu pembeli.

Kepala SMKN Jatipuro, Sri Eka Lelana mengatakan sudah ada lebih dari 300 pesanan atas karya siswa-siswanya tersebut.

"Batik ciprat kami, sudah mendapatkan pemesanan lebih dari 300,” papar Sri Eka, kepada TribunSolo.com, Minggu (2/10/2022).

Para pemesan Batik Ciprat tersebut diantaranya Setda Pemkab Wonogiri yang memesan sebanyak 150-an lembar. 

Sri Eka berharap Pemkab Karanganyar juga memesan dan bisa menerima Batik Ciprat karya pelajar.

Baca juga: Asyiknya Senam Massal di CFD Colomadu Karanganyar: Bakar Lemak Puluhan Warga

Baca juga: Sempat Kucing-kucingan, Pembalap Liar di Karanganyar Akhirnya Tak Berkutik, 10 Motor Diamankan

Per potong kain batik berukuran 2,5 meter dibanderol Rp 100 ribu, sedangkan yang 3 meter harganya Rp 125 ribu. 

"Uang hasil penjualan masuk ke anak-anak sehingga hal ini memicu mereka untuk berkarya," katanya. 

Sri Eka sendiri mengatakan pembuatan batik motif ciprat bermula dari peringatan Hari Batik Nasional yang diperingati tiap tanggal 2 Oktober.

Tahun 2022 ini, cara unik yang dilakukan SMKN Jatipuro Karanganyar untuk memperingatinya.

Yakni dengan mengenalkan batik motif ciprat.

Penampakan kain batik motif ciprat buatan pelajar SMKN Jatipuro, Kecamatan Jatipuro, Kabupaten Karanganyar. Batik motif ciprat ini diperkenalkan bertepatan dengan peringatan Hari Batik Nasional yang jatuh pada 2 Oktober
Penampakan kain batik motif ciprat buatan pelajar SMKN Jatipuro, Kecamatan Jatipuro, Kabupaten Karanganyar. Batik motif ciprat ini diperkenalkan bertepatan dengan peringatan Hari Batik Nasional yang jatuh pada 2 Oktober (TribunSolo.com/Dok. SMKN Jatipuro)

Motif batik ciprat pada kain menambah kekayaan corak batik asal Kabupaten Karanganyar

Motif batik ini dibuat pada bentangan kain mori, seperti umumnya batik tulis. 

Namun, pembuatan coraknya bukan dari torehan canting. Melainkan dari aneka warna yang terciprat dari kuas dan menggunakan warga alami.

Menariknya, antar kain batik motif ciprat tak ada yang sama persis. 

Baca juga: Laga UNSA FC vs Persika Karanganyar Ditunda : Tunggu Petunjuk Lanjutan Asprov PSSI Jateng

Baca juga: Mitos Makam Kukun di Jaten Karanganyar: Kawin Gencet hingga Suara Musik Gamelan

Warna dasar kain boleh putih, hitam atau sesuai selera. 

Kemudian, baru cipratan di atasnya memakai warna yang lebih mencolok. 

Setelah proses pewarnaan selesai, berlanjut ke tahapan mencuci dan mengeringkan seperti batik tulis. 

Sri Eka mengungkap alasan memperkenalkan batik motif ciprat di Hari Batik Nasional.

Hal itu dikarenakan pihaknya menyadari kreativitas dalam menghasilkan motif batik tak terbendung dan sisi estetika dilihat dari apresiasi pengguna dan pemerhatinya. 

"Dulu, motif batik terbatas. Tapi sekarang bebas dan lebih kaya, motif ciprat ini sangat menarik, sederhana dan enggak mungkin dikembari, maha karya di tiap lembar kain batik ciprat," ucap Sri Eka.

Sri Eka mengatakan batik dengan motif ciprat ini berawal dari tema pembelajaran produk kreatif dan wirausaha. 

Dalam mata pelajaran tersebut, siswa didorong untuk membuat ide-ide kreatif dan inovasi menghasilkan produk, dengan salah satu yang tengah dipasarkan adalah batik ciprat. 

Sementara itu,Wakil Bupati Karanganyar, Rober Christanto sangat mengapresiasi batik ciprat buatan anak-anak SMKN Jatipuro.

Baca juga: Kisah Tatik Penjual Jamu Keliling di Karanganyar: Jajakan Jamu Gendong di Jakarta Dari Usia 18 Tahun

"Saya akui motifnya sangat bagus dan beragam dan masing-masing batik tentu berbeda coraknya," papar Rober Christanto. 

"Hanya saja, saya berharap ada ciri khas dari Karanganyar yang muncul di batik tersebut, bisa burung perkutut, Gunung Lawu atau Candi Cetho,” tambahnya. 

Rober meminta guru pembimbing dan siswa yang mengerjakannya untuk terus melakukan evaluasi. 

Baik itu segi tampilan maupun bahan.

"Saya pesan 10 potong dengan ada motif dari ciri khas Karanganyar. Jika nanti baik, maka tentu akan banyak pesanan," pungkas Rober.

(*)

 

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved