Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Persis Solo

Ratusan Suporter Persis Solo Bertolak ke Jogja, Ikut Doa Bersama dan Jalin Perdamaian

Ratusan Suporter Persis Solo berangkat ke Jogja hari ini. Mereka membawa pesan damai dan ikut doa bersama untuk tragedi Kanjuruhan.

Penulis: Tara Wahyu Nor Vitriani | Editor: Ryantono Puji Santoso
TribunSolo.com/Tara Wahyu NV
Ratusan suporter Persis Solo bertolak ke Stadion Mandala Krida memenuhi undangan dari elemen suporter Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Brajamusti. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tara Wahyu NV

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Ratusan suporter Persis Solo bertolak ke Stadion Mandala Krida memenuhi undangan dari elemen suporter Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Brajamusti. 

Para suporter berkumpul di Plaza Stadion Manahan sebelum berangkat ke Stadion. 

Acara tersebut untuk doa bersama suporter Yogyakarta atas terjadinya insiden di Stadion Kanjuruhan, Malang pada Sabtu (1/10/2022) malam lalu. 

Para suporter yang terdiri dari berbagai elemen itu memakai kaos hitam dan berangkat tanpa membawa bendera. 

Perwakilan Suporter Pasoepati Mborgodel, Agus Warsoep mengatakan, teman-teman suporter mendapatkan undangan dari suporter DIY untuk menghadiri doa bersama. 

"Nanti teman-teman Jogja akan mengadakan doa bersama di Mandala Krida dan kita juga dapat undangan ke sana. Sore ini kita kesana," katanya, Selasa (4/10/2022).

Agus mengungkapkan, acara tersebut digelar oleh Brajamusti dan disebar ke seluruh komunitas di Kota Solo.

Baca juga: SD Islam Internasional Al Firdaus Solo Gelar Doa Bersama untuk Tragedi Kanjuruhan Malang

"Brajamusti yang menggelar doa bersama di Mandala Krida dan kita secara resmi diundang, komunitas-komunitas Kota solo diundang," jelasnya. 

Hal senada, Presiden Pasoepati, Maryadi Gondrong mengatakan ada ratusan orang yang ikut bertolak ke Jogjakarta. 

"Sekitar 500 orang yang secara estafet akan ikut ke Jogja, nanti bertemu di Kabupaten Klaten dan berangkat bersama," ungkapnya. 

Dirinya, mengungkapkan hadirnya para suporter bisa membawa pesan dan dampak baik. 

Dimana, bisa membuat Brajamusti dan Pasoepati berdamai layaknya Pasoepati dengan Bonek.

"Pada saat perdamaian dengan Bonek ada pro dan kontra dan lambat laun perdamaian dengan Bonek, akar rumput juga sudah menyadari begitu pula perdamaian ini antara pasoepati dan brajamuti dan lainnya," pungkasnya.  

22 Tahun Menanti

Pertemuan dan kesepakatan berdamai antara suporter Persis Solo dengan PSIM Jogja mendapatkan apresiasi.

Satu di antaranya tokoh Pasoepati, Mayor Haristanto.

Mayor yang juga Presiden Pasoepati pertama kalinya itu menyambut baik pertemuan antar dua suporter yakni suporter Persis Solo dan PSIM.

Terlebih, dirinya mengaku sudah puluhan tahun menunggu adanya pertemuan kedua suporter yang mempunyai tensi yang tinggi saat laga Derby Mataram.

"Tentunya kita senang dan menyambut baik, sudah 22 tahun kita menantikannya ini bahkan lebih," kata Mayor kepada TribunSolo.com, Selasa (4/10/2022).

Menurutnya mimpi bisa merukunkan Solo dan Jogja adalah sesuatu yang sudah lama ditunggu-tunggu.

Meskipun, pertemuan yang dilakukan antara suporter itu bukanlah pertemuan resmi.

"Kami sudah berkali-kali untuk merintis itu, tapi rasanya belum ada momen terbaik," ungkapnya.

Menurutnya, di tengah keduakaan di Stadion Kanjuruhan, Malang itu ada keberkahan kecil yang bisa membuat suporter bersepakat damai.

Baca juga: Bertemu di Perbatasan Solo-Jogja, Suporter Persis dan PSIM Berdamai, Kini yang Ada Mataram Is Love

Baca juga: Alasan Panglima TNI Sebut Oknum TNI Tendang Suporter Masuk Tindak Pidana: Bukan Mempertahankan Diri

"Saya berbahagia dan berbangga, kenapa sih kita harus berseteru antara Jogja dan Solo, wong sesama Mataram.

"Saya senang menyambut gembira, suatu saat yok kita diperkuat kan lagi persaudaraan Solo dan Jogja jangan ada luka di antara kita," ungkapnya.

Mayor berharap setelah pertemuan di Klaten itu, akan dikristalisasi sehingga rasa persaudaraan ini semakin kental.

"Ini upaya untuk merukunkan Solo dan Jogja, meski dilihat langkah kecil tapi bagai saya ini langkah besar," paparnya.

Mataram Is Love

Ini adalah sejarah bagi persepakbolaan daerah Mataram.

Ya, suporter Persis Solo dan suporter PSIM Jogja sepakat berdamai untuk menyudahi rivalitas yang sebelumnya selalu berujung duka.

Kini, basis suporter di Lembah Mataram melakukan pertemuan di daerah perbatasan wilayah antara Solo dan Jogja yakni di Kabupaten Klaten.

Pertemuan itu bentuk kasih sayang karena terketuk hatinya usai tragedi suporter di Stadion Kanjuruhan Malang yang menewaskan 127 orang.

Dalam pertemuan itu, terlihat kompak kedua suporter, sembari bernyayi, membentangkan bendera kedua klub hingga menyalakan lilin.

Perwakilan suporter Pasoepati Mboergadoel, Agus mengatakan pertemuan tersebut dilakukan pada Senin (3/10/2022) malam.

Menurutnya awalnya ada dua titik, yakni di Prambanan dan Klaten.

"Jadi kalau soal perdamaian kemarin kan secara personal temen- teman, enggak cuma saya tapi banyak temen dari solo dan Jogja," katanya kepada TribunSolo.com, Selasa (4/10/2022).

Agus mengungkapkan, pada akhirnya para suporter sadar untuk memastikan tak ada revalitas yang mengawa kesedihan, karena sering kali memunculkan korban.

"Walau kejadian kemarin bukan disebabkan pertikaian antar suporter ya," ujarnya.

Baca juga: Monumen Juang 45 Bak Kawanan Semut Hitam, Ribuan Suporter Klaten Doakan Korban Tragedi Kanjuruhan

Baca juga: Harapan Mayor di Ultah Pasoepati, Suporter Persis Solo & PSIM Yogyakarta Berdamai : Damai Itu Enak

Menurutnya, para suporter sadar untuk menyudahi perselisihan antar dua suporter.

"Meskipun Kita belum ada perjanjian atau kesepakatan apa apa karena ini baru obrolan kita ingin menyudahi Mataram Is Blue atau Mataram Is Red tapi sekarang Mataram Is Love," ungkapnya.

Agus mengatakan, meski belum ada ada perdamaian secara resmi, tapis ecara garis besar para suporter telah mendukung perdamaian itu.

"Sudah tidak ada masalah lagi udah saling berdamai secara garis besar seperti itu. Berdamai tapi secara resmi organisasi pertemuan langsung emang belum ada, nggak bisa secepat itu dan tidak semudah itu," terangnya.

"karena kita harus ngobrol-ngobrol dulu, tapi Alhamdulillah respon teman-teman baik baik Solo maupun Sleman-Jogja baik," jelasnya.

Agus mengaku, pertemuan tersebut tidak hanya bertemu dengan Suporter PSIM Jogja saja namun juga Suporter PSS Sleman, Bonex, Aremania dan Pasoepati.

Dirinya berharap, kejadian di Kanjuruhan bisa menjadi pelajaran untuk para suporter.

Suporter Solo Bangun Rumah di Jogja

Suporter Persis Solo, Atok Prayodika sempat memiliki sejumlah rencana sebelum meninggal dunia dalam kecelakaan di Yogyakarta, Jumat (16/9/2022) dini hari.

Atok diketahui tengah membangun rumah di daerah Yogyakarta.

Rumah itu rencananya ditempati mendiang bersama Christiana Pangestuti, sang istri. 

Baca juga: Sosok Atok Prayodika, Suporter Persis yang Tewas Kecelakaan di Jogja : Kecintaan Tumbuh saat SMA

Baca juga: Firasat Istri & Ibu Suporter Persis yang Tewas Kecelakaan di Jogja : Hati Tak Tenang, Deras Berdoa

"Ini sedang bangun rumah," kata bapak mendiang, Suhardi, kepada TribunSolo.com, Sabtu (17/9/2022). 

Pembangunan rumah dilakukan setelah mereka pindah dari Bali ke Yogyakarta, karena penempatan kerja Christiana.

Itu sudah berjalan lebih kurang dua pekan. 

Namun, rumah tersebut kini tidak bisa dihuni mendiang. 

Selain itu, mendiang juga berencana melakukan makan bersama keluarga besar di hari ulang tahunnya yang jatuh pada 22 Oktober 2022. 

Acara makan-makan tersebut sekaligus merayakan hari ulang tahun Christiana yang jatuh pada 16 Oktober 2022.

Baca juga: Kronologi Suporter Persis Tewas di Yogyakarta: Motor Tak Bisa Hindari Elf yang Tiba-tiba Putar Balik

Baca juga: Persis Solo Berduka, Suporter asal Cawas Klaten Meninggal Dunia Kecelakaan di Yogyakarta

"(Niatnya) Makan-makan sama kakak-kakaknya dan orang tuanya," ujar Suhardi. 

Bagi Suhardi, Atok merupakan anak yang memiliki kepribadian yang baik.

Selain itu, Atok dikenal penurut, pekerja keras, dan mandiri. 

"Setelah lulus dari UTP, saat dikasih uang jajan sama orang tuanya, dia tidak mau," jelasnya. 

"Dia coba hidup mandiri dan kerja keras," kata Suhardi. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved