Klaten Bersinar
BPBD Klaten Sulap Sungai Poitan Jadi Taman Edukasi Kebencanaan untuk Anak Usia Dini
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ibnu Dwi Tamtomo
TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten memanfaatkan Sungai Poitan di Desa Jagalan, Karangnongko, Klaten sebagai taman edukasi kebencanaan untuk anak usia dini.
Hal ini dilakukan disaat pelaksanaan bulan Pengurangan Resiko Bencana (PRB) 2022.
Dari pantauan TribunSolo.com di lokasi, terlihat puluhan anak dari memulai kegiatan dengan menerima materi soal kebencanaan oleh anggota BPBD Klaten.
BPBD Klaten menggunakan media video sambil bernyanyi.
Baca juga: Reaksi Ketua NasDem Klaten saat Paloh Umumkan Anies Baswedan Jadi Capres : Patuh,Tak Ada yang Mundur
Baca juga: Liga 3 Resmi Dihentikan Sementara Tanpa Batas Waktu, Pemain PSIK Klaten Tetap Lanjut Jalani Latihan
Selepas itu, puluhan anak melanjutkan kegiatan dengan simulasi kebencanaan seperti melihat alat peraga gunung berapi tentang cara evakuasi agar terlindung dari bahaya awan panas.
Mereka juga diajak untuk mensimulasikan cara menyelamatkan diri saat terjadi gempa hingga terjadi kebakaran.
"Hari ini kami dari BPBD bersama Pemerintah Desa Jagalan melaksanakan uji coba implementasi edukasi kebencanaan untuk anak-anak usia dini terutama untuk TK dan PAUD," kata Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Klaten Sri Winoto, kepada TribunSolo.com, Kamis (6/10/2022).
Hari ini, pihaknya mengundang 2 Taman Kanak-kanak yakni TK Pertiwi dan TKA Aisyiyah yang berlokasi tak jauh dari Sungai Desa Poitan.
Selain pembelajaran, pihaknya juga melakukan simulasi bagi anak-anak untuk beberapa bencana, yakni erupsi, gunung berapi, banjir, tanah longsor, kebakaran, angin topan dan gempa bumi.
Tak hanya itu, dalam kegiatan tersebut anak-anak juga diselipkan edukasi tentang cara pengolahan sampah.
Menurutnya, kegiatan itu merupakan salah satu upaya BPBD dalam membangun kesiapsiagaan serta pengurangan resiko bencana bagi masyarakat Kabupaten Klaten khususnya anak-anak usia dini.
Baca juga: Kuliner Enak Klaten, Coba Rica-rica Mentok Goplo: Bupati Klaten Sri Mulyani Pernah Mampir
Baca juga: Kagetnya Ibu di Klaten, Ditinggal Berobat ke Solo Rumahnya Berantakan, Emas dan Uang Disikat Maling
Dirinya menambahkan bahwa paradigma yang saat ini ada di masyarakat soal penanggulangan bencana sudah mulai bergeser.
Sehingga kesiapsiagaan tidak hanya diperuntukkan saat terjadi bencana saja, namun kesiapsiagaan perlu dipupuk sebelum bencana.
Dengan kata lain saat kondisi alam sedang dalam kondisi normal seperti saat ini.
"(Terlebih lagi) pada anak usia dini yakni di umur TK dan PAUD, daya serap saat menerima pengetahuan tentang kebencanaan ini lebih cepat untuk diserap, sehingga dimungkinkan akan terekam di memori hingga saat dewasa," ungkapnya.
"Keselamatan anak sangat penting, karena anak-anak merupakan aset untuk masa depan bangsa, apalagi di Klaten termasuk daerah rawan bencana," pungkasnya.
Selain kegiatan untuk anak usia dini, pihaknya juga tengah mempersiapkan edukasi kebencanaan melalui satuan pendidikan di tingkat Sekolah Menengah Atas dan Sekolah menengah Kejuruan.
Bupati Klaten Ingatkan Ibu Rumah Tangga Jangan Buang Sampah di Sungai
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten menggelar apel kesiapsiagaan bencana di halaman Pendapa Ageng Kabupaten Klaten, Selasa (4/10/2022).
Kegiatan tersebut digelar dalam rangka Peringatan Bulan Pengurangan Resiko Bencana tahun 2022.
Dalam kesempatan tersebut Bupati Klaten, Sri Mulyani secara khusus menyinggung soal imbas membuang sampah secara sembarangan jadi salah satu faktor penyebab banjir.
"Mengimbau kepada masyarakat terutama kepada ibu rumah tangga untuk membuang sampah di tempatnya. Jangan membuang sampah di sungai. Karena ini dapat menimbulkan bencana," tegasnya.
Baca juga: Alasan Polisi di Klaten Pakai ETLE saat Operasi Zebra Candi : Jika Kena Tilang, Langsung ke Bank
Baca juga: Monumen Juang 45 Bak Kawanan Semut Hitam, Ribuan Suporter Klaten Doakan Korban Tragedi Kanjuruhan
"Dengan pola buang sampah sembarangan itu kita tinggal menunggu waktu saja rencana pasti datang kalau kebiasaan itu tidak ditinggalkan," tambahnya.
Meski di Klaten memiliki relawan sungai yang aktif dalam menjaga ekosistem sungai.
Namun Sri Mulyani menyadari, bahwa jumlah relawan yang ada belum sebanding dengan jumlah sungai yang ada di Klaten.
"Padahal kita juga sudah memiliki relawan sungai, namun karena cakupan sungai yang cukup luas itu tetap kewalahan menghadapi sampah rumah tangga," tegasnya.
Sri Mulyani berharap agar masyarakat mau merubah kebiasaan buruk tersebut. Hal tersebut dilakukan untuk kemaslahatan bersama.
Sri Mulyani juga mengimbau kepada seluruh aparatur pemerintahan, relawan kebencanaan, dan seluruh elemen masyarakat di Klaten untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap perubahan musim dan cuaca ekstrim yang terjadi belakangan ini.
Menurutnya perubahan musim dan cuaca ekstrim turut meningkatkan potensi bencana, seperti angin kencang, tanah longsor, hingga banjir.
“Apel siaga ini menjadi penggunggah sekaligus penyemangat dalam meningkatkan kewaspadaan dari segala kondisi yang mungkin terjadi di kabupaten klaten," katanya.
"Partisipasi dan kontribusi setiap komponen terkait selayaknya untuk dijaga dan dilaksanakan secara berkesinambungan bukan saja sebagai wujud eksistensi kelembagaan tetapi juga wujud tanggungjawab dan pengabdian dalam meringankan beban masyarakat dikala bencana itu datang,” ungkapnya.
Baca juga: NasDem Usung Anies Baswedan Jadi Capres 2024, DPD Klaten Sebut Siap Amankan Keputusan Partai
Baca juga: Jangan Khawatir, Tiket Laga PSIK Klaten vs Persebi Boyolali yang Ditunda Tetap Bisa Digunakan
Sri Mulyani juga mengingatkan masih adanya potensi bencana erupsi dan banjir material Gunung Merapi yang masih mengintai.
Hal ini lantaran hingga saat ini level Gunung Merapi masih berstatus siaga.
“Jadi selain potensi bencana musiman yang harus diwaspadai, masyarakat Klaten juga harus mewaspadai potensi bencana ada dan kita hidup berdampingan dengannya. Yaitu erupsi Gunung Merapi,” katanya.
Ia menjelaskan Klaten merupakan wilayah rawan bencana, bencana nasional gempa bumi tahun 2006 atau bencana erupsi merapi tahun 2010 guna menjadi pelajaran berharga bagaimana pemerintah, warga masyarakat, beserta komponen yang ada harus pandai menyusun kesiap-siagaan.
“Bencana demi bencana mengharuskan kita untuk belajar dan berfikir atas apa yang harus kita lakukan menghadapi kondisi darurat," jelasnya.
"Belajar dari pengalaman terjadinya bencana selama ini bahwa banyaknya korban berjatuhan salah satunya disebabkan oleh kepanikan dan kekurang siagaan masyarakat dalam menghadapi bencana," katanya.
Baca juga: Buntut Tragedi di Kanjuruhan Malang, Pertandingan Liga 3 PSIK Klaten vs Persebi Boyolali Ditunda
Baca juga: Potret Ribuan Jemaah Tumplek Blek Hadiri Pengajian Akbar Ustaz Abdul Somad di Klaten
Dirinya meminta kepada seluruh elemen agar memberikan pemahaman dan pengetahuan terhadap karakter bencana, tata cara bertindak saat bencana datang melanda sangat mungkin dipelajari sebagai langkah antisipasi kepada masyarakat.
Menurutnya, dengan kemampuan dasar tersebut sebagai langkah edukasi untuk menghadapi kondisi-kondisi sulit terutama saat bencana itu tiba.
Apel yang diikuti relawan-relawan bencana dari berbagai lembaga kemanusiaan, personel TNI dan Polri, serta jajaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kabupaten Klaten tersebut dimulai sejak pukul 08.00 WIB.
Dalam kesempatan tersebut, Bupati Klaten, Sri Mulyani secara simbolis menyerahkan peralatan penanganan bencana kepada relawan sebagai tanda kesiapsiagaan bencana.
(*)