Cerita Anak
Cerita Anak Kancil Mencuri Timun, Kisah Kecerdikan Si Kancil Mencuri Timun Milik Pak Tani
Pada kisah Kancil mencuri timun, menceritakan tokoh yang diperankan oleh binatang yang perilakunya menyerupai manusia.
Penulis: Tribun Network | Editor: Naufal Hanif Putra Aji
TRIBUNSOLO.COM - Cerita Kancil mencuri timun merupakan jenis cerita fabel.
Cerita ini termasuk dalam jenis dongeng atau kisah fiksi.
Baca juga: Cerita Anak Malin Kundang : Legenda Anak Durhaka yang Dikutuk Ibunya
Secara umum fabel adalah sebuah karangan yang menceritakan kehidupan binatang yang menyerupai perilaku manusia.
Pada kisah Kancil mencuri timun, menceritakan tokoh yang diperankan oleh binatang yang perilakunya menyerupai manusia.
Berikut cerita Kancil Mencuri Timun.
“Kruukk…krruuk,” Kancil mengelus perutnya yang dari tadi mengeluh lapar, dan tenggorokannya pun sangat kering. Hari amatlah panas. Kancil berjalan sendirian. Tadi dia memang bersama teman-temannya meninggalkan hutan kecil tempat tinggal mereka yang terbakar. Sekarang, teman-temannya sudah meninggalkannya.
Kancil duduk bersandar karena matanya berkunang-kunang. Tiba-tiba ia melihat hamparan hijau. Ya, itu adalah ladang Pak Tani, yang menanami ladangnya dengan ketimun. Air liur Kancil menetes.
“Ah, aku akan memakan timun Pak Tani,” kata Kancil. “Kalau cuma makan sedikit pasti tidak apa-apa.”
Kancil menyusup lewat celah pagar ladang Pak Tani dan mengunyah sebuah ketimun. “Krrss, hmmm, segar sekali.”

“Satu lagi, ah. Lalu aku akan menyusul teman-teman.” Kancil memetik satu lagi, memakannya. Satu lagi, satu lagi, sampai ia kekenyangan dan tertidur. Kancil terkejut karena hari sudah sore. Ia segera meninggalkan ladang itu.
Saat tiba di ladang, Pak Tani kaget melihat ketimunnya banyak yang hilang, hanya tersisa sampah ujung ketimun.. “Aduh, bagaimana ini,” keluh Pak Tani. “Aku tidak jadi panen. Siapa yang berani mengambilnya, ya?”
Bu Tani berkata, “Kita takut-takuti dia dengan orang-orangan, Pak. Siapa tahu, dia tidak berani datang lagi.”
“Ide bagus, Bu. Ayo, kita buat sekarang.”
Mereka membuat orang-orangan dari jerami dan menggunakan baju bekas dan caping Pak Tani.
Esok harinya, Si Kancil memasuki ladang itu lagi.