Tragedi Kanjuruhan
Ini Sosok Penjual Dawet yang Mengaku Jadi Saksi Tragedi Kanjuruhan, Kini Minta Maaf Setelah Viral
Suprapti kemudian meminta maaf kepada pihak keluarga Nawi terkait kesaksian saat Tragedi Kanjuruhan yang viral dalam bentuk voice note itu.
Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
Sempat Beredar Kesaksian 'Penjual Dawet' saat Tragedi Kanjuruhan, Sebut Aremania Minum Alkohol

Sebelumnya, beredar sebuah voice note dari seorang perempuan yang mengaku sebagai penjual dawet di sekitaran Stadion Kanjuruhan dan memberi kesaksian atas tragedi tersebut.
Ia menyebut bahwa gas air mata yang dilontarkan oleh kepolisian tidak seberapa.
Hanya saja, dirinya mengatakan Aremania justru berdesak-desakan dan saling injak.
"Yang lebih parah itu, akhirnya mereka (Aremania) uyel-uyelan (desak-desakan), uyel-uyelan keluar karena menghindari gas air mata,' ujarnya dalam voice note itu.
"Nah gas air matanya sebetulnya gak terlalu anu (banyak -red) kok. Cuman ini, uyel-uyelane karo sodok-sodokane karo jejek-jekane (desak-desakan dan dorong-dorongan serta injak-injaknya) sesama suporter," imbuhnya.
Baca juga: Beberapa Gas Air Mata Ditemukan di Stadion Kanjuruhan Kadaluarsa, Polisi: Justru Kadarnya Berkurang
Kemudian, perempuan tersebut mengaku berjualan dawet di dekat pintu 3 Stadion Kanjuruhan dan melihat adanya anak kecil terjepit.
Lalu, katanya, anak kecil itu ditolong oleh polisi bernama Arif.
"Terus di pintu 3, sebelah kiri warung saya itu ada anak terjepit, ada anak kecil terjepit. Dari situ awalnya ditolonglah sama polisi, Pak Arif namanya, orang Batu, polisi Batu," jelas wanita itu.
Selanjutnya, perempuan itu menuding bahwa Aremania mengkonsumsi alkohol saat menyaksikan pertandingan.
Perempaun tersebut juga menyebut korban meninggal dunia berbau alkohol.
"Terus ditolong dia dilindungi, dibawa. Tapi wong suporter sakdurunge wes ngombe kabeh (sebelumnya supporter sebelumnya sudah minum (alkohol) semua)."
"Yang meninggal itu banyak yang berbau alkohol," kata perempuan itu.
Rekaman itu pun menimbulkan hujatan dari Aremania karena dinilai menggiring bahwa tragedi Kanjuruhan bukan disebabkan karena gas air mata tetapi saling berdesakan dan terinjak-injak sesama suporter.
Dikutip dari Kompas.com, pada pintu 3 yang disebut perempuan itu tempat dirinya berjualan dawet, justru ditemukan toko meubel.
Baca juga: Bikin Kondisi Korban Parah, Gas Air Mata Tragedi Kanjuruhan Diduga Kedaluwarsa, Ini Komentar Polisi