Berita Boyolali Terbaru
Guru Agama Perempuan di Boyolali Kepergok Pangku-pangkuan dengan Murid, Berduaan di Ruang Khusus
Aksi guru tidak tetap ini mencoreng dunia pendidikan di Boyolali. Akibat tindak tanduknya, guru tersebut langsung diputus kontraknya oleh sekolah
Penulis: Tri Widodo | Editor: Vincentius Jyestha Candraditya
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tri Widodo
TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - Dunia pendidikan menengah atas di Boyolali tercoreng.
Seorang guru perempuan diduga melakukan perbuatan tak senonoh dengan salah satu muridnya saat jam pelajaran.
Mirisnya, guru tersebut merupakan guru agama.
Informasi yang dihimpun TribunSolo.com, perbuatan itu dilakukan pada Senin (24/10/2022).
Baca juga: Viral di Karanganyar, Video 19 Detik Berisi Sejoli Tengah Mesum di Tepi Waduk Delingan Siang Bolong
Saat itu, dari kaca jendela ada siswa yang melihat adegan tak senonoh yang dilakukan seorang guru bersama siswa di dalam sebuah ruangan.
Siswa yang melihat ketidakpatutan di lingkungan pendidikan itu langsung melapor ke guru bimbingan konseling (BK) setempat.
Kepala sekolah setempat, S membenarkan peristiwa itu.
"Guru perempuan. Guru agama itu kan punya ruang sendiri. Kalau ngajar itu di ruang sendiri gitu," kata S, kepada TribunSolo.com, Selasa (1/11/2022).
"Ruangannya itu ruang kaca, sehingga dari luar itu kelihatan. Dan itu, istilahnya kaya pangkon (memangku) atau bermesraan di ruangan itu (guru dan siswa)," katanya.
Baca juga: Nasib 2 ABG di Bawah Umur yang Tepergok Mesum di Kamar Mandi Masjid Boyolali, Beruntung Tak Dimassa
"Terus ada yang tahu lapor guru BP kemudian kami proses ," jelasnya.
Guru dan siswa tersebut sudah dipanggil untuk klarifikasi.
Keduanya mengaku aksi tak terpuji itu baru pertama kali dilakukan.
S menjelaskan, guru agama perempuan berusia 30-an tersebut baru bekerja tiga tahun di sekolahnya.
Baca juga: Urusan Malu Nomor Sekian, Gelapnya Kompleks Stadion Manahan Akhirnya Jadi Spot Andalan Sejoli Mesum
Sanksi tegas pun diberikan kepada guru tidak tetap (GTT) tersebut dengan memutus kontrak yang bersangkutan.
"Kami sudah panggil orangtuanya, sudah menerima. Sudah kami arahkan baiknya agar si anak jangan sampai drop out (DO) ataupun putus sekola," katanya.
"Agar tidak ada beban mental juga saat sekolah. Intinya, masalah ini sudah selesai. Guru yang bersangkutan juga sudah tidak mengajar di sini," pungkasnya.
(*)