Berita Sragen Terbaru
Penjelasan Guru di Sragen yang Rundung Siswinya Gegara Tak Berjilbab, Sebut Hanya Mengingatkan
Guru Matematika di SMAN 1 Sumberlawang buka suara soal tudingan perundungan, dia mengaku hanya mengingatkan
Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Ryantono Puji Santoso
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari
TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Suwarno (54) seorang guru matematika di SMAN 1 Sumberlawang, Sragen buka suara terkait kasus yang menimpa dirinya.
Dikabarkan sebelumnya, Suwarno dianggap merundung siswinya yang tak memakai jilbab, Z (15) yang tinggal di Kecamatan Miri.
Ditemui di sekolahnya, Suwarno mengatakan tak berniat melakukan perundungan yang dimaksud.
Awalnya, Suwarno mendapati seorang siswi, yang ketika ditanya malu pergi ke masjid untuk menjalankan salat Zuhur berjamaah karena tidak memakai jilbab.
Karena itulah, ia mencoba memberikan pemahaman kepada siswinya terutama, bahwa memakai jilbab itu perintah Allah.
"Pada saat itu, ada satu anak yang tidak memakai jilbab, saya tanya itu malu ke masjid, karena tidak pakai jilbab," katanya saat ditemui TribunSolo.com, Kamis (10/11/2022).
"Ketika di kelas, saya tidak menyebut nama anak itu, tapi saya hanya menyampaikan ajaran memakai jilbab, jika memakai jilbab bukan mengikuti mode, tapi berjilbab mengikuti syariat islam," tambahnya.
Ia menganggap seorang murid SMA sudah mencapai usia baligh, dimana sesuai dengan ajaran Islam maka dianjurkan untuk menerapkan syariat islam, salah satunya memakai jilbab.
Cara mengajarnya ialah dengan menyisipkan ajaran-ajaran bernilai karakter dan akhlak sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
"Kan ada di dalam RPP, jadi dalam bidang studi diselipkan nilai karakter, nilai karakter itu bagaimana anak punya karakter yang baik," terangnya.
Baca juga: Gegara Tak Pakai Jilbab, Siswi Kelas X di Sumberlawang Sragen Dirundung Guru Matematika
"Dan diantara karakter itu, yang saya maksud adalah karakter berakhlak pada sang Pencipta, salah satu diantaranya mengajak salat zuhur dan ashar berjamaah di masjid, berlaku baik dengan temannya, saling menyapa, tidak boleh mencuri, itu saya berikan cuma 5-10 menit," jelasnya.
Maka sebelum memulai belajar matematika, ia meminta kepada seorang siswa laki-laki untuk membacakan ayat Al-Quran surat Al-Azhab ayat 59.
"Kemudian anak yang tidak pakai jilbab saya suruh baca terjemahannya, supaya tahu kalau itu perintah Allah, bukan karena gaya mode, biar anak-anak menyadari sendiri," kata Suwarno.
Menurutnya, setelah kejadian itu, proses belajar mengajar berlangsung lancar dan biasa saja, tanpa menyadari jika perbuatannya itu menyinggung perasaan siswinya.