Muktamar Muhammadiyah
Lintasi Daratan & Seberangi Lautan, Warga Batanghari Ini Rela Sambangi Muktamar Muhammadiyah di Solo
Ramlan (62) tetap bersemangat menghadiri Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah yang digelar di Solo meski jaraknya jauh dari kampung halaman
Penulis: Mardon Widiyanto | Editor: Vincentius Jyestha Candraditya
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Mardon Widiyanto
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Semangat warga Muhammadiyah untuk datang dan mengikuti rangkaian acara Muktamar Muhammadiyah di Solo tak pernah ada habisnya.
Bahkan usia senja hingga jarak bukanlah penghalang.
Ramlan (62) salah satunya, dia rela datang jauh-jauh dari Pulau Sumatera.
Warga Muhammadiyah asal Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi itu berangkat menuju Solo menggunakan transportasi darat dan laut.
Baca juga: Muktamar Muhammadiyah Tahun ini Digelar di Solo, Berikut Daftar Kota yang Pernah Jadi Tuan Rumah
Baca juga: Lalu Lintas di Jalan Adi Soemarmo Padat, Bus Berisi Penggembira Muktamar Muhammadiyah Kuasai Jalanan
Tak sendirian, Ramlan datang bersama 20 orang lainnya dari Kabupaten Batanghari.
Mereka menggunakan bus dan berangkat pada Rabu (16/11) lalu.
"Lama perjalanan dari Batanghari sampai ke Solo sekira tiga hari dua malam," ucap Ramlan, kepada TribunSolo.com, Sabtu (19/11/2022).
Karena Pulau Sumatera dan Pulau Jawa terpisahkan oleh laut, tentu saja Ramlan harus menyeberang.
Dari pelabuhan Bakauheni, Lampung dia menuturkan pihaknya menyeberang dengan tujuan Pelabuhan Merak.
Baca juga: De Tjolomadoe Jadi Sasaran Ribuan Penggembira Muktamar Muhammadiyah, Ternyata Tertarik Ikuti MITE
Baca juga: Kaesang dan Erina Gudono Sibuk di Jakarta Bareng Raffi Ahmad, Tak Ikut Muktamar Muhammadiyah di Solo
"Sesampainya di pelabuhan Merak, kemudian kami menuju ke Jakarta pukul 20.00 dan menginap semalam, setelah itu, lanjut jalan ke Solo dan sampai Jumat sore pukul 18.00," ungkap Ramlan.
Ramlan menilai dalam pelaksanaannya, Muktamar Muhammadiyah-Aisyiyah terutama acara pembukaan berjalan baik.
Meski demikian, faktor kemacetan yang timbul seharian di sekitar muktamar jadi catatan.
"Pelayanan tuan rumah apik, cukup bagus, pelaksanaan bagus, pembukaan juga meriah, namun karena ada faktor tempat semua se-Indonesia datang, sehingga macet tak terhindarkan," ujar Ramlan.
"Kami membawa total 21 orang, masing-masing terdiri penggembira 14 orang, 7 orang utusan," ujar Ramlan.
(*)