Muktamar Muhammadiyah
Catatan Aktivis Muda : Jelang Pemilu 2024, Jangan Bawa Nama Muhammadiyah untuk Dukung-mendukung
Muhammadiyah jangan sampai terjebak dalam pusaran politik menjelang Pemilu 2024 mendatang.
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ahmad Syarifudin
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Muhammadiyah jangan sampai terjebak dalam pusaran politik menjelang Pemilu 2024 mendatang.
Aktivis Muda Muhammadiyah, Azaki Khoiruddin menegaskan jangan sampai Muhammadiyah menjadi alat untuk memobilisasi massa mendukung pasangan calon tertentu.
"Muhammadiyah menerapkan politik kebangsaan. Yang kasak-kusuk biar partai jangan Muhammadiyah," jelasnya saat konferensi pers di Edutorium KH Ahmad Dahlan UMS Sabtu (19/11/2022).
"Jangan sampai Muhammadiyah partisan. Harus di tengah dan netral. Jangan bawa-bawa Muhammadiyah pada politik dukung-mendukung," terangnya.
Hal ini menjadi salah satu pembahasan dalam isu strategis sebagai rangkaian acara Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah.
"Di isu strategis ada soal pemilu 2024 politik dilakukan berkeadaban," tuturnya.
Dia menambahkan, sebagai sebuah organisasi masyarakat (ormas) islam Muhammadiyah tidak didesain sebagai sebuah organisasi partisan.
"Tidak diciptakan untuk memenangkan tokoh," jelasnya.
Baca juga: Suasana Terkini Edutorium UMS di Hari Terakhir Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah
Baca juga: Kisah Mukhtar Dapat Kaus dari Jokowi di Solo: Gak Nyangka, Perjuangan Berebut dengan Orang Lain
Tujuh Arah Muhammadiyah
Pleno pertama Muktamar ke-48 Muhammadiyah dibuka langsung Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, Sabtu (19/11/2022).
Pleno digelar di Edutorium KH Ahmad Dahlan UMS yang dimulai sekitar pukul 15.15 WIB.
Memulai acara pleno, Haedar Nashir menyampaikan pidato iftitah di depan 2.700an peserta pleno.
Pertama ia menyampaikan belasungkawa terhadap tokoh-tokoh Muhammadiyah dan Aisyiyah yang telah berpulang.
Topik yang Haedar Nashir bawakan berkaitan dengan gerak berkemajuan dalam menghadapi pandemi Covid-19.