Gempa Bumi di Cianjur
Kesaksian Warga Korban Gempa Cianjur : Dengar Suara Gemuruh Hebat, Mengira Dunia Bakal Kiamat
Warga korban gempa bumi di Cuanjur tak menyangka tiba-tiba bumi berguncang dan suara gemuruh terdengar dari kejauhan.
Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
TRIBUNSOLO.COM, CIANJUR - Bagaimana dahsyatnya gempa bumi yang menewaskan ratusan orang dibeberan sejumlah warga.
Mereka menceritakan detik-detik terjadinya gempa bumi dengan kekuatan 5,6 magnitudo yang mengguncang wilayah Cianjur pada Senin (21/11/2022).
Salah satunya adalah Elis, warga Tunggilis Wetan, Desa Ciputri, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Elis sedang melakukan aktivitasnya di sawah ketika gempa bumi datang.
Baca juga: Longsor akibat Gempa Cianjur Timbun Angkot Berisi 15 Siswa, Sampai Kini Korban Belum Ditemukan
Dia tak menyangka, tiba-tiba bumi berguncang dan suara gemuruh terdengar dari kejauhan.
Hal itu membuat Elis kebingungan dengan apa yang terjadi.

Bahkan terlintas di pikirannya, saat itu merupakan pertanda bumi ini akan berhenti berputar.
"Saya kan lagi di sawah. Ada suara geleger gitu, suara getaran. Ada asap juga dari jauh saya lihat,. Astagfirullahaladzim (Aku memohon ampun kepada Allah) kiamat sambil nangis aku teh kaget," kata Elis menceritakan kejadian saat itu ketika ditemui TribunnewsBogor.com di RSUD Cimacan pada Senin malam.
Baca juga: Pilu Dinar Candy, Adiknya Hilang Setelah Gempa Cianjur, Beri Imbalan Bagi Siapapun yang Menemukan
Elis pun bergegas untuk pulang ke rumahnya.
Tubuh Elis langsung lemas saat melihat banyak rumah tetangganya yang ambruk usai diguncang gempa.
Sepanjang perjalanan menuju rumahnya, ia mendapatkan kabar tak sedap dari tetangganya yang berhamburan ke luar rumah dan berkumpul.
Tetanggnya melaporkan jika ibu Elis tertimbun reruntuhan bangunan.
"Pas pulang ke rumah kata orang sing sabar. Umi (ibu) belum ketemu, sampe tiga jam engga ada, ketiban tembok," katanya.
Baca juga: Kisah Pilu 6 Murid Madrasah, Tewas saat Belajar karena Tertimpa Reruntuhan Gempa Cianjur
Perasaan sedih, resah, dan gelisah bercampur aduk dibenak Elis saat itu.
Elis saat itu hanya bisa berdoa kepada yang maha kuasa agar orang tuanya bisa ditemukan dalam keadaan selamat.