Bom di Bandung
Pandangan Pengamat Soal Bom Bunuh Diri di Mapolsek Astana Anyar, Pelaku Diduga dari Kelompok ISIS
Pengamat terorisme memandang aksi ini diduga dilakukan oleh kelompok ISIS. Mereka memanfaatkan momen untuk menarik perhatian.
Penulis: Ibnu DT | Editor: Ryantono Puji Santoso
Liputan Wartawan TribunSolo.com, Ibnu Dwi Tamtomo
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Aksi teror bom yang terjadi di Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (7/12/2022) pagi mengagetkan masyarakat.
Teror tersebut terjadi dalam hitungan hari jelang persiapan pernikahan, Putra Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep dan Erina Gudono.
Pertanyaan yang muncul di masyarakat, apakah ini bentuk peringatan dari kelompok terorisme kepada Pemerintah atau Kepolisian RI?
Pengamat Terorisme sekaligus akademisi, Amir Mahmud mengungkapkan pandangannya.
Menurutnya, aksi teror yang dilakukan, merupakan mata rantai yang terjadi di beberapa negara yang dikenal dengan perjuangan global.
"Mereka ini tidak mengenal peringatan, karena mereka sudah mendoktrin bahwa penghambat atau penghalang dari penegakan misi dia, maka mereka adalah musuh dia (togut)," papar Amir.
"Dalam hal ini kepolisian yang bersinggungan langsung dengan kelompok mereka," tegasnya.
Baca juga: Antisipasi Teror Bom di Bandung, Kapolres Boyolali Instruksikan Anggota Tingkatkan Kesiagaan
Dengan tugas kepolisian dalam hal ini Densus 88 yang bertugas untuk menangani kelompok terosis secara langsung.
Membuat Polisi menjadi target sasaran lantaran dinilai menghalangi misi mereka.
Amir menduga pelaku teror tersebut dari kelompok ISIS, hal tersebut terlihat dari foto yang beredar dari stiker yang tertempel di kendaraan terduga pelaku.
"Dari (kelompok ISIS) tidak mengenal situasi (tertentu) namun bisa menjadikan momen tertentu agar ramai, supaya (memicu) konflik," terangnya.
Dirinya menerangkan bahwa ISIS selain membangun jaringan di berbagai lini, tapi mereka menguatkan tindakannya pada aksi teror yang selama ini terjadi.
"Jadi bagi siapapun kita harus mewaspadai akan aksi-aksi yang suatu ketika akan muncul," tegasnya
"Apalagi di Solo Raya ini terjadi penangkapan 4 orang, mereka dari Solo semua, ditambah yang tadi ini," papar dia.
"Jadi bisa saja dia mengacaukan saat ada (pernikahan Kaesang)," pungkasnya.
Menurutnya kelompok ini tidak memiliki tanggal khusus saat beraksi, namun mereka memanfaatkan momentum dalam melancarkan aksi untuk mendapatkan perhatian. (*)