Pernikahan Kaesang dan Erina
Mengulik Busana Kaesang hingga Jokowi di Acara Tasyakuran, Sudah Sesuai Pakem Busana Adat Surakarta?
Penampilan Kaesang Pangarep dan sang istri beserta Presiden Jokowi dan keluarga turut menarik perhatian masyarakat.
Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Vincentius Jyestha Candraditya
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Upacara pernikahan Kaesang Pangarep dan Erina Gudono menggunakan prosesi adat di era Mataram Islam.
Prosesi itu nampak dari rangkaian acara, baik yang digelar di Yogyakarta maupun Kota Solo.
Penampilan Kaesang Pangarep dan sang istri beserta Presiden Jokowi dan keluarga turut menarik perhatian masyarakat.
Dalam acara sesi pertama tasyakuran pernikahan Kaesang-Erina di Pura Mangkunegaran, Kaesang Pangarep nampak mengenakan beskap kanarendran, sedangkan sang istri memakai kebaya yang menjulur sampai ke lantai.
Baca juga: Warga Solo ini Tak Diundang Kaesang Tapi Tetap Datang, Rela Meski Hanya Nonton via Layar Tancap
Sedangkan, Presiden Jokowi beserta Gibran Rakabuming, Bobby Nasution dan keluarga lainnya menggunakan beskap bewarna hitam.
Di hari bahagia ini, mengapa keluarga Presiden Jokowi memilih beskap dan kebaya serba hitam?
Pemerhati Sejarah dan Budaya Kota Solo, KRMT L Nuky Mahendranata Nagoro mengatakan busana adat yang gelap memang biasa dipakai oleh masyarakat biasa diluar lingkungan keraton.
"Motif hitam atau warna gelap itu biasanya dipakai untuk masyarakat biasa, atau pangkatnya belum tinggi, kalau keluarga raja atau raja itu sendiri memakai beskap berwarna terang untuk sowanan," ujarnya kepada TribunSolo.com, Minggu (11/12/2022).
Busana yang dikenakan Kaesang dan Erina itu merupakan busana yang biasa dikenakan oleh raja dan ratu.
Baca juga: Kaesang Kenakan Penutup Kepala Songkok Senopaten, Simbol Panglima Perang
Dengan begitu, bisa diibaratkan pengantin baru itu merupakan ratu dan raja sehari.
"Itu istilahnya busana raja dan ratu, tapi berprada, bisa diibaratkan Kaesang dan Erina jadi raja dan ratu sehari," katanya.
Sedangkan, pakaian yang dikenakan Presiden Jokowi dan saudara yang lainnya berbeda, yakni menggunakan beskap.
Beskap yang dikenakan Presiden Jokowi merupakan busana adat Jawa yang sudah dimodifikasi dengan perkembangan zaman.
"Tapi, kalau yang dipakai Jokowi itu modelnya beskap dan memakai prada, itu sebenarnya bukan pakemnya di model pakaian adat Surakarta, model prada itu biasanya dipakai di Yogyakarta," terangnya.
"Jadi itu merupakan beskap yang tidak pakem atau modifikasi di zaman modern atau zaman sekarang," imbuhnya.
Baca juga: Momen Megawati Tiba di Tasyakuran Pernikahan Kaesang dan Erina : Gandeng Puan Lanjut Gandeng Gibran
Kemudian, kebaya yang dipakai Iriana dan keluarga wanita juga biasanya dikenakan oleh para permaisuri raja.
"Model kebaya yang dipakai Iriana dan Selvi itu hanya boleh dipakai oleh permaisuri raja, itu tidak boleh dipakai oleh orang biasanya sebenarnya," terangnya.
"Jika masyarakat biasa kebaya yang dipakai yang pendek," imbuhnya.
Meski begitu, dengan perkembangan zaman, aturan pakaian adat itu tidak lagi menjadi masalah apabila dipakai diluar lingkungan keraton.
Menurut Kanjeng Nuky, apabila pakaian tersebut dipakai saat zaman dulu akan dilarang.
Namun, sekarang kadang banyak perias manten yang mengarahkan pakaian tersebut cocok dan terlihat bagus.
"Sebenarnya dulu tidak boleh, karena semakin kesini semakin terdegradasi atau semakin kabur pengetahuan masyarakat mengenai pakaian adat Jawa," ujarnya.
"Disayangkan sekali banyak perias juga mengarahkan pakai ini saja bagus, tapi nggak papa karena diluar keraton, kalau dulu seperti itu, misalkan tetangga ada kerabat keraton akan langsung dimarahi," pungkasnya.
(*)